Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) mengandalkan model bisnis agregasi untuk mengakselerasi ekspor di sektor wastra dan kriya. Menurut Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, selama dua tahun bersinergi dengan berbagai pihaknya melihat agregator punya peran yang sangat strategis dalam menjaga eksistensi dan keberlanjutan bisnis wastra maupun kriya di Indonesia.
"Model bisnis agregasi, punya banyak kelebihan, di mana pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bisa memperoleh sejumlah manfaat, yakni bisa mendapatkan transfer pengetahuan, transfer teknologi dan akses pembiayaan," ucap Teten Masduki di pembukaan pameran Cerita Nusantara di JCC, Jakarta, Selasa (28/11/2023).
Baca Juga
Pemeran tersebut digelar Kemenkop UKM bersama sengan Dewan Kerajinan Nasional dan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja Indonesia Maju (OASE KIM). Acara ini juga menjadi muara dari dua agenda sebelumnya yaitu, Cerita Wastra pada 2021 dan Cerita Kriya di tahun 2022.
Advertisement
Teten mengungkapkan, sektor kriya di Indonesia jadi salah satu subsektor ekonomi kreatif yang memiliki potensi dan berpeluang untuk dikembangkan. Pada 2021, total nilai ekspor untuk produk kriya mencapai 1,5 miliar dollar AS dan telah menembus pasar internasional di lebih dari 100 negara.
Sementara di luar negeri, produk-produk kriya Indonesia juga mulai mendapat respons positif, seperti berbagai bentuk turunan kerajinan kayu, rotan, dan anyaman baik dari sintetis maupun alami.
Ia pun optimistis pameran ini bisa menjadi momentum bagi UMKM di bidang kriya dan wastra bisa mengglobal. Ditambah lagi kedua sektor ini menjadi sektor unggulan ekonomi domestik indonesia.
Ekosistem Penting Bagi Pengembangan UMKM
"Jadi saya yakin di dua sektor ini, griya dan wastra Indonesia bisa bertarung dengan siapapun di dunia. Contohnya saja Jakcloth sekarang ini bisa menggelar 30 kali pameran dalam setahun, ini kan luar biasa. Itu baru untuk kelas menengah kebawah, belum lagi produk lainnya di kelas bawah atau menengah ketas," ujar Teten.
"Saya sangat bangga dan senang sebagai Menteri UKM sudah banyak event organizer para agregator yang merupakan sebuah ekosistem penting bagi pengembangan UMKM, terutama di sektor kriya dan wastra itu saja,," lanjutnya.
KemenkopUKM pun mengapresiasi ekosistem yang telah ada seperti Jakcloth, Brightspot, Inacraft, BRIlianpreneur, Alun Alun Indonesia, Sarinah, M-Bloc, IdeaFest, Kriyanusa, MUFFEST, JFW, PINTU Incubator, OOA, Wall of Fades, JSD, USS, JakartaXBeauty, Inacraft, IFFINA, Krealogi, Piazza Firenze by Poppy Dharsono, Karya Kreatif Indonesia, hingga Gerakan Revolusi Lokal untuk berekspresi, berjejaring, untuk membawa karya-karya terbaiknya lebih dikenal luas.
Menteri Teten menjelaskan, penggunaan diksi “Cerita” pada tajuk kegiatan-kegiatan ini adalah karena produk-produk wastra dan kriya Indonesia umumnya berakar pada sejarah dan budaya nusantara, yang menyimpan banyak cerita dan merekam setiap legenda kejayaan masa lalu.
Advertisement
Agenda Utama Cerita Nusantara
"Tema Cerita Nusantara kali ini yang diangkat bermakna mengungkap hakikat seni budaya Indonesia yang diharapkan dapat menggali kembali pesan-pesan sejarah, kebudayaan dan kejayaan masa lalu sebagai inspirasi untuk memantik semangat membangun masa depan bangsa yang gemilang," kata Teten.
Sementara itu, Suzana Teten Masduki mewakili Bidang Pendanaan Dekranas (Dewan Kerajinan Nasional), mengatakan bahwa dengan model bisnis agregasi membantu banyak perajin untuk dapat memproduksi dan memasarkan barangnya dengan standar kualitas yang baik. Ekosistem yang kuat juga bisa memberi ruang bagi perajin untuk dapat beradaptasi mengikuti tren pasar hingga teknologi pemasaran terkini.
"Saya percaya, produk kerajinan kita memiliki kualitas yang dapat dibanggakan, terbukti dengan cukup banyaknya produk kita yang diterima di pasar global. Kita semua optimis bahwa produk kerajinan nasional dapat bersaing baik di dalam negeri maupun di kancah internasional," tutur Suzana.
Cerita Nusantara dikemas dengan beberapa agenda utama, diantaranya expo atau showcasing, business matching, fashion show, demo karya/produk, dan talkshow interaktif yang dibuka untuk umum.
Wastra Indonesia di Paris
Baru-baru ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama desainer Edward Hutabarat siap menggelar sebuah pameran seni di Museum Louvre Paris, Prancis, pada 28 November 2023 hingga 8 Januari 2024. Pameran tersebut menampilkan fotografi menakjubkan Candi Borobudur yang diintergrasikan dengan koleksi wastra Indonesia bertajuk "Selimut Nusantara."
Koleksi kain tradisional ini disebut sepenuhnya karya pribadinya, mencakup berbagai wastra dari seluruh Indonesia, termasuk ulos Samosir, songket Sumatra, serta tenun dari daerah-daerah, seperti Sumba, Timor, Bali, dan Sumbawa.
Bicara mengenai wastra, Edo, begitu sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah peradaban yang membawa elemen sandang, pangan, dan papan. "Kalau kita bicara sandang, pangan, papan, kita berbicara mengenai gaya hidup. Salah besar kalau orang mengatakan fesyen hanyalah sepotong kain," katanya saat ditemui saat jumpa pers di bilangan Jakarta Selatan, Kamis, 16 November 2023.
Ia menyoroti keunikan dan kekayaan wastra dari berbagai daerah di Indonesia, menggambarkan bagaimana setiap kota memiliki karakteristiknya sendiri. "UMKM unggulan Indonesia is a fire (membara)," sebut dia penuh semangat.
Ia menyambung, "Jangan anggap UMKM hanya (sekadar) gantungan kunci, tapi bagaimana cara packaging-nya." Edo juga menekankan pentingnya kecerdasan dalam menilai fesyen.
Advertisement