Bongkahan Es Setinggi 50 Meter Terlihat di Pesisir Kanada, Tanda Pemanasan Global Semakin Gawat

Salah satu contoh nyata dari dampak pemanasan global adalah munculnya gunung es yang mencair di perairan dekat Newfoundland, Kanada.

oleh Farel Gerald diperbarui 09 Agu 2023, 12:32 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2023, 12:30 WIB
Bongkahan Es Terlihat di Pinggir Kota Kanada, Tanda Pemanasan Global Semakin Gawat
Bongkahan Es Terlihat di Pinggir Kota Kanada, Tanda Pemanasan Global Semakin Gawat (Tangkapan Layar Instagram/emoinu)

Liputan6.com, Jakarta - Meskipun banyak upaya telah dilakukan untuk mengatasi pemanasan global, tampaknya masih jauh dari solusi. Buktinya, bongkahan es besar terus mencair di berbagai belahan dunia. Salah satu contoh nyata dari dampak pemanasan global adalah munculnya gunung es yang mencair di perairan dekat Newfoundland, Kanada. Fenomena ini menjadi peringatan bagi kita tentang perubahan iklim yang berlangsung.

Dilansir dari DayFR Euro pada 3 Agustus 2023, munculnya gunung es besar di Newfoundland mengejutkan banyak orang. Daerah yang sering disebut "Lembah Gunung Es" ini tak pernah membayangkan akan benar-benar melihat gunung es sebesar itu di pantainya. Banyak pengunjung yang datang untuk menyaksikan gunung es menjulang setinggi 50 meter ini.

Setiap tahun, gunung es besar terpisah dari gletser di Greenland dan berlayar sejauh 29.000 kilometer mengikuti pantai Labrador lalu ke Newfoundland, yang dikenal sebagai lembah gunung es, sebelum berlabuh di teluk pulau tersebut. Kemunculan gunung es raksasa seperti ini selalu menarik banyak orang yang ingin menyaksikan dan mengabadikannya.

Newfoundland terkenal dengan wisata gunung esnya, menarik minat banyak turis setiap tahun yang ingin menyaksikan keindahan gunung es dari jarak dekat. Namun, kemunculan gunung es besar di bagian timur laut Kanada kali ini menggarisbawahi kenyataan bahwa frekuensi penampakan gunung es telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, menandakan potensi perubahan drastis dalam atraksi wisata ini akibat perubahan iklim.

Peleburan gletser di Greenland dipercepat oleh pemanasan global, dan kebanyakan gunung es di Newfoundland adalah potongan gletser yang terapung ke arah timur.

Peningkatan Jumlah Gunung Es

Bongkahan Es
Suhu bumi naik akibat perubahan iklim, bongkahan gunung es mendekati daratan di Kanada. (dok. Tangkapan layar Instagram @emoinu/https://www.instagram.com/p/CvNHs6jsEXq//Farel Gerald)

Penelitian dari Amerika Serikat pada 2019, yang dipublikasikan oleh National Academy of Sciences, menyebutkan bahwa gletser di Greenland mencair pada tingkat yang empat kali lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Meskipun musim gunung es biasanya ditandai dengan kemunculan es berukuran sedang, saat ini terdapat peningkatan jumlah gunung es di sepanjang Newfoundland.

Kemunculan gunung es dapat memikat para pecinta petualangan, namun harus disadari bahwa pemanasan global berdampak nyata dan peleburan es adalah salah satu tanda paling menonjol dari hal tersebut.

Bicara mengenai pemanasan global, mengutip kanal News Liputan6.com, istilah yang dikenal sekarang ini adalah pendidihan global atau global boiling yang sempat ramai beberapa pekan terakhir. Istilah itu mencuat usai pernyataan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) António Guterres yang menyebut saat ini dunia berada pada masa pendidihan global, bukan lagi pemanasan global.

"Perubahan iklim sudah ada di sini. Itu menakutkan. Dan ini baru permulaan. Masih mungkin membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celsius dan menghindari perubahan iklim yang paling buruk. Tapi hanya dengan aksi iklim yang dramatis dan langsung," kata Guterres yang dikutip dari laman PBB.

Pemanasan Global Sudah di Tahap Memprihatinkan

Suhu Panas Tak Biasa Landa Indonesia Beberapa Hari Terakhir
Selain itu, lanjutnya, tren pemanasan global dan perubahan iklim, gelombang panas heatwave semakin berisiko berpeluang terjadi 30 kali lebih sering. Kemudian dominasi monsun Australia, Indonesia memasuki musim kemarau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pernyataan Guterres tersebut sebagai bentuk respons laporan para ilmuwan yang menyebut Juli 2023 menjadi bulan terpanas sepanjang sejarah. Hal ini berdasar data terbaru dari Organisasi Meteorologi Dunia/World Meteorological Organization (WMO) dan Layanan Perubahan Iklim Copernicus Komisi Eropa/European Commission's Copernicus Climate Change Service (C3S).

Guterres meminta dunia dapat lepas dari sektor bahan bakar fosil sebagai penghasil emisi gas rumah kaca terbesar. Selain itu dia juga mendesak perusahaan-perusahaan, kota-kota, hingga lembaga-lembaga keuangan dapat menghadiri Konferensi Ambisi Iklim dengan membawa rencana perubahan yang kredibel.

"Tak ada lagi greenwashing. Tak ada lagi penipuan. Dan tak ada lagi distorsi terang-terangan terhadap hukum antimonopoli untuk menyabotase aliansi nol emisi," jelas Guterres.

Pengamat iklim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dodo Gunawan menyebut pernyataan António Guterres merupakan penegasan terkait pemanasan global yang sudah tahap memprihatinkan. Sebab berdasarkan Perjanjian Iklim Paris (Paris Climate Agreement) yang disetujui pada 2015 berusaha membatasi pemanasan global hingga jauh di bawah 2 celcius, tapi lebih baik pada 1,5 celcius sampai akhir abad ini untuk memerangi perubahan iklim.

"Itu perumpaan yang sudah sangat mengkhawatirkan terkait dengan pemanasan global, kondisinya sudah bisa dilihat kondisi yang ada saat ini. Saya catat sampai bulan Mei itu semua sudah terjadi pada rapor tertinggi," kata Dodo kepada Liputan6.com.

Cara Mencegah Pemanasan Global

Tidak Cermat saat Membeli Susu
Ilustrasi berbelanja makanan credit: Freepik.com

Mengutip kanal Hot Liputan6.com, berikut cara-cara untuk mencegah pemanasan global:

Jadi pembeli bijak

Berbelanja lebih cerdas dengan pembelian yang bijaksana untuk meminimalkan pemborosan. Gunakan produk-produk ramah lingkungan dari produsen yang juga mendukung keberlanjutan pelestarian lingkungan.

Kurangi penggunaan pemanas air

Cara mencegah pemanasan global yang paling sederhana adalah menghemat listrik. Atur pemanas air pada 48 derajat Celcius untuk menghemat energi. Beli pancuran rendah untuk menghemat air panas dan sekitar 350 pon karbon dioksida per tahun.

Matikan lampu saat tidak dibutuhkan

Mematikan lampu saat meninggalkan ruangan bisa menghemat listrik dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Matikan juga barang elektronik lainnya seperti televisi, kipas, stereo, dan komputer saat Anda tidak menggunakannya.

Menanam pohon

Tanamlah pohon sebisa mungkin. Anda  bisa menanam pohon di halaman rumah atau menaruk tanaman-tanaman kecil di teras. Selama fotosintesis, pohon dan tanaman lain menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen.

Ajak orang lain untuk melestarikan lingkungan

Bagikan informasi tentang daur ulang dan konservasi energi dengan teman, tetangga, dan rekan kerja. Beri contoh yang baik untuk pelestarian lingkungan dengan kebiasaan-kebiasaan yang kamu lakukan. Anda juga bisa turut serta dalam komunitas pecinta lingkungan.

Infografis Journal
Infografis Journal Dunia Kepanasan, Akibat Perubahan Iklim Ekstrem?. (Liputan6.com/Tri Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya