Liputan6.com, Jakarta - Raffi Ahmad sering disebut sebagai salah satu selebritas terkaya dan tersukses di Indonesia. Meski begitu, seperti kebanyakan orang, ada satu hal yang jadi kekhawatiran seorang Raffi Ahmad, yaitu soal kematian.
Seiap manusia pasti meninggal dunia. Raffi tentu mengetahui hal itu bisa saja menimpa dirinya kapan pun. Yang jadi kekhawatiran suami Nagita Slavina ini adalah ia meninggal di usia relatif muda saat anak-anaknya masih kecil.
Baca Juga
"Kenapa lo tiba-tiba kepikiran bakal mati muda?" tanya komedian Abdel Achrian di podcast WAWANCANDA RAFFI AHMAD - ORANG PILIHAN yang diunggah ke kanal YouTube Abdel Achrian pada 25 Juli 2023.
Advertisement
"Ya, mungkin karena riwayat keluarga. Papa aku meninggal di usia masih muda, masih 47 tahun. Waktu itu umur aku masih 16 tahun. Makanya bokap aku enggak bisa gendong cucu. Aku enggak kebayang kalau itu terjadi sama aku, gimana anak-anak aku nanti, apa aku bisa gendong cucu aku nanti," kata Raffi.
"Waktu itu papa aku kena jantung. Itu memang penyakit turunan. Bokap aku kan 12 bersaudara dan 8 orang meninggal karena jantung. Aku jadi kayak trauma gitu. Makanya aku selalu jaga kesehatan dan check up ke dokter," lanjut pria berusia 36 tahun ini.
Dari beberapa kali melakukan check-up, Raffi Ahmad mengaku kondisi kesehatan tubuhnya, termasuk jantungnya, baik-baik saja. Hanya kolesterol yang agak tinggi. "Tapi baru-baru ini aku check-up lagi ke Singapura dan Alhamdulillah hasilnya bagus semua," ungkapnya.
Â
Cerita Haru Raffi Ahmad
Kejadian lain yang membuat ayah dari Rafathar dan Rayyanza Malik Ahmad ini merasa trauma pada kematian adalah saat bertemu Abidzar Al-Ghifari, putra dari mendiang Ustaz Jeffry Al Buchori alias Uje. Almarhum Uje yang juga dikenal dekat dengan Raffi Ahmad itu meninggal dunia di usia 40 tahun pada 2013 lalu karena kecelakaan motor.
Raffi menceritakan pertemuannya dengan Abidzar, belum lama ini, yang ternyata menyisakan cerita mengharukan. Raffi takjub melihat Abidzar yang sudah bertransformasi jadi pria dewasa. Hal ini membuatnya teringat dengan anak-anak lelakinya yang saat ini masih kecil.
"Tiba-tiba kemarin ngelihat si Abidzar sudah besar banget, sudah umur segini, ayahnya sudah enggak ada. Aku langsung flashback ke Rafathar. 'Kalau Rafathar seumur segini, aku masih ada enggak ya?'" terangnya. Raffi pun bertanya-tanya dalam hati apakah Tuhan akan memberinya hidup sampai usia berapa.
"Aku juga berpikir, belum tentu juga Rafathar sekuat aku kalau suatu saat aku pergi, di usia Rafathar 16 tahun seperti saat papa aku ninggalin aku waktu itu. Apakah dia siap atau enggak. Jadi, aku benar-benar kayak ngelihat Abidzar membuat sekarang aku lebih takut untuk ninggalin anak-anakku," tuturnya.
Advertisement
Nasib Raffi Ahmad
Namun tak lama kemudian, Raffi Ahmad menyadari bahwa setiap manusia memiliki nasib yang berbeda-beda. "Nasib si A, belum tentu sama dengan nasib hidup si B. Itu yang bikin aku kayak... wah gila. Karena aku merangkum semua kata-kata papaku, ya sudah kita adalah kita, maksudnya kita punya jalan masing-masing. Belum tentu Rafathar kayak aku," jelasnya.
Raffi memang dikenal sebagai pribadi yang tak mengenal lelah dan pekerja keras. Menurutnya, mental itu yang harus dimiliki orang-orang yang ingin sukses. "Kita tuh harus mau capek kalau mau sukses. Jadi engak ada tuh aku kerjanya santai. Kerjanya kerja keras, bro," ucap Raffi, mengutip kanal Showbiz Liputan6.com, 21 Juni 2023.
Mengawali karier sebagai pemain sinetron, kini artis kelahiran Bandung itu sudah melebarkan sayap menggeluti bisnis di bawah bendera Rans Entertainment. Tidak sedikit lini usaha yang dibangun Raffi, mulai dari produk kecantikan, kuliner, properti, hiburan olahraga.
Kerajaan Bisnis Raffi Ahmad
Kesuksesan yang diraih pun membuat Raffi dijuluki Sultan Andara, lantaran menempati rumah mewah bak istana di Jalan Andara, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Tentunya tidak mudah bagi Raffi membangun kerajaan bisnisnya. Sadar akan ungkapan 'Roma tidak dibangun dalam semalam,' suami Nagita Slavina itu bekerja keras mewujudkan itu semua.
Hal itu ditunjukkan Raffi dalam mengembangkan bisnis kuliner, yang bermitra dengan UMKM kaki lima. Raffi tetap menyempatkan diri mendatangi satu per satu bisnisnya, meski dalam kondisi kurang tidur.
Di akhir pekan, Raffi tetap sibuk menyambangi satu per satu usahanya. Ia bahkan tak segan terjun langsung untuk memasak dan melayani pelanggan yang datang. Dalam menjalani bisnis, Raffi mengaku lebih mementingkan hubungan dengan para mitra.Â
"Hubungan relasi harus baik. Jadinya, partner juga senang kan. Jadi kita sebagai founder dan co-founder kita harus take care partner-partner kita supaya mereka senang," terang Raffi.
Â
Advertisement