Liputan6.com, Jakarta - Salah satu dampak kondisi pandemi Covid-19 adalah banyak klinik dokter gigi yang memutuskan berhenti praktik sementara. Hal itu dilakukan untuk menghindari penularan virus corona melalui droplet, sehingga konsultasi dokter gigi lebih sering dilakukan secara virtual.
Dokter gigi spesialis prostodonsia, drg. Andy Wirahadikusumah, Sp. Pros., mengungkapkan sejumlah masalah gigi dan mulut yang paling sering dikeluhkan oleh pasien selama pandemi.
"Saat pandemi yang konsultasi online dan keluhan paling sering adalah sakit gigi karena ada infeksi," ucap dokter Andy saat acara temu media di Toot & Co Dental Clinic, Jakarta Selatan, Senin, 6 Juni 2022. Selain itu, ia menemukan satu fenomena yang menurutnya mengkhawatirkan, yakni tidak sedikit pasien yang baru berusia rata-rata 30-an tapi sudah mengalami hilang gigi hingga dua bahkan lebih.
Advertisement
Baca Juga
Tidak sedikit pula masyarakat yang belum terbiasa kontrol ke dokter gigi, padahal anjurannya dilakukan setiap enam bulan sekali. "Saya juga praktik di beberapa rumah sakit. Selama ini selalu ada dua tipe pasien. Pertama, yang rutin berkunjung ke dokter gigi walaupun tidak ada masalah, dalam artian nggak sakit gigi, nggak ada ngilu," kata dokter Andy.
"Jadi, memang aware setiap 6 bulan sekali rutin bersihkan karang. Ada juga satu lagi yang datang kalau sudah benar-benar sakit. Sudah minum obat pun nggak reda sakitnya," lanjutnya.
Ia menambahkan, dengan rutin kontrol ke dokter gigi setiap enam bulan sekali bisa mencegah terjadi masalah gigi yang lebih berat. Kalaupun ada masalah, bisa dideteksi dan ditangani dengan lebih cepat, sehingga secara waktu pengobatan bisa lebih singkat dan biaya juga lebih rendah.
"Sebenarnya kalau datang ke dokter gigi kerusakan berat bisa dicegah. Kalau masih takut, minimal bisa secara online. Kita bisa lihat (kondisi gigi) harus dicabut atau bersihkan karang," terangnya lagi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Konsultasi Gratis
Untuk langkah berikutnya, tetap harus datang untuk perawatan. Setidaknya masyarakat sudah tahu dulu perawatan apa saja yang harus dilakukan dan apa penyebabnya.
Head of Professional Marketing Beauty and Personal Care Unilever Indonesia drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc., menambahkan, kini masyarakat bisa lakukan konsultasi gratis dengan dokter gigi melalui layanan teledentistry.
Layanan tersebut bisa diakses melalui pesan whatsApp di nomor 0878-8876-8880 atau dengan memindai QR code pada kemasan produk Pepsodent Pencegah Gigi Berlubang. Setelah memindai QR code tersebut, setiap konsumen dapat langsung mengakses layanan teledentistry 'Tanya Dokter by Pepsodent' kapan saja saat butuh.
"Layanan itu 24 jam kita standby. Jadi masyarakat tidak perlu bingung kalau ingin konsultasi dengan dokter gigi," ujar dokter Mirah.
Masalah gigi bisa tampak sederhana pada awalnya. Namun, saat masalah awal tersebut tidak segera ditangani, maka dampaknya bisa sampai komplikasi. Menurut dokter Andy, saat mengalami sakit, misalnya, penderita tidak langsung mencari tindakan perawatan. Infeksi pun bisa meluas.
Advertisement
Menjalar ke Jantung
Infeksi tersebut bisa bersifat akut maupun kronis. Dengan adanya rasa sakit, tubuh memberi sinyal bahwa gigi sudah ada masalah infeksi. "Jadi harus segera mencari pengobatan, jika tidak, tentu infeksi bisa meluas, membesar, dari yang tadinya abses, jangka panjangnya bisa kista," jelas dokter Andy.
Jika awalnya hanya cukup satu gigi yang timbul kista, itu bisa menjalar ke gigi di sekitarnya. Nantinya, prosedur bedah tentu akan mengambil gigi yang bermasalah beserta tulangnya.
Jadi, masalahnya semakin kompleks karena semua operasi harus dilakukan. Infeksi gigi juga bisa menjalar ke organ lainnya, salah satunya jantung, karena gigi dan pembuluh darah saling berkesinambungan. Bakteri di gigi bisa lari ke jantung. Problem yang awalnya terlihat kecil, tapi karena tidak langsung ditangani, maka kerusakannya lebih kompleks.
"Daripada menunda pengobatan, lebih baik rutin periksa, seperti enam bulan sekali. Ada masalah, langsung tangani," kata dokter yang juga dosen di Universitas Trisakti tersebut.
Rutin Kontrol
Perawatan harian yang perlu dilakukan ialah membersihkan gigi dua hari sekali setelah sarapan dan sebelum tidur. Pembersihan berkala ke layanan kesehatan juga akan membantu menjaga kesehatan gigi. Faktanya, kesadaran masyarakat untuk melakukan kebiasaan baik tersebut masih rendah.
Alhasil, permasalahan gigi dan mulut tidak terelakkan bahkan terekskalasi seiring waktu. Rata-rata masyarakat Indonesia sudah kehilangan 11 gigi tetap pada usia 65 tahun.
Mengenai biaya ke dokter gigi yang terkesan mahal, Andy mengatakan masih banyak orang yang merasa lebih baik datang ke dokter gigi ketika sudah sakit karena beranggapan biaya yang lebih murah daripada harus rutin kontrol. Sebaliknya, biaya untuk pengobatan dan perawatan menjadi lebih mahal jika pasien sudah mengalami masalah gigi dan mulut.
"Justru nanti kalau datangnya sudah sakit gigi maka biayanya lebih tinggi, perawatannya lebih kompleks, kunjungannya lebih banyak, lalu ada kemungkinan giginya yang sakit ini karena kerusakan sudah cukup berat harus dilakukan pencabutan," tutur Andy.
Ketika gigi telah tanggal, masalah bukan berarti sudah selesai. Menurutnya, jika gigi tidak direstorasi maka kemungkinan dapat timbul masalah-masalah lain di kemudian hari. Kalau dicabut, gigi dapat diganti dengan gigi palsu dengan bentuk semirip mungkin. Namun, Andy menekankan bahwa gigi palsu, sebagus apapun itu, tidak dapat menggantikan fungsi gigi asli.
Advertisement