Liputan6.com, Jakarta - Umat Buddha di Indonesia merayakan Hari Raya Waisak atau Waisak 2024 yang berpusat di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Tak hanya dari negeri sendiri, serombongan biksu thudong dari negara tetangga seperti Thailand dan Singapura.
Cuplikan video rombongan biksu thudong itu ramai beredar di media sosial, termasuk saat mereka sedang istirahat di serambi Masjid Baiturrohmah wilayah Bengkal, Kranggan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Salajh satunya diunggah di akun Twitter atau X @Jateng_Twit, Rabu 22 Mei 2024. Dalam cuitan itu, puluhan biksu atau bhante sedang berdoa didampingi sejumlah pengurus masjid. Puluhan bhante yang sedang melakukan thudong (perjalanan ritual sepanjang ribuan kilometer) menuju ke Candi Borobudur itu singgah di masjid tersebut pada Minggu pagi, 19 Mei 2024.
Advertisement
Dalam narasi unggahan dikabarkan, para biksu dalam doanya memohon agar umat Muslim yang telah membantu dan memperbolehkan mereka singgah di masjid dilimpahkan kebaikan. "Intinya, semoga setelah berbuat kebaikan melalui tindakan, ucapan, dan pikiran, maka pahala pahala baik akan diperoleh,” tulis narasi di unggahan tersebut.
Ketua Takmir Masjid Baiturrohman, Fatkhulrohman mengatakan pihaknya sudah mengetahui adanya ritual thudong untuk merayakan Waisak di Candi Borobudur. Pihak masjid juga mendapat surat izin beristirahat dari panitia thudong.
Usai kunjungan para biksu di mnasjid tersebut, Penjabat (Pj) Bupati Temanggung Hary Agung Prabowo bersama pihak terkait membuat pernyataan sikap pada Selasa, 21 Mei 2024. Kegiatan tersebut memang rutin setiap tahun yang diselenggarakan oleh biksu thudong, mulai dari perbatasan Kecamatan Kaloran sampai dengan perbatasan Kabupaten Magelang.
Singgah di Serambi Masjid
Dalam pernyataan sikap tersebut, Pj Bupati didampingi oleh pihak terkait, di antaranya panitia Thudong 2024, Asisten II Sekda, Kabag Kesra Setda, Plt. Camat Kranggan, Polres, Kepala Kemenag, FKUB, Kepala Desa Bengkal dan takmir Masjid Bengkal. Sebagai informasi, lokasi masjid ini berada di pinggir Jalan Raya Magelang - Temanggung, serta posisinya dekat dengan perbatasan wilayah Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.
"Di perbatasan Kaloran sudah kita terima bersama forkopimda, dan di sana juga ada kegiatan seremonial, dan setelah itu, mereka berjalan kaki. Setiap lima kilometer, mereka berhenti untuk istirahat, karena kondisi setiap biksu bervariasi. Ada yang sudah tua dan ada juga yang masih muda," terang Hary, dilansir dari Antara, Selasa.
Titik istirahat rombongan bhiksu berada di Desa Bengkal. Sebelumnya, panitia dan kepala desa, serta takmir masjid sudah melakukan kesepakatan untuk tempat singgah rombongan dipusatkan di kawasan masjid. Meski begitu, rombongan biksu hanya singgah di serambi masjid, bukan di dalam masjid untuk beristirahat sejenak.
Advertisement
Rombongan Biksu Disambut dengan Penuh Kehangatan
"Di dalam istirahat bersama itulah, ada saling komunikasi antara takmir masjid dan para biksu untuk mendoakan, agar masyarakat Desa Bengkal ini menjadi masyarakat yang sejahtera, makmur, dihindarkan dari malapetaka dan sebagainya," jelasnya.
Jadi kegiatan yang terjadi, sifatnya hanya mendoakan, karena rombongan biksu thudong merasa disambut dengan penuh kehangatan oleh takmir masjid dan masyarakat, juga jauh dari proses ritual umat agama Buddha. Begitu pula sebaliknya, dari takmir masjid pun turut mendoakan rombongan biksu agar dalam perjalanannya selalu diberi kelancaran, kesehatan dan keselamatan.
"Tidak ada ritual-ritual keagamaan. Setelah selesai semuanya, mereka hanya minum saja, terus mereka berjalan melanjutkan perjalanannya ke Kabupaten Magelang," katanya.*
Salah satu acara yang paling dinanti dalam perayaan Waisak di Boronbudur adalah Festival Lampion Waisak yang berlokasi di pelataran Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Festival ini merupakan agenda tahunan yang selalu dinantikan oleh umat Buddha, sebagai pemilik hari besar keagamaan Waisak, dan masyarakat umum yang ingin melihat indahnya aneka lampion dalam acara tersebut
Festival Lampion Waisak di Candi Borobudur
Tahun ini adalah acara perayaan Trisuci Waisak yang ke 2568 BE, sehingga menurut rencana panitia akan membuat sebanyak 2,568 buah lampion sesuai jumlah tahun. Untuk dapat ikut ambil bagian dalam gelaran Festival Lampion di Borobudur, ada tiket masuk yang diberlakukan bagi pengunjung yang ingin memeriahkannya.
Tiket dijual secara daring melalui platform Tiket.com, tapi seluruh tiket yang tersedia tahun ini sudah sold out sejak beberapa hari lalu. Merujuk akun resmi Instagram Candi Borobudur @borobudurpark, Rabu, 22 Mei 2024, harga tiket bagi pengunjung festival tersebut dibagi menjadi dua kategori kelas yakni reguler serta VIP.
Harga tiketnya adalah seperti berikut:
• Tiket Reguler Festival Lampion 2024 Borobudur: Rp300.000/orang
• Tiket VIP Festival Lampion 2024 Borobudur: Rp500.000/orang
Harga tiket festival belum termasuk harga tiket masuk Candi Borobudur dan sudah mendapatkan pelita (api dari mrapen), sumbu dan wishing sticker. Bagi kamu yang melakukan pembelian tiket pelepasan lampion melalui @borobudurpark, kamu bisa melakukan penukaran mulai pukul 10.00-17.00 di area main gate Candi Borobudur.
Advertisement