Liputan6.com, Jakarta - Gunung Sibayak merupakan sebuah gunung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Masyarakat Karo setempat menyebut Gunung Sibayak dengan "gunung raja".
Gunung Sibayak termasuk jenis gunung berapi dan meletus terakhir pada 1881. Gunung ini berada di sekitar 50 kilometer barat daya Kota Medan. Gunung Sibayak merupakan gunung yang paling banyak dikunjungi dan paling populer di Sumatra Utara karena akses menuju Gunung Sibayak yang mudah.
Baca Juga
Terdapat tiga akses pendakian mulai Desa Jaranguda (jalur wisata), sidebuk 2 (semangat gunung), jalur 54 (penatapan). Jalur wisata adalah jalur yang paling direkomendasikan karena paling dekat, aman, dan singkat.
Advertisement
Masih banyak hal mengenai Gunung Sibayak, berikut enam fakta menarik Gunung Sibayak yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
1. Pendaki di Gunung Sibayak Minimal 17 Tahun
Batas usia pendaki Gunung Sibayak adalah 17 tahun. Pendaki yang berusia di bawah 17 tahun diwajibkan didampingi oleh orangtua, keluarga, atau pemandu gunung.
Ketentuan ini ditetapkan oleh pengelola pendakian Gunung Sibayak, yakni Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Gunung Sibayak. Aturan ini dibuat agar memastikan keselamatan dan keamanan pendaki yang berkunjung, terutama pendaki yang masih di bawah umur.
Setiap perayaan 17 Agustus di Gunung Sibayak mengadakan upacara rutin serta lomba panjat pinang seluruh pencinta alam dari berbagai macam dan berbagai penjuru. Itu sebabnya Gunung Sibayak cukup ramai di momen 17 Agustus.
2. Pendakian Ringan Lewat Jalur Wisata
Terdapat dua tempat parkir kendaraan di jalur wisata. Di Pos 1 (Pos registrasi) untuk parkir mobil dan pemberhentian terakhir angkutan umum, selanjutnya wajib ditempuh jalan kaki jarak 2km dari puncak kawah sibayak
Di Pos 2 (Pos Bulang) untuk parkir sepeda motor, jarak 1 km dari puncak kawah sibayak. Itulah alasan pendakian sibayak terasa lebih ringan jika membawa sepeda motor dan terasa lumayan berat jika mengunakan kendaraan roda 4 baik pribadi atau umum, sebab tidak ada ojek atau kendaraan sewa lainnya dari pos 1 ke pos 2.
3. Puncak Sibayak
Puncak Sibayak terbagi menjadi 4 titik:
1. Takal Kuda 2057 mdpl (puncak papan nama)
2. Puncak Pilar 2101 mdpl (puncak kawah)
3. Puncak Deleng pintau 2212 mdpl (2jam perjalanan arah barat laut dari kawah sibayak)
4. Outer Rim 2000 mdpl (arah selatan / penampakan sinabung)
Puncak Sibayak/deleng pintau 2212 mdpl puncak yang lokasinya jarang dikunjungi wisatawan karena jalan tertutup vegetasi rapat, melalui telaga putri, dan tidak terlihat dari camp ground kawah sibayak lantaran tertutup puncak pilar
Advertisement
4. Kawah Gunung Sibayak Masih Aktif
Mengutip dari laman resmi Kabupaten Karo, Senin, 16 Oktober 2023, pendakian ke Gunung Sibayak akan melewati hutan belantara tropis dan tebing yang penuh tantangan serta di puncak gunung terdapat hamparan dataran tempat berkemah.
Meski terakhir kali meletus pada 1881, Gunung Sibayak masih terlihat akhif. Dari puncak gunung terlihat kawah yang masih aktif mengeluarkan magma dan pemandangan yang indah dan menawan.
Banyak pendaki yang menghabiskan waktu untuk berkemah di Gunung Sibayak. Selain itu Setelah menikmati pemandangan spektakuler setelah fajar, Anda dapat turun ke Semangat Gunung dan menikmati pemandian air panas.
5. Lama Pendakian dan Biaya Registrasi
Jarak dari Kota Berastagi ke tempat awal pendakian dari Desa Jaranguda 1,5 Km dari Desa Raja Berneh 15 Km. Lama pendakian diperkirakan lebih kurang 2 sampai dengan 3 jam.
Biaya registrasi Gunung Sibayak adalah Rp10.000 per orang untuk wisatawan lokal dan Rp25.000 per orang untuk wisatawan Mancanegara, biaya ini dibayarkan di pos registrasi di lokasi. Selain biaya registrasi, pendaki pun perlu membayar biaya parkir kendaraan sebesar Rp15.000 untuk sepeda motor dan Rp20.000 untuk mobil.
6. Banyak Pendaki Hilang
Mengutip laman Gunung Bagging, Senin 16 Oktober 2023, gunung berapi ini belum pernah meletus selama hampir 400 tahun, namun selama bertahun-tahun sejumlah pendaki yang pergi tanpa pemandu tidak pernah berhasil turun lagi. Hal ini lebih disebabkan banyaknya wisatawan yang mengunjunginya dan bukannya tidak berbahaya dibandingkan puncak lainnya.
Meskipun kawasan kawah sangat mudah diakses, beberapa bagian pegunungan tertentu sangat terpencil dan liar, bahkan lebih liar dibandingkan daerah sekitar Sinabung. Sebagian besar medannya sederhana, tetapi jika Anda tersesat saat cuaca buruk atau pergi sendirian. Anda dapat dengan mudah berakhir di sisi kawah yang terpencil dan salah.
Dua profesor dari sebuah universitas di New York pergi ke Sibayak pada 1983 dan tidak pernah kembali. Apakah mereka tersesat atau menjadi korban perampokan yang sangat jarang terjadi atau serangan binatang buas masih belum diketahui.
Sayangnya, seorang turis Jerman pergi mendaki sendirian pada tahun 2017 dan kemudian ditemukan tewas di daerah terpencil. Jadi, meskipun mungkin ada banyak pendaki lain di gunung berapi tersebut, ada baiknya Anda membayar pemandu daripada pergi sendirian.
Advertisement