Isi Surat Anak Zooey Deschanel untuk Perusahaan Ramah Lingkungan Indonesia

Anak Zooey Deschanel salah satunya menyinggung kekhawatiran tentang sampah plastik dalam surat yang tujukan pada perusahaan ramah lingkungan asal Indonesia, Evoware.

oleh Asnida Riani diperbarui 02 Jun 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2023, 20:00 WIB
Zooey Deschanel
Anak Zooey Deschanel berusia 7 tahun, Elsie Otter, surati perusahaan daur ulang asal Indonesia, Evoware. (dok. Instagram @zooeydeschanel/https://www.instagram.com/p/CsZbTusyd3z/)

Liputan6.com, Jakarta - Surat tidak terduga diterima perusahaan berkonsep ramah lingkungan asal Indonesia, Evoware. Pengirimnya adalah Elsie Otter Pecheni, anak aktris, sekaligus musisi Amerika Serikat (AS) Zooey Deschanel.

Bocah yang akan genap berusia delapan tahun pada Juli 2023 ini menuliskan surat di atas buku dengan kertas berwarna hijau, yang ia foto dan dikirimkan melalui Direct Message (DM) Instagram. Akun yang mengirimkan DM tersebut adalah milik ibunya.

"Hey! My daughter wrote a thank you note to your founder for making edible plastic. She's in first grade. All the best. Zooey (Hai! Putri saya menulis ucapan terima kasih pada pendiri Anda karena telah membuat plastik yang dapat dimakan. Ia (murid) kelas satu. Salam, Zooey)," tulis akun personel She & Him itu disertai foto surat dari anaknya dalam unggahan, baru-baru ini.

Dalam suratnya, Elsie menuliskan bahwa ia dan temannya, Stellan, mempelajari bahwa sampah plastik benar-benar telah mencemari lautan. Tumpukan limbah itu bahkan telah menyerupai pulau-pulau berukuran sangat besar. Narasi ini sepertinya merujuk pada "pulau-pulau plastik" yang ditemukan di lautan dunia.

Karena itu, mereka berterima kasih pada Evoware karena telah menemukan inovasi produk pengganti plastik dari bahan alami yang bisa dimakan. Keduanya berharap, apa yang dilakukan perusahaan itu dapat lebih populer lagi dan lebih banyak orang bergabung dengan inisiasi anti-sampah plastik sekali pakai.

"Can you make it different flavors like chocolate and strawberry? (Bisakah kalian membuat rasa yang berbeda seperti cokelat dan stroberi?)" tutup surat tersebut.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tanggapan Founder Evoware

Zooey Deschanel
Anak Zooey Deschanel berusia 7 tahun, Elsie Otter, surati perusahaan daur ulang asal Indonesia, Evoware. (dok. tangkapan layar Instagram Story @zooeydeschanel)

Surat dari anak Zooey Deschanel ini pun ditanggapi founder Evoware, David Christian. Melalui unggahan Instagram Story, David membalas dengan menulis bahwa ia begitu tersanjung mendapati pekerjaannya dapat direspons anak-anak di usia dini, seperti Elsie dan Stellan.

Ia juga menjelaskan tentang perjalanan penuh tantangan untuk membuat plastik tidak lagi mengotori lingkungan dan mencemari lautan. "Saya senang kalian juga menyukai ide bahwa (produk) plastik dapat dimakan dan kita bisa membuatnya menghilang," tulisnya.

Soal permintaan dua rasa baru dari anak-anak itu, ia menanggapi, "Tentu kami suka ide tentang membuatnya punya variasi rasa. Cokelat dan stroberi terdengar sangat lezat. Kami kirimkan kalian berdua produk kami untuk mencoba ya."

Melansir situs webnya, Jumat (2/6/2023), Evoware adalah perusahaan yang berupaya memicu gerakan #RethinkPlastic untuk mencegah kerusakan lingkungan lebih lanjut akibat pemakaian plastik sekali pakai. Juga, bermaksud memberdayakan individu dan bisnis untuk beralih ke alternatif ramah lingkungan yang terbuat dari bahan berkelanjutan.


Inovasi Produk Lebih Ramah Lingkungan

Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021, Sampah Plastik Masih Jadi Pekerjaan Rumah Bersama
Ilustrasi sampah plastik. (dok. Nick Fewings/Unsplash)

Lebih lanjut dijelaskan bahwa mulai dari kantong bebas plastik berbahan dasar singkong, sedotan sekali pakai berbahan dasar beras, hingga cangkir dan pembungkus bermaterial rumput laut. Evoware terus belajar dan berinovasi untuk mendiversifikasi produk mereka.

"Dengan hadirnya distribusi di Indonesia, Australia, dan Arab Saudi, kami selalu mencari mitra global baru untuk membantu tujuan kami," catatnya juga.

Menurut data International Union for Conservation of Nature, tercatat sebanyak 80 persen pencemaran di laut berasal dari plastik dengan 8--14 metrik ton plastik berakhir di laut setiap tahun. Dari angka itu, terdapat 50--75 triliun keping plastik dan mikroplastik di lautan.

Kekhawatiran atas dampak plastik terhadap lingkungan dan kesejahteraan manusia telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir seiring peningkatan penelitian yang mendokumentasikan kemahahadiran dan kegigihannya.

Di alam, mikroplastik multi-warna, dengan definisi berdiameter kurang dari lima milimeter, telah ditemukan di es dekat Kutub Utara dan di dalam ikan yang menjelajahi ceruk terdalam dan tergelap di lautan. Serpihan plastik diperkirakan membunuh lebih dari satu juta burung laut dan 100 ribu mamalia laut setiap tahun, menurut Program Lingkungan PBB, lapor Japan Today, 29 Mei 2023.


Jumlah Limbah Plastik yang Mengkhawatirkan

Ilustrasi
Ilustrasi sampah plastik di laut. (dok. unsplash @naja_bertolt_jensen)

Tercatat pula bahwa paus biru pemakan filter mengonsumsi hingga 10 juta keping mikroplastik setiap hari. Itu setara dengan sampah plastik setruk sampah yang dibuang ke laut setiap menit. Pada manusia, potongan plastik mikroskopis telah terdeteksi dalam darah, ASI, dan plasenta.

Uji coba pada hewan telah mengaitkan bahan kimia dalam mikroplastik dengan peningkatan risiko kanker, masalah reproduksi, dan mutasi DNA. Tapi, data tentang dampaknya terhadap manusia masih harus diteliti lebih jauh.

"Dalam tubuh kita, plastik yang paling perlu kita khawatirkan mungkin berukuran antara 10 nanometer dan satu mikrometer," kata dokter anak Christos Symeonides, peneliti di Murdoch Children's Research Hospital dan Minderoo Foundation.

"Mereka yang paling mungkin melewati membran biologis kita ke dalam jaringan, termasuk penghalang darah-otak," katanya pada AFP. "Kami baru saja 'menarik kepala kami keluar dari pasir' ketika datang ke bahaya kesehatan mikroplastik."

Saat ini, produksi tahunan plastik berbasis bahan bakar fosil akan hampir tiga kali lipat pada 2060, jadi 1,2 miliar ton. Sementara, limbah plastik akan melebihi satu miliar ton, menurut Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Bahaya Sampah Plastik di Laut
Infografis bahaya sampah plastik di laut. (dok. TKN PSL)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya