Liputan6.com, Jakarta - Kebun binatang di Toronto, Kanada menawarkan cara unik merayakan Valentine Day. Mereka mempersilakan para pengunjung memberi nama kecoak untuk "menghormati seseorang."
Melansir Global News, Selasa (17/1/2023), Konservasi Margasatwa Kebun Binatang Toronto, mitra kebun binatang yang berfokus pada memerangi kepunahan hewan, adalah pihak di belakang rencana tersebut. "Mawar itu merah, violet itu biru… Apakah ada seseorang dalam hidup yang mengganggu Anda? Buat mereka merinding di Hari Valentine dengan menamai kecoak untuk menghormati mereka," goda halaman web konservasi satwa liar itu.
Advertisement
Baca Juga
Mereka yang berdonasi akan diberikan sertifikat digital dengan nama kecoak, grafik digital yang dapat dibagikan, serta tanda terima pajak. Donasi minimum program ini adalah 25 dolar AS (sekitar Rp378 ribu).
Namun demikian, Kebun Binatang Toronto dan Toronto Zoo Wildlife Fund mengatakan ada batasan "penamaan, ujaran kebencian, dan kata-kata kotor" yang tidak akan ditoleransi. Pihaknya menjelaskan, "Kecoak memainkan peran ekologis yang sangat integral di rumah hutan hujan mereka dengan membantu membusukkan serasah hutan dan kotoran hewan dan, pada gilirannya, jadi makanan bagi banyak hewan lain."
Ini merupakan tahun pertama Konservasi Margasatwa Kebun Binatang Toronto mengadakan inisiatif tersebut, menurut The Star. Kelsey Godel, pengurus donasi dan koordinator keterlibatan untuk Toronto Zoo Wildlife Conservancy, mengatakan bahwa kebun binatang memutuskan memulai kampanye karena mereka “mengakui bahwa Hari Valentine tidak menyenangkan untuk semua orang". Pihaknya juga mengatakan "terinspirasi" oleh beberapa kebun binatang di AS yang telah mengadakan penggalangan dana serupa.
Tidak Hanya untuk Mantan Pasangan
Mereka yang ingin berpartisipasi dalam inisiatif ini didorong untuk berpikir lebih dari sekadar mantan pasangan. "Anda dapat menamai kecoak dengan nama bos, mantan teman, kerabat, atau siapa pun yang telah 'mengganggu' Anda," kata Godel.
Donasi akan dialokasikan untuk upaya konservasi kebun binatang dan penelitian ilmiah tentang spesies yang terancam punah. Meski kebun binatang tidak menyebutkan gol besar donasi, mereka mengatakan bahwa mereka telah menerima tanggapan yang sangat positif karena usulan nama kecoak sudah mulai masuk.
Sebagaimana diketahui, tanggal 14 Februari memang secara rutin diperingati sebagai Hari Kasih Sayang di berbagai belahan dunia. Secara tradisional, Hari Valentine dimanfaatkan untuk menunjukkan rasa cinta, khususnya pada pasangan.
Valentine sendiri diambil dari nama seorang tokoh agama terkenal St Valentine, rangkum kanal Health Liputan6.com. Ada berbagai versi cerita soal tokoh ini. Cerita populer tentang St Valentine mengatakan bahwa ia adalah seorang pendeta dari Roma pada abad ketiga masehi.
Advertisement
Perayaan Pertama Valentine Day
Di masa itu, Kaisar Claudius II melarang pernikahan karena menurutnya pria yang menikah adalah prajurit yang buruk. Namun, Valentine merasa ini tidak adil, jadi ia melanggar peraturan dan mengatur pernikahannya secara diam-diam.
Saat Claudius mengetahuinya, Valentine dijebloskan ke penjara dan dijatuhi hukuman mati. Di sana, ia jatuh cinta dengan putri sipir dan ketika dibawa untuk dieksekusi pada 14 Februari, ia mengirim surat cinta pada kekasihnya bertanda, "dari Valentine-mu."
Melansir BBC, Valentine Day pertama kali dirayakan pada tahun 496, meski belum dapat dipastikan 100 persen kebenarannya. Ini menunjukkan bahwa Hari Valentine jadi tradisi yang sangat tua dan diperkirakan berasal dari festival Romawi.
Bangsa Romawi mengadakan festival yang disebut Lupercalia pada pertengahan Februari atau awal musim semi mereka. Diperkirakan sebagai bagian dari perayaan, ada permainan khas yang dilakukan. Dalam permainan tersebut, laki-laki mengambil nama perempuan dari sebuah kotak yang telah disediakan.
Perempuan yang namanya terpilih secara acak dari dalam kotak pun akan jadi pacar laki-laki tersebut selama festival berlangsung. Namun, terkadang ada pula yang hubungannya berlanjut hingga ke jenjang pernikahan.
Praktik Valentine Day
Tapi, gereja ingin mengubah festival ini jadi perayaan Kristen dan memutuskan menggunakannya untuk memperingati St Valentine juga. Lambat laun, Hari Valentin mulai digunakan orang-orang untuk mengungkap perasaannya pada orang yang dicintainya.
Hari Valentine juga identik dengan kartu ucapan manis untuk orang terkasih. Kartu Hari Valentine pertama berasal dari tahun 1415 ketika Adipati Orléans mengirim benda itu pada istrinya saat ia jadi tahanan di Menara London.
Di Amerika Serikat, kartu Hari Valentine tidak mendapatkan popularitas sampai Perang Revolusi, ketika orang mengambil kebiasaan menulis catatan tulisan tangan untuk kekasih mereka. Baru pada awal 1900-an kartu ucapan diproduksi secara massal untuk perayaan Hari Valentine.
Meski mendapatkan popularitas global, Hari Valentine masih belum dirayakan secara luas di negara-negara, seperti Indonesia, Arab Saudi, dan Malaysia, mengutip National Geographic. Di sebagian besar negara tersebut, perayaan Valentine bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Namun, beberapa negara menolak Hari Valentine karena alasan politik. India, misalnya, beberapa partai politik konservatif di negara itu menentang Hari Valentine karena yakin selebrasi tersebut mempromosikan nilai-nilai Barat.
Advertisement