Turis Singapura Keluhkan Harga Tiket Kapal Feri ke Batam Naik Drastis Usai Pandemi

Harga tiket kapal feri pulang pergi ke pulau Batam di Indonesia melonjak hingga lebih dari 70 dolar Singapura atau setara Rp840 ribu selama dua tahun terakhir.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 04 Jun 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2024, 03:00 WIB
Biaya Mengunjungi Batam dan Bintan dengan Batam Ferry VTL 2022 yang Resmi Dibuka
Biaya Mengunjungi Batam dan Bintan dengan Batam Ferry VTL 2022 yang Resmi Dibuka. foto: Instagram @batamfastferry

Liputan6.com, Jakarta - Penumpang dari Singapura bingung dengan mahalnya harga tiket kapal feri ke Batam, Indonesia. Kenaikan tajam diberlakukan secara seragam oleh beberapa operator kapal feri.

Mengutip dari laman Asia One, Senin, 3 Juni 2024, banyak turis yang merasa kaget dengnan kenaikan tersebut. Seperti seorang manajer dari perusahaan Singapura, Zheng Huang yang mendapati harga tiket feri pulang pergi ke pulau Batam di Indonesia melonjak hingga lebih dari 70 dolar Singapura atau setara Rp840 ribu selama dua tahun terakhir.

Pria berusia 53 tahun yang biasa mengunjungi tempat liburan tersebut setiap akhir pekan untuk bersantap dan berbelanja, kini membatasi perjalanannya menjadi satu atau dua kali sebulan. "Itulah satu-satunya jalan keluar sekarang… Karena Anda berada di sana, sebaiknya Anda memanfaatkan waktu Anda sebaik-baiknya," katanya kepada The Straits Times.

Ia menambahkan bahwa teman-temannya menceritakan rasa frustrasinya. Namun dia mengeluh, "Itu di luar kendali kami."

Seperti Zheng, warga Singapura lainnya yang melakukan perjalanan selama satu jam ini dibuat bingung dengan kenaikan tajam yang diberlakukan secara serentak oleh beberapa operator. Setelah Batam, bagian dari provinsi Kepulauan Riau, dibuka kembali untuk wisatawan internasional pada Januari 2022 ketika pandemi Covid-19 mereda. 

Kini, misteri tersebut mungkin selangkah lebih dekat untuk dipecahkan setelah badan pengawas bisnis independen Indonesia mengungkapkan bahwa mereka telah meluncurkan penyelidikan terhadap potensi kolusi dan penetapan harga di antara operator kapal feri di rute tersebut. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Investigasi Penyebab Tiket Naik

Kebakaran kapal feri MV Lady Mary Joy berpenumpang 200 orang lebilh di Basilan, Filipina selatan, Kamis pagi, 30 Maret 2023.(Philippine Coast Guard/AP)
Kebakaran kapal feri MV Lady Mary Joy berpenumpang 200 orang lebilh di Basilan, Filipina selatan, Kamis pagi, 30 Maret 2023.(Philippine Coast Guard/AP)

Sebelumnya penyelidikan dimulai pada 2022, menyusul keluhan dari penumpang, dan media lokal memberitakan laporan tersebut pada 29 Mei 2024. Komisi Pengawas Persaingan Usaha Indonesia mengungkapkan bahwa operator mengenakan biaya sebesar Rp800.000-Rp900.000 rupiah (sekitar 67-74 dolar Singapura) untuk tiket pulang pergi dari bulan Januari hingga Juni 2022, lebih dari dua kali lipat harga biasanya sebesar Rp270.000-Rp450.000.

Pemeriksaan Straits Times di situs web operator feri menemukan bahwa tiket pulang pergi dari HarbourFront Centre Singapura ke Terminal Feri Internasional Batam Centre di Indonesia berharga 34 dolar Singapura hingga 60 dolar Singapura pada 2021, dan 56 dolar Singapura-76 dolar Singapura pada 2024.

Ridho Pamungkas, ketua komisi untuk wilayah Sumatera bagian utara, mengatakan kepada The Straits Times bahwa empat operator sedang diselidiki atas dugaan praktik kartel, dan perusahaan induk mereka yang berbasis di Singapura belum dipanggil. "Harga-harga saat ini terlalu tinggi. Tampaknya para pelaku usaha telah sepakat untuk menetapkan harga dengan nilai yang sama tinggi, sehingga tidak ada persaingan di antara mereka," katanya. 


Tiket Feri Batam ke Johor Baru Lebih Murah

Ilustrasi kapal feri
Ilustrasi kapal feri. (AFP/Amer Hilabi)

Ridho mencatat bahwa harga tiket feri antara Batam dan Johor Baru lebih rendah meskipun perjalanannya memakan waktu dua jam lebih lama. Jadi, tarif Batam-Singapura adalah "pertanda tidak sehat".

Komisi tersebut menghadapi "banyak kendala" selama penyelidikan mereka selama dua tahun terakhir, seperti memperoleh informasi tentang biaya yang dikeluarkan operator, katanya. "Manajemen operator feri tidak kooperatif dalam memberikan data sehingga sulit mengumpulkan bukti," katanya.

Ia menambahkan bahwa perusahaan induk yang berbasis di Singapura dan karenanya berada di luar lingkup hukum Indonesia hanya akan memperumit masalah. Kantor pusat komisi di Jakarta mengadakan pertemuan kelompok terfokus dengan Kementerian Perhubungan, Badan Pembangunan Batam (BP Batam), dan pemerintah provinsi Kepulauan Riau pada tanggal 28 Mei untuk membahas tingginya tarif dan kemungkinan kolusi.

Pertemuan tindak lanjut akan diadakan di Batam pada 11 Juni 2024, kali ini dengan dihadiri oleh operator feri. "Kami berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini," kata Ridho.

Menurut Pak Ridho, sekitar 200 ribu pelancong dari berbagai negara melakukan perjalanan dari Singapura ke Batam setiap bulannya. Direktur Pengelola Pelabuhan BP Batam Dendi Gustinandar mengatakan kepada The Straits Times bahwa harga tiket kapal feri ke tujuan non-domestik memang meningkat pascapandemi. 


Melayani 3,9 Juta Penumpang per Tahun Sebelum Pandemi

Armada kapal Feri di Pelabuhan Jangkar Situbondo (Istimewa)
Armada kapal Feri di Pelabuhan Jangkar Situbondo (Istimewa)

Sebelum pandemi, layanan feri antara Batam dan Singapura melayani 3,9 juta penumpang setiap tahunnya, termasuk 1,9 juta wisatawan asing. Sejak itu, penjualan tiket telah pulih 60 persen dibandingkan sebelum pandemi.

Dendi mengatakan para operator mengaitkan kenaikan harga ini dengan kenaikan harga bahan bakar dan penurunan jumlah penumpang. Pegawai kapal feri di terminal Batam menolak mengomentari harga tiket, dan mengarahkan The Straits Times untuk "bertanya kepada bos". Email ke operator feri tidak dijawab.

Sementara itu, wisatawan Singapura mengatakan harga feri yang lebih tinggi akan merugikan sektor pariwisata Batam dan menghalangi orang mencari liburan akhir pekan yang terjangkau. Beberapa berencana untuk mengurangi perjalanan mereka.

Benson Toh (47), seorang manajer layanan publik mengatakan, "Saya rasa perjalanan feri ini mahal karena Batam sangat dekat. Jika harganya terus naik, saya tidak akan sering pergi ke sana."

Sementara Nur Fazirah (25), berkata, "Harganya terlalu mahal… Dulu kami mudah bepergian ke Batam, tapi sekarang harganya tidak sepadan."

Masyarakat Singapura mengatakan bahwa mereka dapat memahami mengapa operator feri hanya berusaha menutupi kerugian mereka selama pandemi. Namun hal tersebut tidak membenarkan harga yang ditetapkan saat ini.

 

Infografis Destinasi Wisata Bahari yang Populer di Indonesia
Infografis Destinasi Wisata Bahari yang Populer di Indonesia.  (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya