Liputan6.com, Jakarta - Sektor pariwisata dan penerbangan semakin menggeliat di saat pandemi mulai mereda, termasuk kedatangan wisatawa mancanegara (wisman) dengan dibukanya kembali rute internasional. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno berharap pembukaan rute internasional oleh maskapai asing bisa mendatangkan wisman ke dalam negeri.
"Kemarin saya menyaksikan secara langsung Malaysia Airlines membuka penerbangan langsung dari Kuala Lumpur ke Pekanbaru (Provinsi Riau). Ini menjadi tonggak diawal menjelang G20, bahwa mulai banyak penerbangan langsung," ucap Sandiaga dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid, Senin, 19 September 2022.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya Malaysia Airlines, lanjut Sandiaga, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara juga menandatangani kesepakatan dengan Jeju Air untuk penerbangan langsung dari Manado ke Korea Selatan. Sementara, Garuda Indonesia juga memulai penerbangan dari Jepang ke Bali tiga kali seminggu per 22 November 2022.
Garuda Indonesia di Jepang, kata Sandiaga, telah siap melayani kembali penerbangan langsung ke dan dari Jepang menuju Bali pada Senin, Kamis dan Sabtu dalam sepekan. Meski begitu, dia menitipkan satu hal terkait penerbangan ke luar negeri itu.
"Mudah-mudahan dengan dibukanya penerbangan langsung ini bukan semuanya jebol ke luar negeri dari masing-masing destinasi, tetapi justru malah wisatawan mancanegara ke domestik. Jadi, saya tetap mengimbau buat para wisatawan lokal untuk lebih memilih berwisata di dalam negeri," ucap pria yang biasa disapa Sandi ini.
Turis Rusia
Dalam kunjungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Rusia pada Juli lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin berencana membuka kembali penerbangan internasional tujuan Bali-Moskow. Rute tersebut sempat disetop karena terdampak pandemi Covid-19. Kemungkinan itu direspons positif oleh Presiden Jokowi.
Untuk itu, Kemenparekraf siap untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak dan menindaklanjuti arahan Presiden terkait peluang menggarap wisatawan Rusia tersebut. Menurut Sandi, Bali merupakan destinasi wisata favorit bagi turis Rusia.
"Hampir 90 persen masyarakat Rusia mengenal Bali dan menempatkan Bali sebagai tujuan wisata utama mereka. Hal tersebut dikarenakan wisatawan Rusia tertarik dan penasaran dengan aktivitas pantai," terang Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing, Senin, 4 Juli 2022.
"Warga Rusia ini kan banyak tinggal di kawasan landlock, di mana bagian utara terlalu dingin dan bagian selatan terlalu jauh. Selain itu, untuk preferensi berlibur turis Rusia, mereka memilih perjalanan dengan fasilitas luxury bersama keluarga, jadi biasanya mereka rombongan keluarga kalau berwisata termasuk ke Bali. Waktu kunjungan mereka termasuk panjang dan spending-nya juga cukup besar," sambungnya.
Advertisement
Digital Nomad
Sandiaga menambahkan, turis asal Rusia sebelum pandemi berada di peringkat empat kunjungan wisman terbanyak ke Pulau Dewata. Jumlahnya sekitar 300 ribu hingga400 ribu turis per tahun. Selama pandemi, mulai 1 Januari hingga 31 Mei 2022, turis Rusia masuk di 10 besar kunjungan terbanyak ke Bali.
Jumlah wisatawan Rusia yang datang ke Bali mulai dari 1 Maret sampai 31 Mei 2022 baru 3.600 orang. "Konflik Rusia dengan Ukraina ini memang berpengaruh terhadap laju kedatangan turis dari dua negara tersebut ke berbagai negara termasuk ke Indonesia. Menurut UNWTO Barometer, invasi Rusia terhadap Ukraina sangat mempengaruhi performansi pergerakan wisatawan global khususnya di kawasan Eropa," tutur Sandi.
Ia juga menyebut ada perkembangan positif dari kunjungan wisatawan digital nomad. Selama periode Januari hingga Agustus 2022, 3.017 wisatawan tercatat menggunakan visa dengan tujuan sosial budaya (visa B211) atau digital nomad.
Dari angka itu, tiga negara teratas asal wisatawan digital nomad adalah Rusia, Amerika Serikat dan Inggris. Sementara, Kemenparekraf sebelumnya sudah menentukan target pasar utama untuk wisata digital nomad, antara lain Rusia, Inggris, dan Jerman serta negara-negara pecahan Uni Soviet seperti Ukraina, Kazakhstan, dan Uzbekistan.
Visa 60 Hari
"Jadi, ini kita seriusi dan saya ditugaskan oleh Bapak Presiden untuk jemput bola ke beberapa lokasi seperti Singapura, Malaysia dan beberapa negara Eropa untuk menemui para calon digital nomad yang akan melakukan kunjungan wisatawan," ujar Sandiaga dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid, Senin 12 September 2022.
Pemerintah saat ini sudah menyiapkan visa B211 untuk para wisatawan digital nomad yang memenuhi syarat dan berlaku untuk semua negara. Visa itu berlaku untuk masa tinggai 60 hari dan dapat diperpanjang hingga 180 hari atau enam bulan.
Jika wisatawan bekerja, mereka wajib mengurus second home visa ke Kantor Imigrasi setempat. Visa tersebut berlaku untuk jangka panjang. Sandi menuturkan, menurut kajian Kemenparekraf, Canggu, Bali, merupakan wilayah dengan jumlah digital nomad terbesar.
Wisatawan digital nomad ini juga menyebar di Jimbaran dan Uluwatu. Namun, ia berharap penyebarannya bisa lebih merata, ke Bali Utara, Barat, dan Timur.
Advertisement