Liputan6.com, Jakarta - Varietas kopi Starbucks yang populer diduga mengandung potasium, yang tidak ditulis di kemasan. Itu berpotensi menipu pelanggan yang tidak mengerti sehingga mereka mungkin percaya menenggak kopi java murni, seperti dilansir dari New York Post, Rabu, 2 November 2022.
Pengaduan yang diajukan akhir bulan lalu ke Divisi Perlindungan Konsumen Departemen Kehakiman North Carolina, Amerika Serikat (AS), mengklaim Starbucks Dark French Roast Coffee "secara signifikan melebihi" tingkat nutrisi penting yang ditemukan dalam biji kopi murni lain yang dijual di supermarket dan rak ritel.
Advertisement
Baca Juga
Pengujian laboratorium independen menemukan 13 persen lebih banyak potasium dalam dark roast Starbucks dibandingkan hasil roasting merek tersebut, serta varietas dark roast Dunkin 'Donuts' dan Lavazza, menurut komplain tersebut.
"Variasi yang signifikan ini hanya dapat dijelaskan dengan penambahan potasium yang disengaja ke dalam kopi selama proses produksi Starbucks," kata tuntutan tersebut.
Tambahan potasium menghasilkan kopi "kurang pahit" dengan keasaman lebih rendah. Tapi, itu bertentangan dengan label Starbucks yang mengklaim sebagai "kopi Arabika 100 persen," menurut arsip. Beberapa ahli yang dihubungi The Post, sementara itu, mengatakan mereka terkejut dengan temuan tersebut.
"Ini aneh dan sulit dipercaya," kata Taka Shibamoto, profesor emeritus terkemuka di UC Davis Coffee Center, sebuah fasilitas akademik pertama yang diklaim sepenuhnya didedikasikan untuk mempelajari kopi.
"Perusahaan seperti Starbucks harus tahu peraturannya." Jika pengaduan akurat, potasium kemungkinan besar ditambahkan "demi rasa" atau menurunkan keasaman kopi, kata Shibamoto.
Â
Ada Potensi Risiko Kesehatan
Keluhan terhadap Starbucks diajukan perusahaan yang berbasis di North Carolina, Puroast, yang menjual kopi antioksidan tinggi yang mengklaim 70 persen lebih sedikit asam daripada merek lain. Pihaknya menuntut penghentian penjualan dan distribusi produk kopi Starbucks yang diduga "salah label" di seluruh negara bagian.
Kegagalan Starbucks untuk mengungkap dugaan aditif dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang merugikan, seperti hiperkalemia, atau peningkatan kadar kalium dalam darah yang dalam kasus ekstrem dapat menyebabkan serangan jantung, klaim pengaduan. Kadar potasium yang tinggi juga bisa jadi masalah bagi siapa saja yang memiliki penyakit ginjal karena organ-organ tersebut sulit menghilangkan jumlah unsur yang berlebihan dari aliran darah, menurut American Kidney Fund.
Pengacara David Puryear, yang mewakili Puroast, mengatakan bahwa tidak ada penjelasan yang masuk akal untuk dugaan kadar potasium tinggi di Starbucks Dark French Roast. Namun, ia tidak berpikir "penambahan signifikan" itu tidak disengaja.
"Itu ada di sana," katanya. "Ini memiliki konsekuensi menurunkan keasaman produk yang diseduh."
Setiap bahan yang ditambahkan ke makanan selama produksi harus diterterakan, terutama yang mengubah produk secara mendasar atau mengemas potensi risiko kesehatan, kata Puryear. "Konsumen yang membeli dengan keyakinan tidak ada bahan tambahan harus khawatir," katanya.
Advertisement
Komentar Starbucks
Keluhan tersebut berada di bawah undang-undang pertanian negara bagian AS, yang berarti akan diteruskan ke Departemen Pertanian negara bagian, menurut juru bicara Divisi Perlindungan Konsumen Departemen Kehakiman Carolina Utara. Potasium ditemukan secara alami di banyak makanan, termasuk sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, dan sayuran bertepung.
National Kidney Foundation menyebut secangkir kopi hitam seukuran delapan ons mengandung 116 miligram potasium. Itu membuat jenis kopi java memenuhi syarat sebagai makanan "rendah potasium".
Namun, banyak peminum meneguk lebih dari satu cangkir per hari. Siapa pun yang mengurangi tiga hingga empat porsi setiap hari dapat melihat potasium mereka naik ke tingkat yang bermasalah, organisasi itu memperingatkan.
Starbucks, sementara itu, menolak klaim Puroast sebagai tidak berdasar sambil bersikeras bahwa Dark French Roast-nya sepenuhnya mematuhi persyaratan pelabelan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS.
"Kami mengetahui keluhan yang diajukan Puroast ke Divisi Perlindungan Konsumen Carolina Utara dan percaya itu tidak berdasar," kata juru bicara perusahaan pada The Post dalam sebuah pernyataan. "Kami tidak menambahkan potasium ke kopi Starbucks Dark French Roast."
RTD Starbucks
Di Indonesia, Starbucks memperluas target pasarnya dengan menyajikan minuman kopi siap saji Starbucks Ready-to-Drink (RTD). Produk itu dijual di sejumlah supermarket premium dan minimarket di dalam negeri sejak 19 September 2022.
Berdasarkan keterangan pers yang diterima Liputan6.com, produk Starbucks RTD dihadirkan dengan rasa dan resep ikonis rantai gerai kopi tersebut. Di edisi perdananya, produk minuman itu hadir dalam dua varian.
Varian pertama adalah Starbucks Doubleshot, produk minuman kopi klasik dengan campuran khas yang dinilai tepat menemani rutinitas sehari-hari. Selanjutnya, ada Starbucks Frappuccino, yang merupakan "perpaduan sempurna antara kopi dengan susu krim yang menghasilkan rasa manis yang pas dan sangat cocok untuk 'me-time.'"
Selain itu, melalui The Global Coffee Alliance, dalam kerja sama dengan Nestle, Starbucks juga akan membawa beragam rangkaian varian kopi premium. Ini termasuk biji utuh, sangrai, dan giling, serta kapsul untuk Nespresso dan Nescafe Dolce Gusto.
Advertisement