Liputan6.com, Jakarta - World Central Kitchen (WCK) menyatakan Israel telah membunuh empat pekerja bantuan internasional mereka dan sopir Palestina yang sedang mengirimkan bantuan makanan untuk warga Palestina yang sedang kelaparan. Serangan ini terjadi di Deir al Balah, Gaza tengah, hanya beberapa jam setelah WCK mengirimkan kapal baru berisi bantuan makanan itu.
Mengutip laman Trt World, Selasa (2/4/2024), rekaman menunjukkan lima jenazah di Rumah Sakit Martir al-Aqsa di Kota Deir al Balah di Gaza tengah pada Senin, 1 April 2024. Beberapa dari mereka mengenakan rompi berlogo badan amal tersebut.
Baca Juga
Staf menunjukkan paspor tiga orang yang tewas yaitu Inggris, Australia, dan Polandia. Kewarganegaraan pekerja bantuan keempat belum diketahui. Militer Israel mengaku masih meninjau kasus serangan brutal tersebut.
Advertisement
Pendiri WCK, Jose Andres menunjukan rasa dukanya. "Hari ini @WCKitchen kehilangan beberapa saudara dan saudari kita dalam serangan udara IDF di Gaza. Saya patah hati dan berduka untuk keluarga dan teman-teman mereka serta seluruh keluarga WCK kami," katanya.
"Ini adalah orang-orang...malaikat...Saya bertugas bersama di Ukraina, Gaza, Türkiye, Maroko, Bahama, Indonesia. Mereka bukannya tanpa wajah...mereka bukannya tanpa nama," kata Jose.Â
Ia pun meminta agar pemerintah Israel menghentikan pembunuhan tanpa pandang bulu ini, yang tidak hanya warga sipil tapi juga pekerja bantuan. Menurutnya, Israel selama ini juga telah membatasi bantuan kemanusiaan, termasuk menggunakan makanan sebagai senjata.Â
Kronologi Kejadian
"Tidak ada lagi nyawa tak berdosa yang hilang. Perdamaian dimulai dari rasa kemanusiaan kita bersama. Hal ini perlu dilakukan, mulai sekarang," katanya.
Mahmoud Thabet, seorang paramedis Bulan Sabit Merah Palestina yang ikut membawa jenazah korban ke rumah sakit, mengatakan bahwa para pekerja berada dalam konvoi tiga mobil sedang menyeberang dari Gaza utara. Di saat bersamaan, sebuah rudal Israel menghantam, lapor The Associated Press.
Thabet mengatakan dia diberitahu oleh staf WCK bahwa tim tersebut berada di utara untuk mengoordinasikan distribusi bantuan yang baru tiba dan sedang kembali ke Rafah di selatan. Tiga kapal bantuan yang tiba pada Senin pagi membawa sekitar 400 ton makanan dan perbekalan. Semua itu diorganisir oleh badan amal tersebut dan Uni Emirat Arab – pengiriman kedua kelompok tersebut setelah uji coba bulan lalu.
Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengatakan pihaknya segera berusaha mengonfirmasi laporan bahwa seorang pekerja bantuan Australia telah meninggal di Gaza. Laporan-laporan ini sangat menyedihkan.Â
 Â
Advertisement
Tanggapan Gedung Putih
Gedung Putih mengatakan mereka sangat kecewa dan mendesak Israel untuk menyelidiki sendiri. "Kami patah hati dan sangat terganggu dengan serangan tersebut," tulis juru bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson di platform media sosial X.
Pihak Gedung Putih juga menambahkan bahwa "pekerja bantuan kemanusiaan harus dilindungi saat mereka mengirimkan bantuan yang sangat dibutuhkan, dan kami mendesak Israel untuk segera menyelidikinya."
AS memuji jalur laut tersebut sebagai cara baru untuk menyalurkan bantuan yang sangat dibutuhkan ke Gaza utara. PBB sempat mengatakan sebagian besar penduduk Gaza berada di ambang kelaparan, sebagian besar terputus dari wilayah lain oleh pasukan Israel.
Israel telah melarang UNRWA, badan utama PBB di Gaza, untuk mengirimkan bantuan ke wilayah utara. Kelompok bantuan lainnya mengatakan, bahwa pengiriman konvoi truk ke wilayah utara terlalu berbahaya karena kegagalan militer Israel menjamin perjalanan yang aman.Â
Â
Kejahatan Perang Israel
Serangan yang dikecam itu terjadi beberapa jam setelah pasukan Israel mengakhiri serangan selama dua minggu di Rumah Sakit al-Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza, sehingga sebagian besar fasilitas tersebut hancur dan banyak kerusakan di lingkungan sekitarnya. Rekaman menunjukkan bangunan utama al-Shifa telah hangus terbakar.
Warga Palestina datang ke lokasi tersebut setelah tentara menarik jenazah warga sipil yang ditemukan. Israel telah membunuh lebih dari 32.800 warga Palestina dan melukai 75.300 lainnya dalam perang brutal.Â
Di daerah kantong penuh pengungsi itu telah diblokade Israel. Warga Palestina di Gaza saat ini menghadapi kehancuran massal dan kelaparan akut karena kekurangan bahan-bahan kebutuhan pokok.
Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB. Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang pada Kamis lalu meminta Israel berbuat lebih banyak untuk mencegah kelaparan di Gaza.
Advertisement