Liputan6.com, Jakarta - Riba menjadi salah satu permasalahan yang kerap dibahas dalam berbagai kajian keislaman. Dalam dunia ekonomi modern, sistem perbankan dengan bunga dianggap sebagai sesuatu yang tidak terhindarkan. Namun, dalam Islam, riba tetap dipandang sebagai sesuatu yang haram dan dilarang oleh Allah SWT.
Hukum riba yang telah jelas di dalam Al-Qur'an dan hadis membuat para ulama terus menegaskan larangan ini. Meskipun ada pandangan dari berbagai pakar ekonomi yang menganggap sistem keuangan tanpa bunga sebagai hal yang mustahil, ulama tetap teguh dalam pendiriannya bahwa riba adalah sesuatu yang diharamkan.
Santri KMbah oen Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha menegaskan bahwa tugas ulama adalah menyampaikan hukum Allah SWT dengan jelas dan tanpa kompromi.
Advertisement
"Saya sebagai ulama akan ngomong terus kalau riba itu haram. Bunga bank itu haram, meskipun pakar-pakar ekonomi dan perbankan mengatakan hal yang mustahil ada sistem keuangan tanpa bunga bank," kata Gus Baha, dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @takmiralmukmin.
Gus Baha menceritakan pengalamannya bertemu dengan seorang pakar perbankan yang berusaha mempertahankan sistem bunga dalam dunia keuangan. Pakar tersebut berargumen bahwa tanpa bunga, ekonomi akan macet dan sistem perbankan tidak bisa berjalan.
"Saya bilang, saya ngomong terus kalau riba itu haram. Sebagai konsekuensi bahwa ulama harus mengatakan kalau riba itu haram, ya harus saya sampaikan, meskipun orang-orang merasa tidak realistis," tambahnya.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Ketimpangan Akibat Riba
Gus Baha juga menyinggung ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat akibat riba. Ia menyatakan bahwa selagi yang kaya terus menghisap yang miskin melalui sistem berbunga, maka kemiskinan akan selalu ada.
"Kemlaratan itu akan jalan terus selagi yang kaya masih menghisap yang miskin. Kalau ada yang bilang ekonomi macet tanpa bunga, itu artinya kita bodoh dan kalah sebelum mencari solusi," tegasnya.
Ekonomi Islam seharusnya berorientasi pada keadilan, bukan pada eksploitasi. Gus Baha mengingatkan bahwa praktik riba yang terus dibiarkan akan menciptakan ketimpangan sosial yang semakin besar.
Lebih lanjut, ia menyoroti bahwa banyak orang seolah-olah menjadi bodoh ketika pakar ekonomi mengatakan bahwa tanpa bunga, perbankan tidak bisa berjalan. "Padahal Islam telah memberikan sistem ekonomi yang lebih adil tanpa perlu mengandalkan riba. Masalahnya, kita yang tidak mau mencari alternatifnya."
Gus Baha menegaskan bahwa Islam telah memiliki konsep keuangan yang lebih manusiawi, seperti sistem bagi hasil yang lebih adil dibandingkan dengan sistem bunga yang hanya menguntungkan pihak tertentu.
Menurutnya, perbankan tanpa riba bukanlah sesuatu yang mustahil. Sistem keuangan berbasis syariah sudah mulai diterapkan di banyak negara dan terbukti mampu berjalan dengan baik.
Namun, tantangan terbesar dalam menerapkan sistem ini adalah pola pikir masyarakat yang sudah terbiasa dengan bunga. Banyak orang yang merasa bahwa sistem ekonomi tanpa riba adalah sesuatu yang tidak realistis.
"Kadang kita ini terlalu nyaman dengan yang haram sampai lupa mencari solusi. Kalau dari dulu kita berpikir keras mencari alternatif tanpa riba, pasti ada jalan keluarnya," ujarnya.
Advertisement
Tugas Ulama Menurut Gus Baha
Gus Baha mengingatkan bahwa segala sesuatu yang bertentangan dengan perintah Allah SWT pasti akan membawa dampak negatif dalam jangka panjang. Oleh karena itu, umat Islam harus berani mencari solusi alternatif yang sesuai dengan syariat.
Kesadaran untuk meninggalkan riba harus dimulai dari setiap individu. Jika semakin banyak orang yang memahami bahaya riba dan berusaha menjauhinya, maka sistem ekonomi yang lebih adil dapat terwujud.
Gus Baha juga menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah dan lembaga keuangan untuk mengembangkan sistem ekonomi yang lebih sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
Menurutnya, jika umat Islam bersatu dalam menegakkan ekonomi syariah, maka perlahan-lahan sistem berbasis riba bisa ditinggalkan. Hal ini bukan sekadar wacana, tetapi bisa menjadi kenyataan jika ada kemauan yang kuat.
Perubahan memang tidak bisa terjadi secara instan, tetapi dengan komitmen yang kuat, umat Islam bisa membangun sistem keuangan yang lebih adil dan berkah.
Sebagai kesimpulan, Gus Baha menegaskan kembali bahwa tugas ulama adalah terus menyuarakan kebenaran. "Jangan takut menyampaikan yang benar. Riba tetap haram, tidak peduli siapa yang menghalalkannya. Kalau mau berkah, cari cara yang benar."
Riba tetap haram, tidak peduli bagaimana dunia berusaha melegalkannya. Umat Islam harus terus berusaha mencari solusi yang lebih baik agar bisa menjalankan kehidupan ekonomi sesuai dengan syariat.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
