Penggunaan Material Daur Ulang di Rumah, dari Botol Plastik sampai Raket

Bagi Dila Hadju dan Rayi RAN, kreasi dari daur ulang barang bekas bisa menjadi macam-macam barang bermanfaat yang bisa dibuat sendiri di rumah. Mereka pun mengutamakan membeli produk-produk yang bisa didaur ulang.

oleh Henry diperbarui 30 Des 2023, 20:39 WIB
Diterbitkan 30 Des 2023, 10:00 WIB
Ilustrasi Kotak Pensil dari Botol Bekas
Ilustrasi Kotak Pensil dari Botol Bekas. (Pixabay/Citypraiser)

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai barang bekas yang sudah tidak dapat digunakan mungkin banyak yang terbuang sia-sia dan menjadi sampah yang sulit terurai. Padahal beragam barang bekas terutama yang ada di rumah kita bisa didaur ulang menjadi barang lain yang lebih berguna.

Sulitnya sampah yang tidak dapat terurai menjadi kekhawatiran sampah akan terus menumpuk setiap harinya dan berpengaruh buruk pada kenyamanan lingkungan. Hal itu jadi menjadi perhatian sejumlah pihak, termasuk selebriti seperti pasangan Dila Hadju dan Rayi Putra atau Rayi RAN. Keduanya dikenal sangat mendukung gaya hidup ramah lingkungan.

Mereka bahkan sudah mengajarkan anak mereka untuk peduli terhadap lingkungan. Dila dan Rayi juga mendaur ulang material atau barang bekas menjadi macam-macam barang bermanfaat yang bisa dibuat sendiri di rumah. Mereka pun mengutamakan membeli produk-produk yang bisa didaur ulang.

"Dari segi harga memang sedikit lebih tinggi tapi kalau hanya beda 15 20 persen apa salahnya, tapi itu memang tergantung kemampuan kita. Produk lokal pun sudah mulai banyak yang memakai bahan yang bisa didaur ulang mulai dari minyak goreng sampai kosmetik," ucap Dila pada Liputan6.com, Kamis, 28 Desember 2023.

Salah satu produk yang digunakan Dila adalah produk pembalut wanita yang memakai bahan kain sehingga bisa digunakan berkali-kali. "Aku pakai pembalut itu produk lokal. Bahannya dari kain dan bisa dicuci dengan mesin cuci. Mereknya Baby Oz. Setah aku ada di supermarket, bulk store atau bisa juga dibeli secara online. Harganya juga cukup terjangkau dan bisa bertahan selama lima tahun," ungkap pemilik nama asli Ria Zhafarina Hadju ini.

Namun yang lebih penting menurut Dila adalah membeli barang yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan."Hidup hemat itu termasuk gaya hidup ramah lingkungan juga. Untuk soal ponsel misalnya, kalau ponsel kita masih bagus kita nggak perlu beli yang baru walaupun menawarkan fitur atau desain terbaru," terang Dila.

"Jadi kalau barang yang kita punya masih bagus dan tidak rusak, pergunakan saja sebaiknya, tidak harus beli yang baru," lanjutnya. Dila juga mulai mendaur ulang sejumlah barang bekas yang sederhana dan simpel. Misalnya, botol plastik bekas minuman kemasan bisa dikreasikan jadi pot bunga atau tempat alat tulis.

 

Daur Ulang Ban Bekas

Keluarga Rayi RAN dan Dila Hadju
Keluarga Rayi RAN dan Dila Hadju. (dok.Instagram @dilahadju26/https://www.instagram.com/p/CMrhGOHgyno/Henry)

Untuk pot bunga, kamu tinggal memotong bagian perut botol atau bagian atas botol. Pot bunga dari botol plastik ini nantinya bisa digantung atau diletakkan di bagian rumah yang diinginkan.Kalau ingin membuat tempat alat tulis dari botol plastik bekas, caranya lebih mudah.

"Kita hanya perlu memotong botol di bagian tengah, lalu hias bagian botol yang besar dengan cat atau pita, warnanya tergantung selera kita. Untuk bisa menampung banyak alat tulis, bisa bikin kreasi dari beberapa botol sekaligus dan kemudian menempel potongan botol tadi pakai lem serbaguna," ungkapnya.

Selain itu, ban mobil bekas juga bisa dimanfaatkan untuk didaur ulang. Kalau biasanya ban bekas ditinggalkan begitu saja di bengkel, sekarang sebaiknya dibawa pulang dan dikreasikan menjadi pot bunga.

Caranya mudah. Kamu hanya perlu mengecat ban dengan warna favorit, mengikat salah satu sisinya dan gantungkan ban di dinding. "Setelah itu, kita tinggal mengisi ban dengan tanah dan menanam bunga atau tanaman. Jangan lupa disiram dengan teratur supaya tanaman tumbuh sehat," tambah ibu dua anak ini.

Selebriti lainnya yang dikenal menerapkan gaya hidup ramah lingkungan adalah Andien Aisyah. Penyanyi berusia 38 tahun ini sangat mengutamakan produk-produk yang ramah lingkungan, termasuk untuk barang-berang pelengkap dekorasi rumah.Bagi Andien, itu adalah bentuk kewajiban kita semua merawat Bumi demi masa depan generasi penerus nantinya.

Andien Pilih Produk Daur Ulang

Andien
Andien dengan busana daur ulang dari sepatu Nike (Instagram/andienaisyah)

Salah satu produk ramah lingkungan yang direkomendasikan Andien adalah memilih produk yang terbuat dari bahan daur ulang atau ecycled. "Reduce, reuse, recycle udah wajib banget kita lakukan saat ini. Jadi kita harus secermat mungkin memakai barang, kalau ada yang ramah lingkungan dan lokal, kenapa enggak?" kata Andien pada Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Andien menambahkan dengan memilih produk daur ulang bisa memperpanjang umur suatu barang. Hasilnya, sampah pun ikut berkurang dan secara tidak langsung ikut menjaga lingkungan juga. Salah satunya adalah stoples bekas yang sudah tidak dapat digunakan kembali yang kemudian dimanfaatkan menjadi barang bermanfaat. Cukup dengan tambahan lapisan kain flanel stoples bekas jadi hiasan yang dibentuk sangat unik dan lucu serta membentuk suatu karakter kartun.

Andien bahkan mendirikan organisasi Setali Indonesia bersama beberapa orang temannya untuk terus berupaya mengurangi sampah di Indonesia. Ia menggandeng beberapa UMKM yang bergerak di bidang fashion.

Andien menyadari bahwa menjamurnya UMKM di bidang fesyen di Indonesia akan memunculkan lebih banyak limbah pakaian, termasuk kain perca yang merupakan kain sisa-sisa potongan atau limbah konveksi yang memproduksi pakaian.

"Di Setali kita berusaha untuk memperpanjang usia pakaian dengan melakukan upcycle, supaya pakaian yang tadinya gak layak, seperti sudah bolong atau gak ada kancing, lusuh, dan yang lainnya, kita olah untuk menjadi sesuatu yang bernilai," jelas ibu dua anak ini.

 

Kain Perca Didaur Ulang

Ban Bekas Disulap Jadi Pot Bunga Cantik
Abdul Kholik (30) menyelesaikan pembuatan pot bunga dari ban bekas di Galeri Abdul Kholik, Tapos, Depok, Jumat (30/10/2020). Limbah ban bekas mobil Boogie Car atau mobil golf dimanfaatkan oleh Karang Taruna Kelurahan Cimpaeun sebagai bahan baku kerajinan pot bunga. (Liputan6.com/Johan Tallo)

"Dan ternyata dari bermeter-meter kain yang kemudian diproduksi, gak semua jadi baju. Pada akhirnya banyak sekali kain perca yang dihasilkan," sambungnya. Dengan adanya kerja sama ini, kain-kain perca yang dihasilkan akan dikumpulkan dan didaur ulang menjadi barang yang lebih bernilai.

Berbagai usaha untuk mendaur ulang sampah dan barang bekas juga dilakukan komunitas Green Generation Indonesia yang didirikan di Balikpapan, Kalimantan Timur. Komunitas ini didirikan di SMP Negeri 3 Balikpapan pada 22 Agustus 2009, berawal dari kegelisahan siswa akan permasalahan lingkungan, dengan tujuan untuk mewujudkan generasi muda yang peduli dan berbudaya lingkungan.

Menurut Sri Handayani, seorang pembimbing Green Generation (GG) Balikpapan, mereka mengadakan beragam kegiatan yang berkaitan dengan masalah lingkungan. Salah satunya, Green Generation Challenge, berupa tantangan bagi GG untuk menunjukkan karya dan kontribusi terbaik bagi lingkungan sekolah mereka masing-masing.

Lalu ada Capacity Building, yakni pendalaman pemahaman terkait lingkungan dan hal-hal lain yang diperlukan bagi pengurus GG di berbagai tingkatan untuk menjadi agen sosialisasi di masyarakat nantinya.

Kegiatan lainnya, ada Putra Putri Generasi Hijau (PPGH) yang merupakan agen sosialisasi GG yang dipilih secara bergilir untuk menyebarkan ilmu dan informasi seputar lingkungan kepada masyarakat luas.

Mengurangi Polusi Udara dan Hemat Energi

Ilustrasi bulu tangkis, badminton, raket, shuttlecock
Ilustrasi bulu tangkis, badminton, raket, shuttlecock. (Photo by Saif71.com on Unsplash)

GG juga melakukan aksi dan tindakan untuk mengatasi atau mengurangi dampak perubahan iklim di Indonesia. "Kita melakukan penanaman bibit pohon secara masif dan berkelanjutan untuk mengurangi polusi karbondioksida di udara dan menambah sirkulasi oksigen di alam. Kita juga mengkampanyekan penggunaan tumbler dan straw stainless/glass untuk mengganti fungsi plastik sekali pakai yang sulit terurai," tutur Sri Handayani pada Liputan6.com.

"Hal-hal kecil yang bisa kita lakukan untuk mengendalikan perubahan iklim adalah dengan mulai beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum atau berjalan kaki. Hal ini bertujuan untuk mengurangi polusi udara dan penghematan energi," sambungnya.

Mereka juga memanfaatkan barang tidak terpakai untuk didaur ulang menjadi sebuah karya bernilai. Contohnya, memanfaatkan koper tua yang sudah tidak dipakai lagi bisa disulap menjadi kursi yang nyaman.

Caranya, isi koper dengan bahan-bahan busa yang biasa digunakan untuk sofa. Kemudian gunakan kayu yang bisa dijadikan kaki kursi. Lalu raket bulu tangkis yang tidak terpakai, bisa disulap menjadi bingkai cermin. Anda tinggal merekatkan cermin berbentuk bulat pada raket. Cermin ini akan membuat dekorasi kamar tidur anda lebih menarik.

 

Infografis desain-desain interior rumah
Infografis desain-desain interior rumah yang bisa menjadi ide untuk menata kembali rumah Anda. (Dok: Liputan6/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya