Liputan6.com, Jakarta - Seorang bocah bernama Joni permah viral karena panjat tiang bendera saat Upacara HUT ke-73 RI di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2018 silam. Saat itu ia masih duduk di bangku SMP. Pemilik nama lengkap Yohanes Ande Kalla itu kini telah dewasa, usai lulus SMA ia ingin bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Nama Joni kembali viral setelah ia gagal masuk TNI lantaran tinggi badannya hanya 155,8 cm. Anak pasangan Victorino Fahik Marcal dan Lorensa Kai Ili tersebut menagih janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang pernah berjanji membantu dirinya menjadi tentara.
Namun setelah mengikuti seleksi penerimaan Bintara TNI AD tahun 2024, usai kelulusan SMA, dia dinyatakan tidak lulus saat seleksi awal yang dilakukan oleh Ajenrem 16104/Wirasakti Kupang. Dilansir dari akun Instagram @mood.jakarta yang membagikan ulang dari akun TikTok @jabarekspres pada Senin, 5 Agustus 2024, alasannya karena tinggi badannya tidak ideal atau sesuai dengan syarat masuk TNI.
Advertisement
Ia pun disuruh untuk kembali lagi tahun 2025 untuk mengikuti tes yang sama. "Iya kecewa kemarin saat seleksi awal langsung dinyatakan gagal, karena tinggi badan tidak sesuai. Tinggi badan di Ajen saya ukur 155,8 meter sementara sesuai syarat 163 meter. Tetapi saya akan siapkan diri lagi untuk tahun depan," ucapnya, dilansir dari Antara, Selasa, 6 Agustus 2024.
Joni kemudian meminta bantuan sekaligus menagih janji Presiden Jokowi yang menjamin dirinya bisa mnasuk TNI. Ia juga meminta bantuan Panglima TNI untuk membantunya mewujudkan cita-cita.
"Saya mohon bantuan kepada Bapak Presiden sama Bapak Panglima TNI dan juga jajarannya, saya mohon bantuannya untuk luluskan saya menjadi anggota TNI," kata Joni.
Kabar terbarunya, Joni dipanggil oleh Komandan Kodim 1605/Belu Letkol Arh Suhardi, untuk menghadap ke Makodim Belu, Selasa pagi. “Saya ditelepon tadi untuk menghadap Dandim Belu, tetapi saya belum tahu ketemu untuk apa,” kata Joni saat dihubungi dari Kupang,
Joni Masih Diberi Kesempatan
Ia juga mengaku bahwa sudah dihubungi juga oleh Ajenrem Korem 161/Wira Sakti untuk segera berangkat kembali ke Kota Kupang untuk bertemu Ajenrem. Namun dia j belum mengetahui lebih lanjut soal alasan dipanggilnya dirinya ke Makorem 161/Wira Sakti Kupang untuk bertemu Ajenrem.
"Mungkin setelah bertemu dengan Bapak Dandim baru saya bisa tahu alasan pemanggilan mereka," katanya. Diketahui, Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana Kolonel Inf Agung Udayana mengatakan bahwa Yohanes Ande Kalla atau alias Joni masih diberikan kesempatan untuk lanjut seleksi masuk menjadi prajurit TNI AD.
"Utamanya karena tinggi badan persyaratan minimal 163 cm, sedangkan daerah tertinggal seperti di wilayah NTT dengan ketentuan khusus 160 cm. Yang bersangkutan tingginya hanya 155,8 cm," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa.
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan kembali viralnya berita soal "Joni Kalla Si Bocah Merah Putih" yang diketahui gagal mengikuti tes masuk TNI karena tidak memenuhi syarat tinggi badan. Namun, ujar Kapendam, saat ini masih tahap administrasi sehingga Joni masih diberikan kesempatan untuk kembali melanjutkan tes masuk TNI.
Menanggapi kabar itu, Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) akan mengecek terkait dengan viralnya berita "Joni Kalla Si Bocah Merah Putih" gagal mengikuti tes masuk TNI karena tidak memenuhi syarat tinggi badan. Mensesneg Pratikno menyampaikan bahwa untuk menjadi prajurit TNI tentu ada proses seleksi, yang juga ada parameternya sendiri.
Advertisement
Aksi Viral Joni yang Diapresiasi Presiden Jokowi
"Ya mungkin karena ada parameter juga ya saya tidak tahu, tetapi kami akan cek, tentu saja kan ada proses seleksi," terang Pratikno di Gedung Kemensetneg, Jakarta, Selasa, mengutip Antara.
Joni merupakan seorang remaja yang saat masih berada di bangku sekolah SMP pada 2018 lalu viral karena aksinya memajang tiang bendera. Ia melakukan aksi itu untuk menyelamatkan bendera merah putih yang talinya terlilit saat upacara bendera.
Usai aksinya viral, ia kemudian diundang oleh Presiden Jokowi ke Istana Negara dan bertemu dengan Presiden Jokowi. Ketika ditanya seputar cita-citanya oleh orang nomor satu di Indonesia itu, Joni mengaku ingin menjadi tentara.ntuk menyelamatkan bendera merah putih yang talinya terlilit saat upacara bendera.
Usai viralnya dirinya, ia kemudian diundang oleh Presiden Joko Widodo ke Istana Negara dan bertemu dengan Presiden Jokowi. Ketika ditanya seputar cita-citanya oleh orang nomor satu di Indonesia itu, Joni mengaku ingin menjadi tentara. Jokowi langsung menyampaikan kepada Joni agar langsung bertemu dengan Panglima TNI dan dijanjikan akan langsung diterima masuk TNI.
Bingkisan untuk Joni
Bukan itu saja yang didapat Joni. Ia mendapar sepeda dan sempat diundang ke Jakarta untuk menyaksikan secara langsung pertandingan demi pertandingan Asian Games 2018. Rumahnya juga direnovasu oleh pemerintah pusat menggunakan APBN sebagai penghargaan kepada dirinya.
Di tahun lalu, Joni juga mendapatkan bingkisan kemerdekaan dari Kapolda NTT Irjen Pol Lotharia Latif dalam rangka menyambut HUT ke-76. Kapolres Belu AKBP Khairul Saleh mengatakan bahwa bingkisan kemerdekaan dari Kapolda NTT itu dititipkan ke Polres Belu untuk diserahkan langsung ke Joni.
"Berkat aksi heroiknya tersebut sehingga dalam rangka HUT ke-76 RI ini, bapak Kapolda NTT melalui kami, memberikan bingkisan sebagai bentuk apresiasi beliau untuk adik kita Joni," katanya.
Khairul mengatakan bahwa pemberian bingkisan kemerdekaan ini merupakan bentuk apresiasi dari Kapolda NTT kepada Joni atas usahanya memanjat tiang bendera demi memperbaiki pengait yang bermasalah, yang pada akhirnya Bendera Merah Putih pun dapat berkibar gagah di perbatasan Indonesia-Timor Leste waktu itu. Kapolres Belu mengaku dirinya langsung mengunjungi sendiri kediaman Joni di Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, NTT.
Advertisement