Liputan6.com, Jakarta - Berbagai tren menarik bermunculan di TikTok, salah satunya adalah tren menggunakan sweater pada 3 Desember. Bagaimana asal mula dari tren tersebut? Dilansir dari SK POP, Kamis, 30 November 2023, tren itu mengacu pada lagu berjudul "Heather" yang dinyanyikan oleh Conan Gray.
Lirik dari lagu tersebut berbunyi, "I still remember, third of December, Me in your sweater, you said it looked better on me than it did you, only if you knew, how much I liked you." yang berarti "Aku masih ingat, tanggal tiga Desember, Aku dengan sweater-mu, kamu bilang itu terlihat lebih bagus untukku daripada kamu, hanya jika kamu tahu, betapa aku menyukaimu."
Baca Juga
"Heather" menceritakan seseorang yang merindukan gebetan mereka pada 3 Desember. Tren ini membuat para pengguna media sosial membicarakan tentang jatuh cinta atau menyatakan cinta kepada para gebetan mereka di hari itu.
Advertisement
Istilah "Heather" identik dengan gadis cantik dan populer yang mengacu pada film tahun 1988 berjudul "Heathers". Lagu tersebut merujuk pada kerinduan penyanyi terhadap mantan kekasihnya, yang jatuh cinta dengan sosok "Heather", seorang gadis idola.
Tren ini dimulai pada 2020, ketika TikTok dibanjiri dengan video yang merujuk tanggal tersebut. Sejak itu, hal ini menjadi tradisi yang berulang. Pada hari ini, pengguna TikTok akan mengenakan sweater (baju hangat) serta menambahkan lagu "Heather" di latar belakang setiap video yang mereka unggah.
Berharap Diajak Kencan Oleh Para Gebetan
Pengguna internet yang turut serta dalam tren tersebut berharap untuk merasakan jatuh cinta dan diajak kencan oleh orang yang mereka sukai. Mereka juga berharap agar diberikan sweater oleh gebetannya di kencan tersebut. Beberapa pengguna lain juga turut merayakan momen 3 Desember itu dengan mengenakan sweater dan mendengarkan lagu ‘Heather’ berulang kali.
Pencipta lagu tersebut, yaitu Conan Gray menjelaskan arti dari ‘Heather’. “Ini adalah lagu tentang seorang gadis bernama Heather, saya pikir setiap orang memiliki Heather dalam hidup mereka. Orang yang saya sukai jatuh cinta kepada Heather. Dia tidak mencintai saya, oleh sebab itu saya sangat membencinya (Heather), dasar primadona,” ungkap Gray, yang juga ikut serta dalam tren tersebut.
Siapa Conan Gray?
Conan Gray adalah musisi asal Amerika Serikat yang terkenal karena lagu-lagunya seperti The Other Side, Crush Culture, dan Heather. Penyanyi setengah Jepang dan setengah Irlandia ini besar di Texas dan pertama kali menjadi terkenal lewat YouTube. Grey adalah seorang murid dari UCLA (University of California) tetapi dia menunda studinya untuk mengejar karir bermusik.
Advertisement
Karirnya Bermula di YouTube
Musisi tersebut mulai memposting video di YouTube pada usia yang sangat muda. Video yang ia buat biasanya akan menampilkan dirinya yang menyanyikan lagu original dan cover, video memasak bersama teman, atau sebuah video percakapan.
Conan Gray mulai membuat musik sejak dia berusia 12 tahun, dan merilis EP (Exended Play) pertamanya yaitu Sunset Season melalui Republic Records pada 2018. Grey mengungkapkan bahwa dirinya mulai mengerjakan EP-nya ketika pindah ke California untuk berkuliah di UCLA.
Ia adalah seorang penampil yang membuka tur Panic! at The Disco tahun 2019. Setelah itu, ia merilis album berjudul Kid Krow pada Maret 2020. Album ini mencapai nomor lima di tangga lagu Billboard dan nomor dua di tangga lagu Rolling Stone. Pada Juni 2022, Gray merilis album keduanya, Superache. Musisi tersebut sering menghubungkan pengaruh musiknya dengan Lana Del Rey, Adele, dan The Dixie Chicks. Dia juga penggemar berat Taylor Swift.
Sweater Putri Diana Berhasil Terjual Rp17,6 Miliar
Sementara itu, sweater kambing hitam yang pernah dipakai Putri Diana laku terjual di pelelangan. Sweater warna merah putih itu terjual 1,143 juta dolar AS atau sekitar Rp17,6 juta di Sotheby's New York, setelah dua minggu lelang dibuka secara online.
Angka itu membuat sweater tersebut jadi busana termahal milik Putri Diana yang terjual di pelelangan. Mengutip Daily Mail, Jumat (15/9/2023), angkanya 14 kali lipat lebih mahal dari harga dasar 80 ribu dolar AS. Total 44 penawaran diajukan dalam kurun waktu 15 menit setelah lelang dibuka.
Sotheby's mengumumkan rencana pelelangan sweater Putri Diana itu pada 26 Juni 2023. Diana, yang saat itu masih bergelar Lady Diana Spencer, pertama kali mengenakan itu dengan celana jins saat menghadiri pertandingan polo Pangeran Charles pada Juni 1981, sebulan sebelum pernikahan kerajaan mereka digelar.
Sweater itu diketahui rusak sehingga pihak Istana Buckingham saat itu menyurati pihak label, Warm & Wonderful, menanyakan apakah mereka bisa memperbaikinya atau harus diganti. Pihak istana mengirimkan sweater yang rusak pada pihak label yang kemudian mengirimkan sweater baru sebagai pengganti.
Oleh desainer label tersebut, sweater yang lama disimpan hingga terlupakan. Joanna Osborne, salah seorang desainer, kemudian menemukannya kembali secara tak sengaja.
Advertisement