6 Wisatawan China Dideportasi dan Dicekal Thailand Selama 10 Tahun Setelah Mengemis di Bangkok

Enam turis asal China yang mengemis di jalanan Bangkok,Thailand, dilarang kembali memasuki negara tersebut selama sepuluh tahun. Salah satu dari mereka telah dideportasi kembali ke China, sementara sisanya menunggu deportasi.

oleh Winda Syifa Sahira diperbarui 01 Des 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 01 Des 2023, 16:00 WIB
Kapal wisata Chao Phraya, Bangkok
Kapal wisata sedang melintasi Chao Phraya di Bangkok, Thailand, Kamis (30/11/2023) petang. Bola.com berkesempatan mengunjungi Bangkok sebelum meliput seri terakhir Asia Road Racing Championship 2023 akhir pekan ini di Buriram. (Bola.com/Hery Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Enam turis asal China yang mengemis di jalanan Bangkok,Thailand telah dicekal memasuki negara tersebut selama sepuluh tahun. Dilansir dari VN Express, Jumat, 1 Desember 2023, pengemis tersebut ditangkap antara 10--20 November 2023 saat meminta uang di jalanan, lapor Bangkok Post.

Pengemis tersebut masing-masing didenda antara 100 dan 500 baht (sekitar Rp44 ribu–Rp220 ribu). Salah satu dari mereka telah dideportasi kembali ke China, sementara sisanya menunggu deportasi, Thai PBS World melaporkan.

Polisi setempat menambahkan, semua pengemis itu akan masuk daftar hitam (blacklist) untuk kembali mengunjungi negara tersebut. Mereka kebanyakan mengemis di tempat keramaian dan tempat wisata dengan wajah dan tubuh yang cacat.

Beberapa pengemis mengaku kehabisan uang saat bepergian di Thailand. Polisi menemukan salah satu pengemis asal Tiongkok tiba melalui perjalanan udara pada Juni 2023 dengan visa turis. Wanita tersebut kemudian mengajukan permohonan pendidikan online di Thailand dan meminta visa pelajar untuk membantu memperpanjang masa tinggalnya, lapor Nation Thailand.

Setelah penyelidikan, polisi menemukan bahwa para pengemis tersebut mendapat penghasilan sekitar 10.000 baht seharinya atau sekitar Rp4,4 juta. Padahal, mengemis dianggap ilegal di Thailand.

Thailand bulan lalu mulai memberikan bebas visa masuk bagi wisatawan dan para pelaku industri China dengan harapan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan China yang jadi andalan Thailand sebelum pandemi. Kini, mereka khawatir skema bebas visa itu malah dimanfaatkan para pengemis untuk mengambil keuntungan. 

Datang Bertujuan untuk Mengemis

Foto Wat Arun, salah satu destinasi wisata Thailand
Di Bangkok kamu bisa melihat berbagai yang menarik hingga mencicipi hidangan lezat seperti Mango Sticky Rice. (Foto: Official Instagram Agoda/@Agoda)

Polisi setempat berjanji untuk secara hati-hati memeriksa pengunjung asal China yang mengalami kerusakan wajah dan tubuh saat memasuki Thailand. Hal itu karena beberapa orang datang bertujuan untuk mengemis di jalanan, menurut Biro Kepolisian Metropolitan.

Panthana Nutchanart, wakil komisaris Biro Imigrasi, mengatakan pada pertemuan pers pada Senin, 27 November 2023, bahwa wisatawan tersebut mengaku memasuki Thailand secara sukarela setelah mengetahui bahwa pengemis di ibu kota Bangkok dapat menghasilkan hingga 10.000 baht sehari atau sekitar Rp4,4 juta, lapor Bangkok Post.

Biro tersebut mengatakan para pengemis asal China itu sebelumnya meminta uang di negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Singapura dan Malaysia, dan memutuskan untuk mencoba peruntungan di Thailand. Thailand telah memulai tindakan keras terhadap pengemis asing. Dalam operasi baru-baru ini di Chon Buri, Chiang Mai dan Phuket, polisi menangkap 27 warga Kamboja, dua warga Tiongkok, dua Myanmar, dan dua warga negara Rusia yang siap dideportasi.

 

Thailand Izinkan Bar dan Kelab Malam Buka Lebih Lama, Diharap Bisa Genjot Pariwisata

Ilustrasi bar di Thailand/dok. Unsplash Hanny
Ilustrasi bar di Thailand/dok. Unsplash Hanny

Sementara itu, kabinet Thailand telah menyetujui peraturan menteri yang memperpanjang jam buka kelab malam dan tempat hiburan dalam upaya menarik lebih banyak wisatawan. Dikutip dari kanal Global, Liputan6.com, Rabu, 29 November 2023, hal ini disampaikan langsung oleh juru bicara pemerintah Traisulee Traisarananakul, Selasa, 28 November 2023.

"Tempat hiburan, kelab dan bar karaoke di Bangkok, Phuket, Pattaya, Chiang Mai dan Samui, yang merupakan tujuan wisata populer, akan diizinkan untuk buka dua jam lebih lama hingga jam 04.00," katanya, seperti dilansir CNA.

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin sebelumnya mengatakan peraturan baru akan dimulai pada 15 Desember 2023. Industri pariwisata adalah pendorong utama dalam perekonomian Thailand, yang mengalami pertumbuhan lamban dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan. Karena itu, pemerintahan Srettha ingin menghidupkannya kembali dengan langkah-langkah stimulus.

Keputusan untuk mengizinkan tempat hiburan buka lebih lama adalah langkah terbaru yang diambil pemerintah untuk meningkatkan kedatangan turis asing setelah pemerintah pada September 2023.

Berharap akan Menggaet Turis Internasional

Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)
Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)

Thailand sejauh ini telah menerima 24,5 juta wisatawan asing pada tahun ini dan memperkirakan akan ada 28 juta kunjungan dalam setahun penuh. Sebelum pandemi, Thailand mencatat rekor kedatangan 39,9 juta orang, dengan 11 juta orang berasal dari China. Tahun ini, pemerintah memperkirakan hanya 3,5 juta kedatangan dari Negeri Tirai Bambu itu.

Sebagai upaya untuk menggenjot sektor pariwisata, Thailand juga bersinergi dengan Indonesia dan Malaysia dalam format kerja sama "Indonesia – Malaysia – Thailand Growth Triangle" atau IMT-GT. Ini merupakan salah satu forum kemitraan yang memprioritaskan pembangunan ekonomi daerah untuk mengurangi kesenjangan serta meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat di sub-kawasan.

Dalam pertemuan Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) IMT-GT ke-29 di Batam, Jumat, 29 September 2023, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong kerja sama di berbagai sektor, salah satunya pariwisata. 

"Ketidakpastian global, perubahan iklim, kerawanan pangan dan energi, kita perlu dorong tranformasi digital, kembangkan ekonomi kreatif, hijau dan biru serta maksimalkan sektor-sektor unggulan, seperti pariwisata, pertanian dan industri halal," kata Menko Airlangga, seperti dikutip kanal Bisnis Liputan6.com.

Infografis 5 Destinasi Wisata Super Prioritas
Pemerintah telah menetapkan 5 Destinasi Super Prioritas, antara lain Borobudur, Likupang, Danau Toba, Mandalika, dan Labuan Bajo. (Dok: Tim Grafis/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya