Liputan6.com, Jakarta - Aksi Muda Jaga Iklim (AMJI), gerakan yang mengajak masyarakat Indonesia turut serta dalam mengatasi perubahan iklim, segera menggelar aksi serentak yang melibatkan 58 kolaborator di 359 lokasi di Indonesia tepat pada peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini yang jatuh pada Sabtu, 28 Oktober 2023.
"Kita menyadari bahwa krisis iklim tidak terjadi satu bulan sekali, atau satu tahun sekali, jadi kita ingin gaungkan ini sepanjang tahun," ungkap Yolanda Parede, Koordinator Nasional Penjaga Laut, kepada Liputan6.com, saat ditemui di Media Briefing Aksi Muda Jaga Iklim (AMJI), Jakarta Selatan, Selasa, 24 Oktober 2023.
Gerakan tersebut dimulai sejak 2021 yang diinisiasi oleh Komunitas Jaga Laut tepat satu tahun komunitas tersebut berjalan, yakni pada 8 Oktober 2021. Aksi serentak tersebut merupakan rangkaian terakhir yang disiapkan AMJI sejak Januari 2023. Tahapan awalnya dimulai dengan Road to AMJI yang berlangsung hingga H-1 sebelum aksi utama dilaksanakan.
Advertisement
Komunitas tersebut terpikir untuk membuat sebuah aksi menjaga iklim yang melibatkan anak-anak muda di seluruh Indonesia. Bukan hanya mereka yang berlatar belakang pendidikan ilmu kelautan, tapi masyarakat umum. Tujuannya agar masyarakat lebih memahami bahwa perubahan iklim berdampak dalam berbagai aspek di kehidupan sehari-hari.
"Agar mereka mengerti jika krisis iklim bukan sesuatu yang jauh, tapi sesuatu yang dekat dan terjadi sehari-hari, seperti keluhan ibu rumah tangga tentang harga ikan yang semakin tinggi, panas yang meningkat, dan polusi di Jakarta yang membuat langit terlihat semakin abu-abu," jelas Yola.
Terbuka untuk Semua Pihak
Yola mengungkapkan bahwa akan ada berbagai aksi yang dilaksanakan. "Sebagian besar terlibat dalam menanam mangrove, membersihkan pantai, transplantasi terumbu karang, dan adopsi koral," ia mengungkapkan.
"Namun, tidak terbatas pada itu saja, komunitas yang berkolaborasi bisa membuat aksinya sendiri, seperti contohnya Komunitas Warga Muda di Jakarta yang melakukan aksi cabut paku dari pohon, ada juga yang berkeliling PUSKESMAS untuk melakukan edukasi soal dampak perubahan iklim terhadap bahaya kesehatan," jelasnya.
Yola menjelaskan bahwa kolaborator bisa individu, organisasi, maupun pemerintahan. Masyarakat yang tidak tergabung dalam organisasi tertentu juga bisa bergabung pada gerakan tersebut.
"Kita ingin mendorong esensi inklusivitas, jadi semua orang bisa ikut, agar turut merasakan dampak dari krisis iklim. Masyarakat yang ingin terlibat bisa langsung mendaftar di situs resmi Indorelawan," jelasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa saat ini relawan yang mendaftar bukan hanya ada di Jakarta, tapi juga beberapa daerah lainnya. "Minat tertinggi justru datang dari daerah di luar Jakarta, seperti ada di Gorontalo dan Makassar. Pada aksi ini minat tertinggi datang dari daerah Sulawesi," tambahnya.
Advertisement
Ajak Anak Muda Bergerak
Saat tahun-tahun pertama, aksi tersebut berkolaborasi dengan Komunitas Ecodefender, sebuah jaringan relawan untuk Masyarakat Indonesia Timur, khususnya Kepulauan Maluku dan Papua. Pada 2021, komunitas tersebut terdorong untuk membuat Aksi Muda Jaga Iklim sebagai aksi tahunan dan mencari relawan lainnya sebagai kolaborator dan inisiator.
Tahun ini, semakin banyak komunitas yang tergabung, seperti Gerakan Pramuka dan Jejakin. Trilogy Ocean, organisasi yang bergerak di Karimun Jawa, BPDASHL dan KLHK juga bergabung selama dua tahun terakhir untuk mendukung kegiatan tersebut.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), khususnya BPDASHL dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), mendukung aksi tersebut melalui penyediaan bibit mangrove di Tanjung Pasir, Banten. Daerah tersebut dipilih karena memiliki lokasi penanaman ideal dengan lahan seluas 250 hektare.
"Per bulan Maret baru sekitar 50 hektare yang ditanami. Jadi, akan terbantu sekali jika ada anak muda yang mau membantu untuk menanamkan bibit-bibit tersebut karena bibitnya sudah ada, namun belum banyak yang tergerak untuk menanamkan," jelasnya lagi.
Dukungan dari Pemerintah
Komunitas Jaga Laut memiliki 700 anggota. Pada 2021, 7000 relawan bergabung dalam Aksi Muda Jaga Iklim. Tahun selanjutnya, jumlah relawan meningkat drastis hingga 21 ribu orang. Tahun ini, aksi tersebut menargetkan 40ribu orang turut serta menjadi relawan.
Dalam kesempatan tersebut, Pina Ekalipta, Kepala BPDASHL Ciliwung Citarum KLHK, mengapresiasi gerakan Aksi Muda Jaga Iklim. "Dengan berjejaring, masyarakat jadi mengetahui keberadaan kami yang menyediakan bibit secara gratis, dan komunitas ini membantu KLHK menanam bibit-bibit tersebut. Ini yang harus kita kembangkan, supaya yang sedang kita kerjakan dipercepat oleh proses-proses seperti ini," ungkap Pina.
Ia juga menyampaikan harapannya dengan berkolaborasi dengan aksi tersebut, "Dengan harapan pada tanggal 28 Oktober 2023, bukan hanya bisa menanam saja, tapi juga merawat agar mangrove itu tumbuh besar dan mampu menjaga dan mencegah abrasi," jelasnya.
Bagi masyarakat yang berminat untuk bergabung pada aksi tersebut, dapat mengunjungi situs resmi Indorelawan, atau akun Instagram Jaga Laut di @jagalaut.id untuk informasi lebih lanjut.
Advertisement