Liputan6.com, Jakarta - Thailand berharap pemulihan sepenuhnya terjadi di sektor pariwisata mereka pada 2023. Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand Yuthasak Supasorn memproyeksi bisa mendatangkan sekurang-kurangnya 20 juta turis asing untuk mendongkrak pendapatan dari pariwisata hingga 2,38 miliar baht pada tahun ini.
Namun, jumlah itu belum memasukkan kedatangan turis China ke negeri gajah putih. "Setelah China merileksasi banyak pembatasan terkait Covid-19 yang dimulai 8 Januari, kami merevisi target (kunjungan wisman) kami. Kami memproyeksi lima juta turis China mengunjungi Thailand tahun ini," kata Yuthasak dikutip dari Bernama, Selasa (3/1/2023).
Advertisement
Baca Juga
Meski begitu, pihaknya berusaha lebih realistis. Supaporn tidak berharap angka kunjungan wisatawan dari China kembali ke level sebelum pandemi Covid-19 yang hampir 1 juta kunjungan per bulan pada 2019.
"Kami mengharapkan 50 ribu hingga 100 ribu turis per bulan di kuartal pertama 2023," ujar dia. "Angkanya secara bertahap akan meningkat dua kali hingga tiga kali jelang akhir tahun ini."
Thailand yang merupakan salah satu destinasi terpopuler di Asia dikunjungi hampir 40 juta turis asing pada 2019. Namun, industri pariwisata mereka hampir kolaps akibat pandemi Covid-19 yang memaksa negara kerajaan itu menerapkan aturan ketat dan mahal untuk turis asing yang akan berkunjung.
Pada 2022, Thailand menyambut lebih dari 11,5 juta turis asing. Dikutip dari The Thaiger, angka tersebut melebihi target 10 juta yang ditetapkan untuk 2022. Menurut Yuthasak, Malaysia, India, dan Laos menjadi kontributor terbesar mereka.
Bakal Gelar Rapat
Keputusan China untuk membuka perbatasannya pada 8 Januari 2023 disambut dilematis banyak negara lantaran kasus Covid-19 di Tiongkok meningkat drastis. Hal itu memicu kekhawatiran kemunculan varian baru yang bisa menyebar di negeri masing-masing bila mengizinkan pelancong tanpa pengawasan ketat.
Karena itu, Yuthasak mengatakan Kementerian Olahraga dan Pariwisata dan Pariwisata Thailand serta Kementerian Kesehatan Masyarakat akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa kemungkinan masuknya wisatawan tidak akan menimbulkan ancaman kesehatan. "Para pelaku industri pariwisata harus melakukan persiapan yang diperlukan, termasuk suntik booster bagi para pekerja di tengah kembalinya wisatawan Tiongkok. Kami dapat mengaktifkan kembali protokol dan mekanisme tertentu untuk memastikan keselamatan publik," katanya.
Dia juga meyakinkan bahwa semua turis yang masuk Thailand akan diperlakukan sama. Kementerian Olahraga dan Pariwisata, Kementerian Kesehatan Masyarakat, dan Kementerian Perhubungan direncanakan bertemu pada 5 Januari 2023 untuk membahas persiapan kedatangan kembali wisatawan China. Pada 2023, Thailand menargetkan kunjungan wisman ke negaranya mencapai 22 juta orang, dua kali lipat dari capaian di 2022.
Advertisement
Target Indonesia
Sementara, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan bahwa pemerintah Indonesia menyambut positif penghapusan kebijakan karantina di Negeri Tirai Bambu. Indonesia juga disebut siap menyambut kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) asal Tiongkok.
"Sebelum pandemi, wisman Tiongkok mencatat dua juta kedatangan (ke Indonesia), dan pada 2023, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), target kunjungan wisman Tiongkok ke Indonesia adalah 253 ribu," kata Sandi dalam Weekly Briefing with Sandi Uno, Senin, 2 Januari 2023.
Meski angkanya tak setinggi sebelum pandemi, Indonesia mengejar wisatawan yang berkualitas dan berkelanjutan dengan berfokus pada wisata alam dan budaya, peningkatan lama tinggal, dan kualitas belanja juga disebut Sandi akan didorong untuk dipatuhi, termasuk oleh agen perjalanan yang menargetkan wisman China. "Kami kejar (target kunjungan wisman Tiongkok tahun 2023), namun tetap dengan kewaspadaan," katanya.
Meningkatnya jumlah penerbangan dari China, kata Sandi, diharapkan bisa dimulai dari tiga titik inbound, yakni Guangzhou, Shanghai, dan Beijing. "Sudah ada beberapa permintaan dari maskapai internasional sambil menunggu kesiapan Garuda Indonesia menyediakan penerbangan direct," sebut Menparekraf.
Sambut Terbuka
Merespons situasi Covid-19 di China, Indonesia memutuskan untuk tidak mewajibkan turis dari China untuk melampirkan hasil tes negatif COVID-19. Hanya saja, Sandi menyebut kunjungan ke Indonesia dilakukan dengan 'prinsip terbuka dan penuh kehati-hatian'.
"Aturan pelancong internasional masuk ke Indonesia masih menggunakan Surat Edaran Satgas Nomor 25 Tahun 2022, yang mana tidak ada (pelampiran) tes PCR," tuturnya. "Tidak ada juga semacam travel warning. (Kami ingin) membangun narasi bahwa Indonesia menyambut wisman Tiongkok dengan terbuka."
Seperti Indonesia, Singapura juga mempertahankan aturan COVID-19 yang berlaku untuk pelancong dari China. Melansir Strait Times, pelancong yang tidak divaksinasi penuh, berdasarkan definisi Organisasi Kesehatan Dunia, perlu menjalani tes pra-keberangkatan sebelum dapat memasuki negara itu, kata Kementerian Kesehatan Singapura (MOH), pekan lalu.
Pengunjung jangka pendek juga diharuskan membeli asuransi untuk biaya pengobatan terkait COVID-19. Tindakan perbatasan yang berlaku dan persyaratan vaksinasi untuk pelancong dan pemegang izin kerja dari Tiongkok tetap tidak berubah.
Advertisement