Skandal Penyalahgunaan Obat Epilepsi untuk Turunkan Berat Badan Secara Instan di Korea Selatan

Sebuah program televisi menelusuri bagaimana obat epilepsi disalahgunakan untuk program penurunan berat badan secara instan di Korea Selatan. Ternyata, banyak rumah sakit meresepkan itu.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 15 Apr 2023, 20:30 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2023, 20:30 WIB
Obesitas atau Berat Badan Kurang
Ilustrasi Obesitas atau Berat Badan Kurang Credit: pexels.com/Siora

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah program televisi yang ditayangkan di KBS, Straightforward Current Affairs, menyoroti penyalahgunaan obat di Korea Selatan. Obat yang semestinya untuk pasien epilepsi malah dimanfaatkan untuk menurunkan berat badan secara instan.

Isu itu dilatarbelakangi kasus seorang perempuan berusia 20an yang menabrak enam mobil di Seoul saat dirinya sedang berhalusinasi. Belakangan diketahui bahwa dia mengonsumsi psikotropika selama setahun untuk menekan nafsu makannya. Kasus tersebut bak kotak pandora, mengejutkan orang-orang betapa mudahnya mereka terpapar dengan obat-obatan berbahaya dan menjadi korban akibat efek samping obat itu.

Dikutip dari Koreaboo, Jumat, 14 April 2023, kenyataannya banyak rumah sakit di Seoul 'membuka layanan' untuk meresepkan 'obat-obatan tertentu yang diiklankan sebagai penekan nafsu makan. Menurut data statistik dari Kementerian Keamanan Pangan dan Obat-obatan dan Institut Keamanan dan Manajemen Obat-obatan Korea pada Juli 2022, resep untuk menekan nafsu makan telah melewati 200 juta pil dalam tiga tahun berturut-turut.

Untuk melawan maraknya peredaran obat-obatan ini, Kementerian Keamanan Pangan dan Obat-obatan menetapkan standar keamanan khusus, yang mencakup tingkat BMI 30 ke atas, resep jangka pendek hingga empat minggu saja, dan larangan untuk remaja. Namun, jika dokter gagal mematuhi standar tersebut, mereka hanya menerima peringatan tertulis tanpa sanksi tambahan.

Episode 7 Straightforward Current Affairs mengungkapkan bagaimana masalah penyalahgunaan obat itu telah meluas ke seluruh negeri. Kru pun mendatangi beberapa klinik di Seoul.

 

Praktik di Berbagai Rumah Sakit

Puasa 2 Hari Setiap Minggu Tak Lebih Efektif Bantu Pengidap Obesitas Turunkan Berat Badan, tapi...
Ilustrasi puasa. (dok. Christopher Jolly/Unsplash.com)

Di salah satu rumah sakit yang dijuluki sebagai 'Tanah Suci Diet', mereka menemukan lebih dari 70 orang berbaring di koridor, di atas tikar dan selimut dari malam sebelumnya, untuk menerima penekan nafsu makan. Salah satu pasien mengaku berat badannya menyusut 12 kg dengan bantuan obat tersebut.

Lainnya mengatakan bahwa mereka berusaha mempertahankan berat badan yang turun itu sekarang. Saat berbicara dengan KBS, pasien itu mengatakan bahwa menunggu di rumah sakit di musim panas sangat sulit karena tidak ada AC dan bisa tetap terjaga adalah tantangan yang nyata.

Di rumah sakit lain yang menjadi viral untuk mengobati obesitas, acara tersebut menemukan skenario yang sama. Seorang pasien mengatakan mereka kehilangan 10 kg tanpa berolahraga atau mengubah kebiasaan makan mereka. Seorang pasien mengatakan bahwa kehilangan 5 kg adalah hal yang biasa.

Sementara, orang lain mengatakan seorang kenalannya kehilangan 18 kg dengan penekan nafsu makan ini. Untuk memahami sepenuhnya bagaimana obat-obatan ini sampai ke tangan warga sipil yang rentan, kru acara berusaha mendapatkan resep yang sama untuk diri mereka sendiri.

 

Efek Samping Pil Penekan Nafsu Makan

Gambar Ilustrasi Pil Diet
Ilustrasi pil penekan nafsu makan. (Sumber: Freepik)

Selama konsultasi, mereka bertanya kepada dokter tentang kemungkinan efek samping dari pil penekan nafsu makan tersebut. Mereka menjawab dengan banyak kondisi, termasuk insomnia, jantung berdebar, mual, mati rasa di tangan, disorientasi, sakit kepala, dan lain-lain. Tetapi, dokter juga meyakinkan mereka bahwa sangat sedikit kasus dengan pasien mengalami gejala parah.

Kru televisi itu akhirnya mendapat resep dari lima rumah sakit berbeda. Yang menarik, komposisi obat-obatan yang diberikan ternyata serupa. Mereka juga berbicanya dengan seorang apoteker bernama Kim Yi Hang yang menjelaskan bahwa obat epilepsi telah disalahgunakan yang menghasilkan efek samping dapat menekan nafsu makan.

Dia menjelaskan bahwa resep itu merupakan kombinasi banyak obat yang menggairahkan saraf untuk memfasilitasi penurunan berat badan, tetapi dapat membuat pasien cemas. Jadi, dia menambahkan obat lain untuk menenangkan saraf mereka.

Kim, bagaimanapun, menunjukkan keprihatinan tentang tren penggunaan obat-obatan untuk menurunkan berat badan. Dia mengakui bahwa resep ini diberikan secara sembarangan, dan dia merasa semakin kesulitan untuk semakin sulit untuk memberikan obat berbahaya ini tanpa efek samping.

 

[Bintang] Solar MAMAMOO
Solar MAMAMOO (Foto: Twitter/RBW_MAMAMOO)

Korea Selatan dikenal punya standar tidak realistis terkait kecantikan atau badan yang ideal, terlebih bagi para idol. Solar Mamamoo pun mencurahkan perasaannya sebagai idol yang berusaha memuaskan komentar-komentar kebencian yang berpusat pada citra tubuh.

Berbekal pengalamannya sendiri dan bagaimana orang lain memandangnya di media, dia sadar bahwa perlu menjaga penampilan dan berat badannya untuk mendapatkan penampilan yang “disukai”. Namun, hal itu tidak mudah.

Jika dia menambah berat badan, dia dikritik karena terlalu berat. Pada saat yang sama, jika berat badannya turun terlalu banyak, dia disindir terlalu kurus. Hal ini menyulitkan untuk menemukan keseimbangan yang tepat untuk memuaskan publik yang cerewet ini.

Dia mencoba menenangkan kedua belah pihak dan mempertahankan berat badannya di suatu tempat di tengah, tetapi ini juga bisa sulit. Ini tidak hanya berlaku untuk Solar. "Banyak selebritas dikritik karena perubahan berat atau penampilan sekecil apa pun," ucapnya.

"Tetapi, saya pikir banyak orang selain saya akan mengalami kesulitan dengan ini juga," imbuhnya. Mengingat standar kecantikan yang tidak realistis, ia menyadari bahwa tidak mungkin untuk memuaskan semua orang. 

Infografis Macam-Macam Diet
Infografis Macam-Macam Diet. (Dok: Liputan6.com/Trisyani)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya