Yunani Alami Suhu Panas Tertinggi, Kawasan Wisata Acropolis Ditutup di Jam Tertentu

Kawasan wisata Acropolis ditutup karena suhu yang mencapai 40 derajat Celcius yang merupakan rekor terpanas di ibu kota Yunani itu. Situasi ni seperti sudah jadi tren tahunan karena gelombang panas di beberapa negara Eropa.

oleh Henry diperbarui 13 Jun 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2024, 09:00 WIB
Yunani dalam cengkeraman gelombang panas
Turis menggunakan payung untuk melindungi diri dari sinar matahari saat mengunjungi Acropolis di Athena, Yunani, Minggu (24/7/2022). Negara ini berada dalam cengkeraman gelombang panas yang dimulai pada 23 Juli dan akan berlangsung beberapa hari. Suhu diperkirakan akan mencapai 42 derajat Celcius (107 derajat Fahrenheit) di beberapa daerah. (Louisa GOULIAMAKI / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Intensitas panas yang dirasakan di Yunani menyebabkan adanya penutupan mini di kawasan wisata Acropolis selama dua hari dimulai pada 12 dan 13 Juni 2024. Penutupan berlangsung pada pukul 12 siang sampai 5 sore waktu setempat. Pemilihan waktu tersebut diberlakukan karena di jam-jam itu suhu panas diprediksi sedang mencapai puncaknya.

Menurut otoritas Yunani, kawasan wisata terpopuler di Athena tu ditutup karena suhu yang mencapai 40 derajat Celcius yang merupakan rekor terpanas di ibu kota Yunani itu. Dilansir dari CNN, Rabu, 12 Juni 2024, kawasan wisata yang termasuk situs warisan dunia UNESCO itu sebagian besar kawasannya berada di atas bukit. Hal itu membuat pengunjung bisa terekspos sinar matahari dalam waktu cukup lama.

Situasi di Acropilis ini seperti sudah jadi tren tahunan karena gelombang panas yang melanda banyak negara Eropa termasuk Yunani yang kerap terjadi pada pertengahan tahun atau selama musim panas. Salah satu penyebabnya karena risiko kebakaran hutan yang lebih besar, terutama di daerah-daerah dengan angin kencang. Yunani bahkan pernah mengalami kebakaran hutan besar pada 2021 ketika terjadi gelombang panas yang luar biasa.

Kebijakan pembatasan jam buka Acropolis juga masih akan diberlakukan pada Juli mendatang untuk melindungi wisatawan dan pekerja dari cuaca panas ekstrem sampai 37 derajat celcius. Pihak pengelola sudah menyiapkan beberapa tempat perlindungan serta layanan darurat dan petuga kepolisian untuk menangani para pengunjung yang terkena dampak cuaca panas.

Gelombang panas sepertinya masih akan terus berlanjut setelah Kamis (13/6/2024(, menurut Badan Meteorologi Nasional Yunani yang baru saja menerbitkan orange warning (peringatan oranye) mengenai suhu panas yang berarti sudah memasuki situasi terpanas kedua. Cuaca panas dan temperatur yang tinggi membuat banyak pihak khawatir bakal kembali melanda sebagian negara Eropa.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ulah Manusia, Perubahan Iklim dan El Nino

Langit di Yunani berubah menjadi oranye-AP
Langit di Yunani selatan berubah menjadi oranye pada hari Selasa ketika awan debu yang tertiup melintasi Laut Mediterania dari Afrika Utara menyelimuti Acropolis dan landmark Athena lainnya. (Angelos TZORTZINIS / AFP)

Hal itu bisa memicu kebakaran besar dan mengancam kesehatan banyak orang. Cuaca panas termasuk salah satu penyebab utama lebih dari 61 ribu kematain di Eropa yang mencatat rekor terbanyak saat terjadi gelombang panas pada 2022.

Situasi ini diyakini terjadi kaena merupakan kombinasi antara ulah manusia yang memicu perubahan iklim dan fenomena El Nino yang berdampak menimbulkan pemanasan global. Pada musim panas tahun lalu, suhu panas ekstrem juga melanda beberapa negara Eropa. Namun meski El Nino sudah berlaliu, para ilmuwan meyakini tren pemanasan global yang sudah lama melanda akan cuaca panas ekstrem semakin sering terjadi dan semakin parah.

Di tahun lalu, gelombang panas ketiga berturut-turut di Yunani mendorong suhu kembali di atas 40 derajat Celcius di seluruh bagian negara itu pada Selasa, 25 Juli 2023. Sementara itu, lebih banyak evakuasi dilakukan pada malam hari dari kebakaran hutan yang telah berkobar selama berhari-hari.

Perintah evakuasi terbaru dikeluarkan di Pulau Corfu dan Evia, sementara kobaran api di Pulau Rhodes terus menyebar ke pedalaman, membakar kawasan hutan pegunungan, yang termasuk bagian dari cagar alam. 


Kebakaran Hutan di Eropa

Akropolis Athena
Seorang karyawan menutup gerbang akses ke situs arkeologi Acropolis di Athena pada 14 Juli 2023. (AFP/Spyros Bakalis)

Warga lokal yang putus asa, dilaporkan banyak mengenakan handuk basah di leher untuk mencegah panas terik dan menggunakan sekop untuk memadamkan api yang mendekati rumah mereka, sementara pesawat pemadam kebakaran dan helikopter berupaya menjinakkan api.

Pihak berwenang mengatakan bahwa lebih dari 20.000 orang terlibat dalam evakuasi berturut-turut di Pulau Rhodes, di mana sebagian besar merupakan wisatawan selama akhir pekan. Demikian seperti dilansir AP.Uni Eropa telah mengirimkan 500 petugas pemadam kebakaran, 100 kendaraan, dan tujuh pesawat dari 10 negara anggota. Bantuan juga datang dari Turki, Israel, Mesir, dan sejumlah negara lain.

"Untuk hari ke-12, di bawah kondisi panas ekstrem dan angin kencang, kami berjuang tanpa henti di puluhan front kebakaran hutan. Dinas Pemadam Kebakaran Yunani telah memerangi lebih dari 500 kebakaran – lebih dari 50 kebakaran sehari," kata Menteri Krisis Iklim dan Perlindungan Sipil Yunani Vassilis Kikilias, mengutip kanal Global Liputan6.com, 25 Juli 2023.

Pejabat Uni Eropa menyalahkan perubahan iklim atas meningkatnya frekuensi dan intensitas kebakaran hutan di seluruh benua Eropa. Tahun 2022 adalah tahun terburuk kedua untuk kerusakan akibat kebakaran hutan setelah 2017.


Cuaca Panas di Indonesia

Cuaca Panas Melanda DKI Jakarta
Ultraviolet akan terasa mulai panas pukul 10.00 WIB atau 11.00 WIB. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Bagaimana dengan di Indonesia? Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa cuaca panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini bukanlah akibat gelombang panas atau heatwave. Berdasarkan karakteristik dan indikator statistik pengamatan suhu yang dilakukan BMKG, fenomena cuaca panas tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai gelombang panas.

"Memang betul, saat ini gelombang panas sedang melanda berbagai negara Asia, seperti Thailand dengan suhu maksimum mencapai 52°C. Kamboja, dengan suhu udara mencapai level tertinggi dalam 170 tahun terakhir, yaitu 43°C pada minggu ini. Namun, khusus di Indonesia yang terjadi bukanlah gelombang panas, melainkan suhu panas seperti pada umumnya," ungkap Dwikorita kepada wartawan, Senin , 6 Mei 2024 dikutip dari kanal News Liputan6.com.

Dwikorita menerangkan, kondisi maritim di sekitar Indonesia dengan laut yang hangat dan topografi pegunungan mengakibatkan naiknya gerakan udara. Sehingga dimungkinkan terjadinya penyanggaan atau buffer kenaikan temperatur secara ekstrem dengan terjadi banyak hujan yang mendinginkan permukaan secara periodik. Hal inilah yang menyebabkan tidak terjadinya gelombang panas di wilayah Kepulauan Indonesia.

 

Infografis Petaka El Nino di Planet Bumi Picu Gelombang Panas Ekstrem
Infografis Petaka El Nino di Planet Bumi Picu Gelombang Panas Ekstrem (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya