Liputan6.com, Jakarta - Freya JKT48 bersiap menambah panjang daftar portofolionya dengan debut layar lebar melalui film horor Kuasa Gelap. Ia disebut akan memerankan karakter Cilla di film yang bakal mulai syuting pada 10 Februari 2024, lapor Antara, dikutip Rabu (7/2/2024).
Personel JKT48 ini tentu bukanlah figur asing di dunia hiburan. Mengutip laman fandom AKB48, grup induk idola itu di Jepang, pemilik nama lengkap Freya Jayawardana ini lahir pada 13 Februari 2006. Ia punya Catchphrase unik, berbunyi, "Gadis koleris yang suka berimajinasi, terangi harimu dengan senyum karamelku. Halo semua, Aku Freya!"
Ia bergabung dengan JKT48 saat berusia 12 tahun. Memulai karier di Akademi Kelas B, perempuan yang dikenal berkepribadian ramah ini berhasil dipromosikan ke Academy Class A pada 18 Desember 2018.
Advertisement
Freya lalu bergabung dengan Tim T JKT48 pada 2 Juni 2020. Ia pun resmi jadi personel JKT48 Generasi ke-7 pada 12 Maret 2021, dan kini memiliki banyak penggemar setia, yang disebut "freyanation." Di video perkenalan di YouTube JKT48, Freya mengaku salah satu alasannya bergabung adalah ingin meraih cita-citanya, yaitu membanggakan orangtua.Â
Namun, jalannya jauh dari kata mulus. Freya tercatat pernah gagal mendapatkan peringkat 32 besar saat mengikuti JKT48 Senbatsu Sousenkyo pada 2018. Ia juga sempat gagal lolos tahap awal Class B Academy Exam pada 25 Oktober 2018, meski akhirnya berhasil bergabung sebagai anggota Academy Class B di JKT48 pada 29 September 2018.
Bersiap Syuting Film Horor
Kesuksesan Freya di JKT48 tidak hanya berkat kemampuan bernyanyi, menari, dan parasnya yang menawan, tapi juga karena kepribadian yang dinilai menawan. Terbaru, ia akan memasukkan akting ke dalam sederet kemampuannya.
Terkait proyek film layar lebarnya, Freya mengaku didukung anggota JKT48 yang sudah pernah bermain film, seperti Azizi Shafaa Asadel, dan yang lain untuk bisa mengeksplorasi seni peran, catat Antara. Karena itu, ketika tawaran berakting datang, ia mengaku "tidak terlalu sulit menerimanya.
Diketahui bahwa film horor ini merupakan produksi Ideosource Entertainment dan Paragon Pictures. "Karena anggota JKT48 sebelumnya ada yang pernah main film, jadi mereka suka kasih saran, kayak begini bagus deh buat aku atau nanti kapan-kapan kalau ada casting lagi, kasih tahu aku, kayak begitu," kata Freya.
Produser film Kuasa Gelap, Robert Ronny, bercerita bahwa Freya ditemukan dalam proses casting untuk mencari bakat luar biasa dengan potensi besar untuk membangun perasaan saling terhubung antara tokoh di cerita film dengan penonton.
Advertisement
Beri Nuansa Segar
Robert mengatakan, pihaknya memang sengaja mengundang bintang-bintang film muda baru untuk meregenerasi sumber daya perfilman Tanah Air guna mendukung pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. "Selain Freya, di film ini juga ada Lea Ciarachel yang ikut berperan," katanya.
Ia melanjutkan, "Lea sudah kami ikutkan casting film ini dari dua tahun lalu untuk memerankan tokoh Kayla." Robert optimistis Lea dan Freya dapat memberi nuansa segar dan jadi bagian penting dalam industri film Indonesia ke depannya karena bakat akting yang luar biasa.
Setelah pengumuman perdana pada Mei 2023, film Kuasa Gelap akan segera memulai proses syuting di Jabodetabek dan sekitarnya. Dengan arahan sutradara Bobby Prasetyo, film ini akan mengangkat tema eksorsisme dengan latar belakang agama Katolik.
Plot-nya akan mengisahkan perjalanan seorang pastor yang meragukan imannya dan mendapati dirinya harus terlibat dalam pengusiran setan yang menguasai seorang remaja. Bobby memastikan karakter Cilla yang diperankan Freya tidak akan mendapat bagian peran dirasuki setan dalam film ini.
Terinspirasi Kisah Nyata
Film Kuasa Gelap juga menggaet tiga aktor, yakni Jerome Kurnia (memerankan Romo Thomas), Lukman Sardi (memerankan Romo Rendra), dan Astrid Tiar (memerankan seorang ibu yang bernama Maya). Produser film Kuasa Gelap Arvin Sutedja mengatakan, kisah film itu terinspirasi kisah nyata pengusiran setan di Indonesia.
Karena itu, tahap produksi film, mulai dari riset, pengembangan naskah, persiapan syuting, hingga proses pengambilan gambar dilakukan lewat serangkaian, mulai dari tahapan autentikasi dengan cerita sebenarnya, hingga penjagaan terjemahan bahasa latin.
Perjalanan mereka dimulai dari Pontianak, Kalimantan Selatan untuk menghadiri konferensi eksorsisme pertama di Indonesia, observasi dengan mempelajari ritual eksorsisme di Solo, serta melakukan audiensi dengan Keuskupan Agung Jakarta dalam persiapan pra-produksi.
Bahkan, mereka melakukan lokakarya para aktor dengan bimbingan pastor, serta proses membaca naskah dan diskusi yang intens terkait cerita dan latar belakang karakter.
"Awalnya, kami mau syuting tahun 2020, tapi ditunda karena pandemi COVID-19. Tahun 2022 mau syuting lagi, tapi ada kendala jadwal pemain dan lain-lain, jadi ditunda lagi," kata Robert.
Advertisement