Kisah Bidan Wike Afrilia Saat Bertugas di Pedalaman Papua, Masih Pakai Sistem Barter karena Pasar Jauh

Wike Afrilia adalah seorang bidan asal Sulawesi yang berdinas di pedalaman Papua selama 6 tahun. Ia sering membuat konten di TikTok tentang bagaimana dia menolong masyarakat setempat.

oleh Farel Gerald diperbarui 26 Okt 2023, 04:00 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2023, 03:30 WIB
Wike Afrilia
Wike Afrilia (kanan atas) sebagai pemenang gelar "Changemakers of the Year" dari TikTok Awards 2023 karena konten-konten inspiratifnya mengenai masyarakat Pedalaman Papua. (dok. Tangkapan layar Zoom Wawancara TikTok Awards 2023 "Changemakers of the Year" Wike Afrilia/Farel Gerald)

Liputan6.com, Jakarta - Acara TikTok Awards Indonesia 2023 yang berlangsung pada Kamis, 12 Oktober 2023 menjadi sorotan banyak orang. Acara ini memberikan apresiasi bagi mereka yang melalui kontennya, mampu mengedukasi dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat luas.

Salah satu kategori yang mencuri perhatian adalah "Changemakers of the Year". Kategori ini diberikan kepada kreator yang kontennya mampu memberikan dampak luar biasa terhadap aspek-aspek penting dalam masyarakat, seperti ekonomi, lingkungan, dan komunitas.

Pandawara Group dan Sajodo Snack, dua nama yang berhasil membawa pulang penghargaan dari kategori ini, telah menunjukkan bagaimana konten mereka mempengaruhi dan menginspirasi banyak orang selama tahun 2023.

Selain nama-nama yang sudah disebut sebelumnya, ada juga seorang pemenang yang konsisten dalam membantu komunitas lokal. Melalui kontennya, ia berbagi wawasan tentang cara memberikan dukungan dalam bidang pengobatan, pendidikan, hiburan, bahkan masalah ekonomi.

Adalah Wike Afrilia, seorang bidan berdarah Sulawesi yang berdinas di Pedalaman Papua, melalui platform TikTok-nya, ia tak hanya membagikan rutinitas profesionalnya namun juga momen emosional dan kemanusiaan.

Di daerah yang masih minim fasilitas dan infrastruktur, Wike senantiasa membagikan momen ketika ia menyediakan kebutuhan dasar bagi warga setempat di sana dan bagaimana ia berusaha untuk selalu hadir dalam setiap kesulitan mereka.

Ia mengungkapkan bahwa ia sudah bertugas sebagai bidan di Pedalaman Papua semenjak tahun 2017. Kontennya di TikTok adalah sebagai gambaran realitas kehidupan dan masyarakat di Papua.

 

Pasar yang Sangat Jauh

Wike Afrilia
Wike mengungkapkan bahwa di sana perlu berjalan kaki selama 6 hingga 7 jam untuk sampai ke pasar terdekat. (dok. Tangkapan layar Zoom Wawancara TikTok Awards 2023 "Changemakers of the Year" Wike Afrilia/Farel Gerald)

"Banyak orang yang penasaran tentang keadaan di sini, dan kebetulan sekali, saya ditugaskan di daerah yang paling terpencil, di mana masyarakatnya sangat awam dan hidup mereka jauh dari kata layak," ujarnya saat jumpa media secara daring dalam sebuah kesempatan pada Selasa, 24 Oktober 2023.

Dia mengungkapkan bahwa menjadi bidan di Papua bukanlah tugas yang mudah. Akses untuk mencapai beberapa daerah bisa sangat sulit. "Beberapa kali saya harus menyeberangi sungai," tuturnya.

Ia menambahkan bahwa saat ada pasien yang membutuhkan rujukan dalam keadaan gawat darurat, situasinya menjadi semakin sulit. "Bayangkan, di daerah kami, tidak ada kendaraan cepat yang bisa kami gunakan. Ditambah lagi dengan fasilitas kesehatan yang sangat terbatas," katanya.

Bukan hanya tantangan dalam pekerjaannya, kehidupan sehari-hari pun memiliki rintangannya sendiri. "Kami harus berjalan kaki selama 6 hingga 7 jam untuk sampai ke pasar terdekat. Karena jarak dan keterbatasan, banyak warga yang masih menerapkan sistem barter untuk memenuhi kebutuhan mereka," cerita Wike.

Dalam membuat konten-kontennya, Wike terinspirasi oleh salah satu kreator TikTok yang gemar berbagi pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari. Melihat dedikasi dan antusiasme kreator tersebut, Wike merasa tergerak untuk juga mulai mengedukasi pengikutnya melalui video-video yang ia unggah.

"Ada begitu banyak hal yang bisa dibagikan, terutama tentang kehidupan di Papua," ucapnya.

Berhati-hati dalam Membuat Konten

Wike Afrilia
Wike selalu harus berhati-hati dalam membuat setiap kontennya karena adat dan budaya masyarakat Papua yang masih sangat kental. (dok. Tangkapan layar Zoom Wawancara TikTok Awards 2023 "Changemakers of the Year" Wike Afrilia/Farel Gerald)

Namun, berbagi konten dari Papua bukanlah tanpa tantangan. Papua, sebagai salah satu provinsi di Indonesia, masih sangat kental dengan adat dan budayanya. Wike selalu harus berhati-hati dalam membuat setiap kontennya.

"Kita harus selalu menghormati adat dan budaya setempat. Terlebih, konten yang kita sebarkan bisa dilihat oleh banyak orang. Jangan sampai apa yang kita bagikan menyinggung perasaan masyarakat setempat atau bahkan merugikan pihak-pihak tertentu," tuturnya.

Meski demikian, semangat Wike untuk terus konsisten mengunggah konten di TikTok tidak pernah pudar. Baginya, melalui platform ini, ia bisa memperlihatkan kepada dunia luar tentang kehidupan sebenarnya di Papua.

"Saya berharap, dengan konten-konten saya, orang-orang di luar sana dapat memahami kondisi di Papua dan semoga saja ada yang tergerak untuk membantu," harap Wike.

Sejak awal, niat Wike memang sederhana, yakni berbagi. Dari berbagi cerita kecil-kecilan, kini, setelah memenangkan TikTok Awards, ruang bagi Wike untuk berbagi menjadi semakin besar. "Saya bisa berbagi lebih banyak lagi dan membantu kehidupan sehari-hari masyarakat Papua," pungkas Wike.

Berdayakan Perempuan

Perempuan Papua.
Forum Perempuan Papua Berdaya, Dorong Papua Maju yang diselenggarakan di Kota Jayapura, Kamis (19/10/2023). (Foto: Istimewa)

Tak hanya melalui konten Wike, Pemerintah Indonesia juga telah mengimplementasikan berbagai inisiatif untuk mempercepat pembangunan di Papua. Tiga bidang yang telah menunjukkan kemajuan signifikan dari upaya pemerintah adalah bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

Mengutip kanal News Liputan6.com pada 20 Oktober 2023, di sektor pendidikan, pemerintah telah menjalankan program Papua Pintar yang mencakup pembangunan sekolah dan program beasiswa. Sementara itu, pada sektor kesehatan, program Papua Sehat telah memberi kemudahan akses berobat dan program peningkatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di sejumlah wilayah.

Dan pada sektor infrastruktur, pemerintah telah membangun jalan Trans Papua dengan total Panjang 3.462 kilometer dan pembangunan infrastruktur pendukung pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.

Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) dan Kementerian Desa telah menjalankan program Desa/Kampung Ramah Perempuan dan Peduli Anak (D/KRPPA). Program tersebut bertujuan untuk mewujudkan penurunan stunting, kesetaraan gender, perlindungan perempuan dan anak serta pemenuhan hak anak di seluruh Indonesia.

"Provinsi Papua menjadi salah satu contoh hasil pembentukan dan pengembangan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak DRPPA pada 2021," ujar Plt. Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang dibacakan oleh Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Hukum dan HAM, Astrid Ramadiah Wijaya.

Infografis 4 Insiden Penembakan Pesawat Ulah KKB di Papua. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Insiden Penembakan Pesawat Ulah KKB di Papua. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya