Kisah Perjuangan Martha Tilaar Punya Anak Setelah Divonis Mandul

Pengusaha kosmetik 'Sari Ayu' ini menceritakan bagaimana sulitnya ia punya anak setelah divonis mandul oleh 4 dokter.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 04 Feb 2013, 09:31 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2013, 09:31 WIB
martha-tilaar130204b.jpg

Siapa yang tidak mengenal sosok Matha Tilaar. Pengusaha kosmetik 'Sari Ayu' ini menceritakan bagaimana sulitnya ia punya anak setelah divonis mandul oleh 4 dokter.

Wanita kelahiran Kebumen, Jawa Tengah yang kini berusia 75 tahun ini sempat diprediksi mandul tapi pada akhirnya ia bisa memiliki anak di usia 45 tahun.

"Saya sempat dikatakan mandul oleh 4 orang dokter yang berasal dari Holland, Switzherland, Amerika, dan Belanda," cerita Marta kepada Liputan6.com, Senin (4/2/2013).

Meski pun diprediksi seperti itu, tak membuat hatinya menciut dan pasrah begitu saja. Justru ia terus berusaha untuk mewujudkan mimpinya beserta suami untuk memiliki anak.

Martha Tilaar mengatakan, "Saya melakukan perawatan hampir 3.5 tahun, karena saya punya peranakan yang sudah menciut. Saya juga berdoa dan tidak lupa minum jamu, murah meriah".

Setelah rutin melakukan perawatan tiba-tiba ia tak lagi menstruasi. Martha memutuskan untuk pergi ke dokter. Tetapi bukan berita hamil yang ia dapatkan, dokter mengatakan mestruasinya berhenti karena sudah memasuki pre menopause.

"Saya pergi ke dokter, dan saya bilang 'Prof, saya hamil,'. Lalu, si Profesor bilang 'Hamil opo, emangnya umurmu piro?' Saya bilang lagi, '41 tahun, Dok'. Profesor itu bilang lagi 'Ini pre menopause," cerita Martha Tilaar.

Mendengar pernyataan profesor yang memeriksanya seperti itu, Martha menjadi sedih. Impiannya untuk memiliki anak sepertinya tidak tercapai. Meski pun ia dapat mengambil bayi-bayi lain atau ikut bayi tabung, ia tidak pernah terpikirkan melakukan itu.

Martha bercerita, selesai memeriksakan dirinya, ia memutuskan untuk pulang dan berkata kepada suaminya, "Aku bilang ke suami, 'Pa, aku pre menopause. Jadi, kalau kamu mau kawin lagi, silakan'. Gampang banget ngomongnya. Tapi hatiku teriris-iris".

Tapi, beruntunglah Martha yang memiliki seorang suami Profesor sangat mengerti keadaan istrinya. Suaminya, H.A.R Tilaar, lalu menggandeng tangan Martha untuk menunjukkan sesuatu kepadanya dan mengatakan kalau ia sudah memiliki istri kedua dan bahkan jumlahnya sangat banyak.

"Aku sudah punya kok, istri kedua. Banyak lagi. Lalu, dia menuntun saya ke perpustakaannya dan menunjukkan buku-bukunya sebagai istri keduanya," cerita Martha menirukan ucapan suaminya.

Manusia boleh berencana, tapi pada akhirnya Tuhanlah yang menentukan.

Setelah sempat pasrah dan meminta suaminya untuk menikah lagi, ternyata Tuhan menitipkan janin ke dalam rahim Martha.

Martha mengatakan kalau sebelum bayinya lahir, para profesor meminta kepada Martha menerima seperti apa pun bayi yang akan lahir dari rahimnya, harus diterima olehnya  mengingat usianya yang sudah tak mungkin bisa hamil.

Martha mengatakan, "Profesornya bilang ke saya sebelum anak saya lahir 'Martha, kalau nanti ini cacat, mongoloid syndrome, ini bukan tanggung jawab saya,'. Lalu aku bilang 'Aku percaya pada-Mu Tuhan, kalau kau akan memberikan yang terbaik untukku'."

Sekarang, Martha dapat tersenyum lebar. Ia memiliki 4 orang anak yang semuanya terlahir dan besar dalam keadaan sehat dan jauh dari kecacatan.

Setiap kali Martha melihat anak-anaknya yang sukses, Martha mengatakan, kalau ia merasa flashback ke ucapan-ucapan yang dikatakan para profesor kepadanya.

"Sudah 45 tahun, sudah oma-oma, melahirkan. Melahirkan anak-anak yang sehat pula," kata Martha. (Adt/Igw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya