Liputan6.com, Jakarta - Kini sudah padam, kebakaran Bromo sempat jadi headline selama beberapa minggu ke belakang. Dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur, pun masih meninggalkan jejak "tanah hitam." Bencana ini butuh langkah rehabilitasi yang tepat.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya berjanji pihaknya akan melakukan rehabilitasi dari segala aspek di kawasan Gunung Bromo sebagai "langkah penting" pascakebakaran. "Pemulihan (harus diupayakan) dari segala aspek, yakni fisik, ekonomi, sosial, manajemen, dan public education," ujar dia saat meninjau kawasan Gunung Bromo, Sabtu, 23 September 2023, menurut rilis yang diterima Liputan6.com.
Sebagai informasi, kebakaran yang diduga terjadi akibat penggunaan flare di sesi foto prewedding itu "melahap" 989 hektare areal taman nasional. Menteri Siti menjelaskan, area terdampak karhutla di Bromo berada di medan yang beragam.
Advertisement
Karena itu, pihaknya tengah mempelajari "upaya pemulihan yang efektif untuk mengembalikan ekosistem di kawasan Bromo" yang terdampak kebakaran. "Kami masih mempelajari bagaimana pemulihan itu dilakukan dengan intervensi dan suksesi alami," sebutnya.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga melibatkan tim ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Universitas Gajah Mada (UGM), dan Universitas Brawijaya dalam mengembalikan ekosistem di kawasan yang terbakar.
"Bagaimana mengembalikan nilai-nilai ekosistemnya itu sedang diteliti oleh ahli-ahli dari IPB University, Universitas Gajah Mada (UGM), dan Universitas Brawijaya, jadi banyak aspek yang kita harus bangun kembali untuk wilayah yang dikelola Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini," katanya.
Â
Gandeng Ahli Amerika Serikat
Menteri Siti juga mengajak kerja sama pihak-pihak lain, seperti Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Hal ini karena keberadaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang sangat strategis dan dikenal secara nasional maupun internasional, katanya.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Hendro Widjanarko sebelumnya mengungkap bahwa nilai kerugian akibat karhutla Bromo diperkirakan mencapai Rp5,4 miliar. "Itu terhitung sejak 6 sampai 10 September 2023," terang Hendro, dikutip dari Antara, Kamis, 21 September 2023.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) ditutup pada 6--18 September 2023 akibat kebakaran. Ratusan personel dikerahkan untuk memadamkan titik-titik api di kawasan taman nasional tersebut pada 6--14 September 2023.
Menurut Hendro, penghitungan nilai kerugian akibat karhutla Bromo mencakup biaya pemadaman kebakaran dari darat, kerugian akibat hilangnya habitat satwa, dan kerugian akibat terhentinya aktivitas wisata di taman nasional.
"Untuk wisata, itu gabungan antara Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), kemudian untuk penyedia jip, warung, hotel, homestay (penginapan), dan lainnya," ia menyebut.Â
Advertisement
Lama Waktu Pemulihan Ekosistem Bromo
Hendro menambahkan, perhitungan nilai kerugian belum mencakup biaya operasi pengeboman air menggunakan helikopter untuk memadamkan kebakaran lahan, serta kerusakan jaringan pipa air akibat kebakaran.
Sebagaimana diketahui, kawasan Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Pada 2022, TNBTS dikunjungi 318.919 wisatawan yang terdiri atas 310.418 orang wisatawan nusantara dan 8.501 orang wisatawan mancanegara.
PNBP yang diperoleh dari kunjungan wisatawan ke Bromo selama 2022 mencapai Rp11,65 miliar, meningkat dari Rp4,85 miliar pada tahun sebelumnya. Tidak hanya berdampak secara ekonomi, pemulihan ekosistem kawasan Gunung Bromo akibat karhutla disebut membutuhkan waktu lama, diperkirakan sampai lima tahun.
Pemulihan ekosistem kawasan membutuhkan waktu cukup panjang agar pepohonan asli di sana tumbuh optimal. "Untuk pohon-pohon asli di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ada cemara gunung, kesek, tutup, pasang, yang terdampak kebakaran, itu kurang lebih diperkirakan butuh waktu tiga sampai lima tahun," ungkap Hendro.
Biaya Pemulihan Ekosistem Bromo
Hendro menjelaskan, ada tiga mekanisme yang akan diterapkan dalam upaya memulihkan ekosistem kawasan Gunung Bromo yang terdampak kebakaran. Pertama, pemulihan secara alami, khususnya untuk area savana di kawasan tersebut.
"Mudah-mudahan sebulan dua bulan ini sudah bisa pulih untuk savana," harapnya. Kedua, rehabilitasi dilakukan dengan menanam pohon kembali, dan terakhir, dilakukan restorasi demi mengembalikan unsur hayati.
Ia menambahkan, upaya pemulihan ekosistem kawasan Gunung Bromo diperkirakan butuh biaya sampai Rp3,5 miliar dari total taksiran kerugian hingga Rp5,4 miliar akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan tersebut.
Saat dibuka kembali pada Selasa, 19 September 2023, Gunung Bromo dikunjungi ratusan wisatawan. Kepala Bagian Tata Usaha BB TNBTS Septi Eka Wardhani mengatakan, ada 360 orang wisatawan yang berkunjung di hari pertama pembukaan kembali kawasan Gunung Bromo.
Ia menjelaskan, dari total 360 kunjungan wisatawan tersebut, sebanyak 245 orang merupakan wisatawan nusantara dan sisanya adalah wisatawan mancanegara. Pascakebakaran hutan dan lahan di kawasan taman nasional tersebut, pihaknya tidak berhenti mengingatkan para wisatawan dan pelaku jasa wisata untuk mengikuti semua ketentuan yang berlaku.
Advertisement