Studi: 9 dari 10 Pengidap Gigi Sensitif Alami Penurunan Kualitas Hidup yang Signifikan

Studi terbaru yang dilakukan pada awal tahun 2024 menunjukkan bahwa 9 dari 10 pengidap gigi sensitif mengalami penurunan kualitas hidup yang signifikan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori Diperbarui 24 Mar 2025, 13:00 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2025, 13:00 WIB
Studi: 9 dari 10 Pengidap Gigi Sensitif Alami Penurunan Kualitas Hidup yang Signifikan
Studi: 9 dari 10 Pengidap Gigi Sensitif Alami Penurunan Kualitas Hidup yang Signifikan. Foto dibuat oleh AI.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Satu dari tiga orang dewasa di dunia memiliki masalah gigi sensitif. Namun, tak sedikit yang masih menganggapnya sebagai masalah sepele atau bagian alami dari penuaan.

Padahal, permasalahan gigi sensitif dapat menjadi tanda awal melemahnya enamel dan terbukanya dentin gigi. Jika tidak ditangani, maka kondisi ini bisa semakin parah.

Studi terbaru yang dilakukan pada awal tahun 2024 menunjukkan bahwa 9 dari 10 pengidap gigi sensitif mengalami penurunan kualitas hidup yang signifikan. Dengan 93 persen responden setuju bahwa kondisi gigi sensitif mengurangi kenyamanan saat makan dan minum.

Hal ini diungkap dalam studi kolaborasi Haleon dengan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) dan IQVIA. Studi ini menelaah dampak sensitivitas gigi pada masyarakat Indonesia serta menilai efektivitas pasta gigi khusus gigi sensitif dalam mendorong edukasi kesehatan gigi dan menyediakan solusi yang tepat sasaran guna meningkatkan kesadaran publik untuk memulai perawatan gigi.

Pakar dan akademisi dari FKG UI, Dr. drg. Fatimah Maria Tadjoedin, Sp. Perio(K) menjelaskan, studi ini menunjukkan bahwa gigi sensitif bukan hanya ketidaknyamanan sesaat, tapi juga kondisi yang memiliki pengaruh besar terhadap kualitas hidup.

“Banyak pengidap gigi sensitif yang tanpa sadar memilih untuk menghindari makanan tertentu, mengubah kebiasaan makan, atau bahkan menarik diri dari kegiatan sosial, daripada menangani akar masalahnya,” kata Fatimah mengutip keterangan pers, Senin (24/4/2025).

Promosi 1

Dampak Fisik dan Psikologis Gigi Sensitif

Fatimah menambahkan, penting bagi setiap orang untuk menyadari bahwa gigi sensitif dapat dikelola dengan penanganan yang tepat.

“Menggunakan pasta gigi khusus, menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan baik, serta berkonsultasi dengan dokter gigi dapat membawa perubahan besar bagi kesehatan gigi di jangka panjang dan kesehatan kita secara keseluruhan,” ujarnya.

Selain dampak fisik, studi ini juga menemukan bahwa gigi sensitif memiliki pengaruh psikologis yang mendalam, termasuk pada kesehatan emosional dan kepercayaan diri dalam bersosialisasi.

Sebanyak 92 persen responden menggambarkan sensitivitas gigi sebagai hal yang mengganggu atau menyebalkan. Sementara 86 persen merasa cemas akan rasa sakit saat makan, membuat banyak dari mereka menghindari acara sosial dan hidup dalam ketidaknyamanan.

Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia 2025

Temuan penelitian ini sejalan dengan tema Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia 2025 yaitu “A Happy Mouth is a Happy Mind,” yang menekankan pentingnya hubungan antara kesehatan gigi dan emosional.

Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia merupakan inisiatif global yang menyoroti bagaimana kesehatan gigi berdampak pada kesehatan secara keseluruhan, rasa percaya diri, dan kenyamanan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Hari ini jatuh pada 20 Maret setiap tahunnya.

Tahun ini, Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia bertepatan dengan bulan Ramadan. Di mana kebiasaan makan seperti seringnya mengonsumsi minuman panas atau dingin, makanan manis, dan hidangan yang asam saat sahur dan berbuka sangat berpontensi memperburuk sensitivitas gigi.

Perawatan gigi yang konsisten dan penggunaan produk khusus dapat meningkatkan kesehatan gigi serta kualitas hidup secara keseluruhan dalam menghadapi perubahan pola makan selama Ramadan.

Gigi Sensitif Perlu Dikelola, Bukan Diabaikan

Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengenali gigi sensitif sebagai kondisi yang perlu dikelola, bukan diabaikan.

Menjaga kebersihan gigi dengan baik, termasuk menggunakan pasta gigi khusus yang telah terbukti secara klinis, memiliki peran penting dalam mengurangi sensitivitas gigi. Para ahli juga menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran melalui inisiatif seperti Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia.

Dengan mengambil langkah nyata untuk mencari solusi dan bukan hanya sekadar beradaptasi dengan ketidaknyamanan, masyarakat dapat menikmati kehidupan sehari-hari dengan nyaman dan percaya diri tanpa gangguan gigi sensitif.

 “Kami senantiasa memprioritaskan apa yang diinginkan konsumen untuk menghadirkan solusi dengan kualitas terbaik, sehingga mereka dapat mengelola kesehatan gigi dengan lebih baik. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa 98 persen pengguna merasa permasalahan gigi sensitif mereka semakin membaik setelah menggunakan pasta gigi khusus gigi sensitif,” kata General Manager Haleon Indonesia Dhanica Mae Dumo-Tiu melalui keterangan pers dikutip Senin (24/3/2025).

Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan
Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya