30 Orang Keracunan Makanan Usai Hadiri Resepsi Pernikahan di Hotel Bintang 5

Pihak hotel bintang lima memberi tanggapan setelah mendapat laporan 30 orang keracunan makanan usai menghadiri resepsi pernikahan di salah satu ballroom mereka.

oleh Asnida Riani diperbarui 08 Okt 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2023, 19:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi makanan katering pernikahan. (dok. unsplash/Dolores Preciado)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 30 orang menderita keracunan makanan setelah mengonsumsi hidangan resepsi pernikahan di St Regis Singapura pada 3 September 2023, lapor Straits Times, dikutip dari Mothership, Jumat, 6 Oktober 2023. Menurut Badan Pangan Singapura (SFA), tidak ada korban yang dirawat di rumah sakit setelah menghadiri jamuan makan di hotel bintang lima tersebut.

Selain tamu undangan, pengantin juga masuk daftar orang yang keracunan makanan. SFA menambahkan, pihaknya sedang menyelidiki kejadian tersebut bersama Kementerian Kesehatan Singapura.

Juru bicara St Regis mengatakan bahwa hotel tersebut diberitahu terkait laporan adanya tamu yang jatuh sakit setelah menghadiri resepsi pernikahan di Caroline's Mansion Ballroom. Pihak hotel mengaku telah menyelidiki insiden tersebut, termasuk pemeriksaan oleh petugas kebersihan hotel terhadap proses penyiapan makanan, ungkapnya.

Juru bicara juga menyampaikan bahwa pihak hotel telah menyediakan sampel makanan dari resepsi pernikahan untuk uji laboratorium yang akan dilakukan pakar keamanan pangan pihak ketiga yang terakreditasi. Hasil pengujian nantinya dicatat sesuai pedoman keamanan pangan negara itu.

Juru bicara juga mengatakan hotel tersebut bekerja sama dengan pihak berwenang dalam penyelidikan. Ia menambahkan bahwa St Regis memperhatikan kebersihan dan kebersihan dengan "sangat serius," dan kesejahteraan para tamunya selalu jadi "prioritas utama."

Pihak hotel juga berkomunikasi rutin dengan pasangan pengantin untuk memberi perawatan dan dukungan yang diperlukan, kata juru bicara tersebut.

Kasus Keracunan Lainnya

Ilustrasi
Ilustrasi makanan katering pernikahan. (dok. unsplash/Adele De Bruyn)

Itu bukan kali pertama kasus keracunan makanan muncul di resepsi pernikahan. Sedikitnya 22 warga Desa Bontomarannu, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan mengalami keracunan makanan pada 2 Juli 2023, lapor kanal Regional Liputan6.com per 3 Juli 2023.

Keracunan makanan itu terjadi saat mereka menghadiri resepsi pernikahan yang digelar warga setempat. Kasat Reskrim Polres Takalar, Iptu Asnawi, membenarkan insiden tersebut. Ia menjelaskan, seluruh korban langsung dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapat pertolongan pertama.

"Iya benar telah terjadi keracunan massal di pesta pernikahan," kata Asnawi, 3 Juli 2023. Tidak hanya tamu undangan, mempelai wanita juga turut jadi korban keracunan makanan dalam insiden tersebut. Menurut Asnawi, para korban umumnya menderita pusing, mual, bahkan muntah. 

Asnawi menegaskan bahwa pihaknya menyelidiki ihwal insiden keracunan massal tersebut. Ia mengaku penyidik telah mengambil sampel seluruh makanan dan minuman yang dihidangkan dalam resepsi pernikahan tersebut.

"Kami juga telah berkoordinasi dengan tim kesehatan untuk mengecek sampel dari makanan dan minuman yang kami disita," tandasnya.

Kasus Keracunan di Acara Pengajian

Boks Nasi Ramah Lingkungan, Sampah Terurai Tak Tunggu Ratusan Tahun
Ilustrasi nasi boks pengajian. (dok. Instagram @kertabumikliniksampah/https://www.instagram.com/p/BxjW32cAM0V)

Tidak hanya di pesta pernikahan, kasus keracunan makanan pun dialami 30 orang warga Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, usai memakan berkat dari acara pengajian di salah satu rumah warga, menurut kanal Surabaya Liputan6.com per 19 September 2023.

Gejala yang dialami puluhan warga Desa Jatirejo itu umumnya sama: mereka merasa mual, bahkan sampai muntah setelah menyantap makanan berkat. Kepala Puskesmas Cukir dr Rokhmah Mualidina menjelaskan, ada 30 pasien yang sakit dengan gejala mirip, seperti mual, pusing, hingga diare. Mereka datang sejak 15 September 2023.

"(Ada yang datang) Sabtu pagi (16 September 2023). Dari 30 pasien tersebut, 12 orang dirawat inap dan sisanya rawat jalan," katanya di Jombang, dilansir dari Antara. Dijelaskan Rokhmah, kondisi pasien yang ia tangani beragam. Ada yang sakit dengan gejala ringan, tapi juga ada yang diare berat hingga dehidrasi.

Pasien yang mengalami gejala ringan diperbolehkan pulang, sedangkan pasien yang mengalami gejala berat diminta untuk rawat inap. Menurut dia, dari 12 pasien yang dirawat inap di puskesmas, kondisinya membaik. Petugas medis mengevaluasi kondisi kesehatan mereka sebelum diperbolehkan pulang.

 

Kesaksian Korban

Mengatasi Masalah Pada Sistem Pencernaan Tubuh
Ilustrasi Sakit Perut akibat keracunan makanan. Credit: pexels.com/pixabay

Rokhmah Mualidina juga menjelaskan bahwa tim medis sudah mengambil sampel dari makanan yang diduga jadi penyebab warga mengalami keracunan makanan. Sampel makanan diuji di laboratorium di Surabaya untuk memastikan kandungan di dalamnya.

Mustakim, salah satu warga yang menjalani rawat inap, mengatakan dirinya dengan warga lain awalnya ikut pengajian di rumah tetangga pada Jumat malam. Pesertanya sekitar 60 orang di pengajian tersebut.

Setelah selesai, tuan rumah membawakan berkat. Kemudian, berkat yang dibawa pulang itu dimakan di rumah. Ia mencicipi siomai, namun saat itu rasanya pahit sehingga dibuang. "Yang agak aneh siomai. Setelah makan rasanya agak pahit, jadi dibuang. Saya juga makan telur dan kentang," katanya.

Ia mengaku merasa tidak enak badan setelah makan itu. Pada Jumat malam, ia sudah bolak balik ke toilet dan lebih parah pada Sabtu, sehingga dibawa ke puskesmas. Warga yang mengalami sakit sepertinya ternyata juga banyak. Selain dirawat di puskesmas, ada juga yang dirawat di rumah sakit swasta, sebut Mustakim.

Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan
Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya