Liputan6.com, Jakarta - Tidak hanya dengan turun berdemo di jalan-jalan di banyak kota dunia, aksi bela Palestina terus menggema di media sosial. Meningkatnya upaya protes terhadap agresi militer Israel telah melahirkan gerakan dunia maya yang menargetkan selebritas yang dianggap tidak peka, bahkan mendukung genosida di Palestina.
Kampanye yang diluncurkan setelah Met Gala pada 6 Mei 2024 disebut "Blockout 2024." Itu merupakan aksi memblokir selebritas maupun influencer yang bungkam soal kondisi mengenaskan di wilayah kantong Palestina di jaringan media sosial, seperti Instagram, X, dan TikTok.
Baca Juga
Melansir Al Jazeera, Selasa (14/5/2024), sejumlah pengguna TikTok, Instagram, dan X mulai mengedarkan daftar selebritas dan bisnisnya untuk diblokir. Tujuan dari langkah ini adalah mengurangi pendapatan mereka yang biasanya didapat melalui iklan maupun kerja sama tertentu di media sosial.
Advertisement
Pada 7 Mei 2024, sebuah video muncul dari influencer TikTok Haley Kalil, menyinkronkan bibir kata-kata "biarkan mereka makan kue," di luar Met Gala. Kata-kata terkenal tersebut, yang sering dikaitkan dengan Marie Antoinette, Ratu Prancis pada masa Revolusi Prancis, merujuk pada kelompok elit yang terputus dengan kehidupan warga negara yang tidak dapat menemukan roti, sehingga mereka menyarankan kue sebagai alternatif.
Video Kalil menuai kemarahan karena dilatarbelakangi krisis kelaparan di Gaza, dengan kekurangan pangan meningkat selama tujuh bulan perang. Hanya dua hari sebelum Met Gala, Cindy McCain, Kepala Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Gaza bagian utara sedang mengalami "kelaparan besar-besaran."
Mengapa Harus Diblok?
Selain Kalil, selebritas lain yang masuk daftar blokir termasuk aktris dan mantan tentara Israel Gal Gadot, tokoh media dan sosialita Amerika Kim Kardashian, aktor Zendaya dan Noah Schnapp, Taylor Swift, dan Harry Styles. Daftar itu bahkan memuat megastar K-pop, BTS.
Meski di masa lalu ada gerakan online untuk berhenti mengikuti beberapa selebritas yang kini diblokir, para ahli mengatakan pemblokiran lebih efektif sebagai strategi protes daripada berhenti mengikuti. Profesor di Universitas Northwestern, Qatar, Eddy Borges-Rey, mengatakan bahwa efek berhenti mengikuti terhadap audiens selebritas secara keseluruhan dan metrik keterlibatannya sangat minim.
"Selebritas media sosial sangat bergantung pada visibilitas dan keterlibatan yang tinggi untuk menarik dan mempertahankan kesepakatan periklanan," katanya, seraya menambahkan bahwa ketika seseorang berhenti mengikuti seorang selebritas, mereka akan berhenti melihat unggahan pesohor tersebut di feed mereka.
Namun, konten tersebut masih dapat muncul secara tidak langsung melalui halaman pencarian atau feed berbasis algoritme seperti halaman Explore Instagram atau halaman "For You" di TikTok dan X. Dengan fitur tersebut, jika tidak memblokir selebritas yang dimaksud, keputusan berhenti mengikuti jadi tidak terlalu merugikan jangkauannya.
Advertisement
Jangan Hanya Berhenti Mengikuti
"Di sisi lain, jika memblokir selebritas tersebut, pengguna sepenuhnya memutus semua interaksi dengan konten mereka," kata Borges-Rey. Hal ini mengurangi jumlah penonton, sehingga menyebabkan algoritme media sosial menurunkan prioritas konten mereka.
Semakin banyak orang yang memblokir seorang selebritas, unggahan mereka jadi kurang terlihat di seluruh platform, bahkan oleh pengguna yang belum memblokir selebritas tersebut. "Penurunan visibilitas dapat menyebabkan pengiklan menganggap selebritas tersebut kurang berharga, sehingga berpotensi mengurangi jumlah yang bersedia mereka bayarkan untuk iklan di profil tokoh tersebut, jadi secara langsung memengaruhi pendapatan iklan mereka," tambahnya.
Meski Blockout baru dimulai hanya beberapa hari lalu dan jumlah orang yang memblokir akun tertentu tidak terlihat, selebritas dilaporkan mulai kehilangan pengikut. Pada Sabtu, 11 Mei 2024, NPR melaporkan bahwa Taylor Swift kehilangan sekitar 300 ribu pengikut di TikTok dan sekitar 50 ribu pengikut di Instagram selama seminggu terakhir.
"Mereka (selebriti) hidup dari perhatian kita," seorang pengguna X. "Jika tidak mendapat perhatian, mereka tidak akan berpengaruh."
Ragam Tanggapan Warganet
Warganet kini mulai menyebut Blockout sebagai "digitine" yang mengacu pada referensi Revolusi Perancis. Meski banyak pengguna media sosial yang jadi pendukung dan peserta gerakan ini, ada pula yang menggambarkannya sebagai contoh aktivisme performatif.
"Intinya," sebut seorang pengguna X. "Mereka telah MENGABAIKAN genosida di palestina dan video 'biarkan mereka makan kue' yang tidak berempati adalah yang terakhir. kami muak mendukung orang-orang dengan begitu banyak uang dan pengaruh yang tidak melakukan apa pun dengannya. kami adalah alasan mereka kaya."
Beberapa orang juga berpendapat bahwa unggahan tentang Blockout, yang dimuat di media sosial, mengalihkan perhatian dari pembaruan dan informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi di Palestina. Juga, menenggelamkan upaya penggalangan donasi untuk Gaza.
"Ada video daftar selebritis (Blockout) di Tiktok yang telah melampaui jumlah penayangan video penggalangan dana yang informatif di fyp dan saya pikir kita harus duduk dan memikirkannya sejenak," saran seorang warganet.
Advertisement