Kiat Memilih Pengobatan Terapi Stem Cell, Farmasi di Indonesia Sudah Bisa Produksi Sendiri

Pengetahuan mengenai prosedur stem cell masih sangat sedikit, sehingga banyak juga pasien tergiur dengan stencell buatan luar negeri. Padahal sudah ada stemcell buatan farmasi dalam negeri yang sudah teregistrasi dengan BPOM.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 29 Jul 2024, 17:57 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2024, 17:44 WIB
Talkshow Stemcell Therapy, Control of Your Health yang diselenggarakan oleh Gaya Spa Wellness dengan Etnaprana
Talkshow Stemcell Therapy, Control of Your Health yang diselenggarakan oleh Gaya Spa Wellness dengan Etnaprana. (Dok: Liputan6.com/dyah)

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan ilmu kedokteran semakin mutakhir. Dalam satu dekade terakhir, stem cell atau sel punca menjadi salah satu yang cukup diminati oleh pasien di Indonesia untuk memperbaiki kondisi kesehatannya.

Namun sayangnya, pengetahuan soal sel punca di masyarakat belumlah menyeluruh. Masih banyak pasien yang tergiur terapi stem cell dengan membelinya di luar negeri maupun kurang memerhatikan kredibilitas klinik yang melakukan prosedur tersebut.

"Indonesia menjadi market dunia untuk stemcell dan secretome. Lima persen saja penduduk Indonesia yang kaya raya, itu setara jumlah penduduk Singapura, karena itu kita harus tahu informasi yang benar mengenai terapi stem cell," ungkap Presiden Direktur Bifarma Adiluhung, Dr. Sandy Qlintang saat talkshow bertajuk Stemcell Therapy, Control of Your Health kolaborasi antara Gaya Spa dengan Etnaprana, Senin (29/8/2024).

Ia menyambung, bahwa masyarakat harus mengetahui informasi menyeluruh mulai dari cara pembuatan, sumber stemcell, prosedur pemberian dan aspek keamanan dari sisi pasien. "Stem cell adalah bagian dari jenis obat, bukan suplemen atau herbal. Ini satu bagian obat biologic," papar Dr. Sandy.

Dalam bidang stem cell, menurutnya Indonesia tak kalah saing di level dunia. Ia pun membandingkan dengan berbagai produk stemcell dari Jerman maupun Jepang yang dijual bebas dengan tingkat keefektivan yang diragukan.

Seperti sumber stem cell yang berasal dari hewan maupun tumbuhan, maupun penyimpanannya. Karena stem cell perlu disimpan dalam suhu minus 196 derajat menggunakan DMSO (dimethyl sulfoxide). Sel punca akan dibekukan (deep freezing) ke dalam larutan DMSO untuk mencegah adanya pembentukan kristal es.

"Tapi DMSO beracun bagi manusia, sehingga yang benar harus dilakukan pencucian DMSO dan waktu pembersihannya tujuh jam," jelas dia.

 

Memilih Klinik Pengobatan dengan Stemcell

stem cell
Peresmian Advanced Cell Therapy Production Laboratory (ACT-PLab) PT Prodia StemCell Indonesia (ProSTEM) di Jakarta Pusat, Senin (11/12/2023). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Perlu diingat bahwa terapi stemcell tidaklah murah, harganya bisa mencapai ratusan juta tergantung dari seberapa banyak dan untuk kebutuhan pengobatan apa. Namun yang perlu digarisbawahi menurut Dr. Sandy adalah sumber stem cell itu sendiri, di mana saat ini stem cell yang aman diambil dari manusia agar menghindari penolakan tubuh maupun komplikasi. 

Pasien harus mengetahui dari mana asalnya, apakah termasuk stemcell outologus yang diambil dari tubuh kita sendiri atau stemcell allogenis yang diambil dari plasenta. Saat ini stemcell aoutologis mulai jarang digunakan, karena jika berasal dari tubuh yang sudah tua maka akan terpengaruh kualitasnya. 

Stemcell allogenic pun tetap memiliki prosedur, sumbernya yang berasal dari plasenta bayi harus dicari tahu dulu riwayat orangtua pemiliknya apakah memiliki riwayat penyakit tertentu. Lebih lanjut Dr Sandy mengatakan bahwa pasien harus memastikan bahwa sumbernya dari farmasi yang terpercaya, telah lolos uji BPOM, dan klinik tersebut harus memiliki dokter kompeten agar terapi stem cell aman dan efektif.

Salah satunya seperti Etnaprana Stem Cell yang mengawinkan prinsip spa dengan sistem stem cell. Di mana biasanya stemcell prosedurnya seperti pemberian obat, di Etnaprana pasien menjalani prosedur dengan lebih nyaman.

 

Produksi Stem Cell RSCM Kantongi CPOB

Prinsip Stem Cell
Peresmian Advanced Cell Therapy Production Laboratory (ACT-PLab) PT Prodia StemCell Indonesia (ProSTEM) di Jakarta Pusat, Senin (11/12/2023). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Mengutip dari laman Health Liputan6.com, 26 Juli 2024, fasilitas produksi pengembangan sel punca di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Ini merupakan satu dari tiga fasilitas sel punca di Indonesia yang memiliki sertifikat CPOB dan satu-satunya fasilitas yang berdiri di rumah sakit. Sebelumnya, fasilitas produksi sel punca telah mendapatkan izin operasional dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2020.

Sederet penelitian serta produksi sel punca (stem cell) serta turunnya dilakukan dengan kerja sama berbagai pihak. Termasuk PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Kerja sama tersebut menghasilkan produk inovatif berbasis sel untuk membantu pengobatan masyarakat Indonesia.

Penyerahan sertifikat CPOB dilaksanakan dalam acara bertajuk Harmony in Stem Cell pada Kamis 25 Juli 2024 di RSCM, Jakarta Pusat. Di acara tersebut, Plt. Kepala BPOM Rizka Andalucia mengatakan, Sertifikasi CPOB bukan sekedar fasilitas. Namun, penjaminan mutu dalam setiap proses pengolahan agar memenuhi produk yang bermutu dengan khasiat keamanan yang telah dibuktikan secara uji klinis.

Jaminan Kualitas Stem Cell di Indonesia

Stemcell, Awet Muda  Makin Cantik dan Bugar
Stemcell, Awet Muda Makin Cantik dan Bugar

Dengan diperolehnya CPOB, maka RSCM dan Kimia Farma dapat mengolah produk sel punca tidak hanya untuk RSCM saja, tetapi untuk rumah sakit lainnya. "Hari ini kita meresmikan atau menyerahkan sertifikat CPOB atau good manufacturing practice (GMP). Di mana lab pengolahan stem cell yang dilakukan oleh RSCM ini telah memenuhi standar good manufacturing practice atau cara pengolahan yang baik khususnya untuk sel," kata Rizka, Kamis, 25 Juli 2024.

Lantas, apa manfaat adanya CPOB atau GMP untuk fasilitas stem cell di RSCM? Dengan CPOB, sambung Rizka, maka BPOM bisa memberikan jaminan kualitas atau mutu dari sel yang diolah yang nantinya akan digunakan untuk terapi pada para pasien.

Produk berbasis sel ini sudah melalui serangkaian penelitian panjang oleh tim RSCM. Baik dalam proses pengolahan selnya maupun uji kliniknya, untuk mencapai standar kualitas maupun mutu yang baik.  

"Ya, uji kliniknya untuk membuktikan bahwa stem cell yang diproduksi oleh tim dari RSCM ini mempunyai khasiat dan keamanan yang baik. Produknya diproses secara GMP sehingga dia dapat diproduksi secara massal dan diedarkan setelah mendapat izin edar dan bisa digunakan secara luas tidak hanya di RSCM,"  jelas Rizka.

Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan
Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya