Liputan6.com, Jakarta - Grup musik Debu mengalami kecelakaan maut pada Senin (18/4/2022) dini hari. Dalam peristiwa yang terjadi di KM 837.200 Tol Probolinggo arah Pasuruan ini, dua orang dinyatakan tewas. Keduanya bukan personel Debu.
Namun, salah seorang personel Debu, Daood mengalami patah tulang dan rencananya akan dioperasi. "Daood patah tulang kaki, tapi Alhamdulillah keadaan stabil. Dia lagi dipindahkan ke Surabaya untuk dioperasi," ujar Ibrahim selaku teman keluarga, dikutip dari kanal Showbiz Liputan6.com.
Advertisement
Baca Juga
Hingga kini, Daood Debu masih belum melewati masa kritisnya. Manajer pun minta doa untuk keselamatan dan kesembuhan Daood. "Kondisi masih kritis, jadi mohon doanya," Ibrahim mengakhiri pernyataannya.
Debu merupakan kelompok pemusik muslim Sufi yang anggotanya berasal dari berbagai negara. Mereka pertama kali tampil pada 2001, didirika di Amerika Serikat (AS) dan kemudian berbasis di Indonesia sampai saat ini.
Dilansir dari berbagai sumber, Debu saat ini beranggotakan 12 orang, masing-masing 6 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Sebagian besar personel Debu berasal dari AS, tapi ada juga anggota yang berasal dari Swedia, Inggris, dan Indonesia.
Musik yang dimainkan Debu kaya nuansa dengan dentaman rebana pada paduan alunan irama ala Timur Tengah, country, bahkan jazz dan world music. Sedangkan lirik-lirik lagunya terkesan sufistik, mistis, lahir dari kalbu yang mabuk cinta dan kerinduan pada Allah SWT.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hijrah ke Indonesia
Kelompok musik ini di bawah bimbingan Syekh Fattaah, pendiri Debu sekaligus guru tasawwuf mereka. Saat di AS, nama kelompok musik mereka adalah Dust on the Road atau Debu di Jalanan.
Personel Dust on the Road adalah orangtua sebagian besar personel Debu yang sekarang. Mereka hijrah ke Indonesia pada 1999. Setelah di Indonesia, mereka mengubah nama mereka menjadi Debu dengan perubahan formasi.
Beberapa personel terdahulu adalah pengajar di pesantren milik Universitas Muslim Indonesia di Makassar. Album pertama Debu adalah Mabuk Cinta (2003) dalam dua bahasa, bahasa Indonesia dan bahasa Arab.
Album ini berisi 10 lagu termasuk single pertama, "Cinta Saja". Setahun kemudian mereka merilis album kedua bertajuk Makin Mabuk (2004) dalam dua bahasa, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Â
Advertisement
Album Berbagai Bahasa
Album itu berisi 13 lagu, antara lain "Pesta Asyik", "Angin Sepoi-sepoi", "Astagfirullah", "Ayolah Jiwa yang Tenang", "Biduan IstanaNya", "Gerbang Tol", "Mabuk-Mabuk", "Salawat Buat Ahmad", serta "Ucapkanlah Bersama".
Pada 2006, Debu kembali merilis album ketiga bertajuk Nyawa dan Cinta (2006). Tak seperti dua album sebelumnya, album ini hanya berisi lagu dalam bahasa Indonesia saja.
Setahun kemudian Debu kembali merilis album bertajuk Gubahan Pecinta (2007). Album ini berisi 13 lagu dalam bahasa Indonesia, bahasa Turki, bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Tionghoa, dan bahasa Italia.
Pada tahun yang sama, Debu juga merilis album yang menjadi album dalam bahasa Turki pertama mereka. Album ini bertajuk Hep Beraber (Ucapkanlah Bersama).
Pendiri Debu Tutup Usia
Terakhir, Debu merilis album kompilasi bertajuk ‘Ramadhan Penuh Cinta’ pada 2018 yang didukung sejumlah musisi top Indonesia seperti Opick, Sabyan, Sandhy Sondoro dan Virgoun.  Setelah itu, mereka lebih banyak tampil di berbagai konser dan acara televisi.
Pendiri grup musik Debu, Syekh Fattaah, meninggal dunia pada Sabtu, 26 Mei 2018. Kabar tersebut diketahui lewat pesan percakapan yang beredar di kalangan awak media.
"Innalillahi wa innailaihi rajiuun. Telah berpulang ke rahmatullah pendiri grup Debu, Guru Besar dan ayah kami Syekh Fattaah tadi sore 10 Ramadan 1439 H," demikian bunyi pesan yang beredar di kalangan awak media. Almarhum Syekh Fattah kemudian dimakamkan di daerah Sukajaya, Cigudek, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Personel Debu saat ini terdiri dari Daood Abdullah (drum), Fatimah Husniah (baglama (saz), biola), Layla Wafiyah (harpa, kanoon, tambur & vokalis), Ali Mujahid Abdullah (bass & backing vocal), Kumayl Mustafa Daood (vokalis utama, oud, biola, komposer & pengaransir), Naimah Mahmoud (mandolin, perkusi, oud), Shakur, Binhassan Ali (perkusi dan biola), Najmah Hakimah (santur & biola, instruktur vokal, komposer), Naseem Nahid DeVoe (perkusi, peman riq), Muhammad Saleem (seruling, perkusi, vokalis), Shakurah Yasirah (biola, saz), dan Abdul Wahab (perkusi).
Advertisement