Liputan6.com, Jakarta - Dengan tinggi badan 6 kaki 6 inch atau sekitar 198 cm, tidak ada pria yang tak akan melihat Klara Bradshaw. Namun, perempuan asal Texas yang kini berusia 27 tahun mengaku sempat kesulitan mencari pacar.
Bradshaw kecil mengaku sering dirundung. Ia kerap dijuluki Big Foot dan Sasquatch karena tinggi badannya di atas rata-rata. Kehidupan percintaannya juga sempat membuatnya sedih.
Advertisement
Baca Juga
"Selalu ada saja laki-laki yang merasa terintimidasi. Banyak dari mereka yang saya temui seperti itu ketika saya masih muda," ujarnya kepada Media Drum World, dikutip dari NY Post, Sabtu, 12 November 2022.
"Saya mendapati bahwa orang-orang yang mengalami masa sulit, awalnya bukan karena tinggi badan saya, tapi karena kepercayan diri dan perhatianku, kombinasi dua faktor itu yang jadi penyebabnya," imbuh dia.
Bradshaw mengaku bisa mengenali karakter para pria yang dikencaninya pertama kali lewat komentar-komentar mereka. Ada pria yang disebutnya memiliki kepercayaan diri yang salah. Ada pula yang sekadar ingin membuktikan bahwa Bradshaw benar-benar nyata.
Terakhir, ada pria yang hanya ingin mengencaninya untuk membual bahwa ia berhasil berkencan dengan 'perempuan yang sangat tinggi'. Jika sudah begitu, itu menjadi sinyalnya untuk menyudahi hubungan mereka.Â
Beruntung, pencarian cintanya berbuah manis. Perempuan berdarah Ceko yang berimigrasi ke AS pada usia 18 bulan tersebut akhirnya menemukan pria yang tidak terlalu di bawahnya.
"Aku sangat senang sekarang dengan pacarku. Dia setinggi 6 kaki 2 inchi (187 cm) dan sangat mendukung dan bangga bisa bersamaku," akunya tanpa menyebut nama kekasihnya.
Â
Berdamai dengan Perundungan
Bradshaw yang sempat menjadi pemain basket profesional untuk SaarLouis Royals mengaku sempat diejek selama bertahun-tahun di sekolah.Â
"Saya adalah yang tertinggi di seluruh sekolah menengah saya. Saya adalah pebasket wanita profesional tertinggi di Jerman ketika saya tinggal di sana dan di Swiss," ia menjelaskan. "Menyebut nama selalu sulit. Saya diberi tahu oleh pelatih saya bahwa saya tidak akan berguna di olahraga jika bukan karena tinggi badan saya. Itu sulit (diterima)."
Selama di grup basket itu, ia merasa disisihkan dari kelompok. Ia juga merasa sangat kesepian. Namun, Bradshaw mengaku tidak pernah menganggap tinggi badannya sebagai kecacatan. Ia pun mendorong wanita bertubuh tinggi sepertinya untuk menghargai bentuk tubuh yang dimiliki.
"Saya suka dengan tinggi badan yang dianugerahkan kepada saya dan berharap dapat menginspirasi orang lain untuk hidup secara otentik dan percaya diri dengan tinggi yang mereka miliki," ucap Bradshaw.
Advertisement
Luncurkan Brand Fashion
Bradshaw berharap bisa meluncurkan lini busana untuk perempuan bertubuh tinggi. Menurutnya, itu caranya membantu mereka menerima tinggi badan yang tidak biasa.
"Untuk mereka, tetaplah kuat. Angkat kepalamu, benar-benar diangkat. Jangan pernah membungkuk untuk menyesuaikan diri dengan ruangan atau lingkungan, biarkan lingkungan menyesuaikan dengan Anda," ucap Bradshaw yang didukung pacarnya.
"Angkat dagu Anda. Ketika Anda menguasai tinggi badan Anda, dunia adalah tiram Anda," kata dia bersemangat. "Aku di belakangmu, serta ribuan lainnya."
Sementara, gelar perempuan tertinggi di dunia versi Guinness World Records masih dipegang oleh seorang perempuan Turkiye bernama Rumeysa Gelgi. Ia tercatat memiliki tinggi 215,16 cm berdasarkan hasil pengukuran lembaga itu.
Perempuan asal Provinsi Karabük, Turki, itu pertama kali dinyatakan sebagai perempuan tertinggi pada saat usianya masih 18 tahun. Saat 2014, ia disebut sebagai remaja perempuan tertinggi.
Kondisi fisiknya yang tak biasa itu disebabkan oleh sindrom langka bernama Weaver Syndrome. Ia merupakan perempuan Turki satu-satunya yang mengidap sindrom itu.
Sindrom Weaver
"Setiap kelemahan dapat berubah menjadi kelebihan untuk dirimu sendiri, jadi terima dirimu apa adanya, sadari potensi Anda, dan lakukan yang terbaik," kata Gelgi, dilansir The Independent, Rabu, 13 Oktober 2021.
Sindrom weaver menyebabkan pertumbuhan badan yang sangat cepat. Namun, proporsinya tak seperti orang normal, misalnya panjang tangannya.
Hal itu membuatnya kesulitan bergerak. Hampir sepanjang waktu ia duduk di kursi roda. Kadang-kadang ia berjalan dengan bantuan alat berjalan.
Kondisi fisik tak biasa yang dimilikinya sering dijadikan bahan candaan dan perundungan oleh sekitarnya. Namun, ia mengaku hal itu membuatnya semakin kuat. "Aku suka tampil berbeda dari orang lain," kata Gelgi, dilansir dari Daily Star. "Sangat menarik dan membuatku merasa spesial."
Ia pun mengaku tinggi badannya membuatnya mendapat keuntungan. Salah satunya jelas, menjangkau tempat-tempat yang tinggi. Dengan kondisi itu pula, ia mengadvokasi orang lain yang mengalami masalah serupa dengannya.
Terpilihnya Gelgi disambut baik oleh Craig Glenday, pimpinan redaksi Guinness World Records. Ia merasa terhormat menyambut perempuan itu kembali ke buku catatan rekor.
Advertisement