Memahami Contoh-Contoh Pelecehan Seksual Verbal, Jangan Anggap Candaan

Pelecehan seksual verbal bisa terjadi, baik secara langsung, virtual, melalui teks, atau panggilan telepon.

oleh Asnida Riani diperbarui 10 Sep 2024, 20:30 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2024, 20:30 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi pelecehan seksual verbal. (dok. pexels/Matheus Viana)

Liputan6.com, Jakarta - Edukasi seputar pelecehan seksual verbal terus disuarakan di jagat maya dari waktu ke waktu. Perilaku ini digarisbawahi sebagai masalah serius yang memengaruhi individu dari semua jenis kelamin, orientasi seksual, dan latar belakang.

Melansir laman Paradigmiq, Selasa, 10 September 2024, menurut penelitian, mayoritas perempuan, kendati ada juga pria, yang mengalami beberapa bentuk pelecehan seksual, baik secara langsung, virtual, melalui teks, atau panggilan telepon. Pelecehan seksual verbal dapat terjadi dalam berbagai bentuk.

Ini termasuk rayuan seksual yang tidak diinginkan, komentar atau lelucon tentang tubuh atau orientasi seksual seseorang, serta ancaman maupun intimidasi. Beberapa contoh kekerasan seksual verbal, yakni:

  • Memberi komentar atau lelucon seksual dengan konteks seksual.
  • Mengajukan pertanyaan pribadi dan tidak pantas pada seseorang tentang riwayat atau preferensi seksualnya.
  • Mengirim gambar seksual eksplisit yang tidak diminta.
  • Mengirim email yang sugestif atau cabul.
  • Rayuan yang berlebihan dan tidak diinginkan.
  • Rayuan seksual yang tidak diinginkan.
  • Memberi isyarat atau gerakan seksual.
  • Berkomentar merendahkan atau menggunakan bahasa yang menyinggung terkait jenis kelamin atau seksualitas seseorang.
  • Memberi ancaman yang bersifat seksual atau lelucon tentang penyerangan seksual.
  • Meminta "layanan" seksual.

Penting untuk mengetahui bahwa pelecehan seksual verbal tidak selalu terbuka atau nyata. Dalam banyak kasus, pelecehan seksual verbal terkesan halus atau tersamar sebagai ejekan atau lelucon "tidak berbahaya" yang bersifat seksual. Namun, bentuk pelecehan seksual verbal yang halus dapat berdampak signifikan pada orang yang mengalaminya, yang menyebabkan perasaan cemas, takut, bahkan depresi.

Menangapi Pelecehan Seksual Verbal

Ilustrasi pelecehan seksual, catcalling
Ilustrasi pelecehan seksual verbal. (Image by Freepik)

Saat menangani pelecehan seksual verbal, seseorang harus menegur langsung saat menyaksikan atau mengalaminya. Jika seseorang membuat orang lain merasa tidak nyaman atau terancam, penting untuk memberi tahu mereka agar berhenti dan melaporkan perilaku tersebut pada orang yang dipercaya.

Penting untuk mengenali pelecehan seksual verbal dan menyadari perilaku sendiri untuk memastikan bahwa hal itu tidak berkontribusi pada budaya pelecehan seksual di mana pun. Ini berarti menghormati batasan orang lain dan tidak membuat komentar atau lelucon yang dapat dianggap menyinggung atau melecehkan.

Kasus dugaan pelecehan seksual verbal sudah beberapa kali jadi sorotan. Pada Juli 2024, misalnya, sebagian warganet dibuat tidak habis pikir mendapati seorang anggota paskibraka HUT ke-79 RI di IKN diduga jadi korban pelecehan seksual secara verbal.

Ini diutarakan sejumlah pengguna TikTok ketika ia diumumkan sebagai anggota pasukan pengibar bendera pusaka di perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. Sementara kolom komentar unggahan tersebut telah dinonaktifkan, berdasarkan pantauan Lifestyle Liputan6.com pada Rabu siang, 17 Juli 2024, tangkapan layar komentar-komentar diduga bagian dari pelecehan seksual itu telah menyebar di berbagai platform media sosial. 

Dugaan Pelecehan Seksual

Kekerasan Secara Seksual
Ilustrasi pelecehan seksual verbal. Credit: pexels.com/pixabay

Pelecehan ini mengacu pada ungkapan t**r*t yang mengomentari bagian payudara si anggota paskibraka. "Udah berkali-kali dibilang sebutan itu tuh termasuk melecehkan, tapi masih aja," kata seorang pengguna X, dulunya Twitter. "T**r*t gampang banget disebut sekarang, padahal itu termasuk melecehkan. Ayolah belajar buat ga normalisasi omongan-omongan kayak gini," yang lain menimpali.

Ada juga yang berkomentar, "Inilah negara dengan rape culture yang banyak pembiaran, merasa komen2 tersebut wajar padahal sudah bisa dikategorikan sebagai kekerasan seksual… semoga semakin berani melaporkan hal2 seperti ini." "Sakit asli orang-orang kayak gini. Bukan prestasinya yang dikomentarin, tapi orangnya malah dilecehin," kata yang lain.

Sebelumnya, kasus diduga pelecehan verbal menggunakan sebutan itu telah lebih dulu jadi sorotan. Kala itu, perbuatan yang bisa diancam hukuman pidana itu diduga dilakukan seorang pegawai restoran di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.

Akun X, dulunya Twitter, @radennisya, mencuit pada Rabu, 26 Juni 2024, "Really? Remarks TOBRUT?" Bersama ungkapan itu, ia mengunggah tagihan dari gerai Iron Fist tertanggal Rabu malam. Utas itu juga memuat tangkapan layar direct message yang dikirimkan terduga korban pelecehan seksual pada pihak tempat makan.

Tertulis di sana bahwa awalnya, semua baik-baik saja sampai terduga korban bersama seorang teman yang makan di restoran itu menerima kertas tagihan mereka. Sebutan itu disadari keduanya setelah keluar dari restoran.

 

Tanggapan Pihak Restoran

Ilustrasi pelecehan / kekerasan seksual
Ilustrasi pelecehan seksual verbal. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

"Saya tidak mengerti maksud dan tujuan salah satu waiters menulis remarks tersebut apa, tapi hal seperti ini seharusnya tidak terjadi dalam kondisi apapun, apalagi tempat makan ini sudah dikenal cukup banyak orang," begitu penggalan pesan yang dikirimkan.

Ia pun meminta staf yang bersangkutan untuk ditindak tegas. Pesan tersebut terlihat dimuat di Instagram Story-nya, karena tidak ada "balasan langsung" dari restoran. Tweet selanjutnya mengklaim bahwa pesan itu hanya "dibaca" pihak tempat makan tersebut.

Hal ini membuat terduga korban menganggap Iron Fist tidak menangani kasus dugaan pelecehan seksual secara serius. Setelahnya, tempat makan tersebut membalas pesan yang tampak meminta maaf dan menjelaskan duduk perkara.

Restoran itu mengklaim, tindakan pelecehan dilakukan pelayan, bukan kasir mereka. "Individu yang bersangkutan sudah kami kenakan sanksi terberat berupa PHK, karena kami tidak menoleransi kejadian seperti itu di tempat kami," sebut mereka.

Lebih lanjut, pihaknya mengklaim tengah berupaya lebih lanjut agar peristiwa serupa tidak lagi terulang. Restoran itu mengaku, "Komitmen kami adalah menyediakan lingkungan yang aman dan penuh hormat bagi semua pelanggan kami."

"Kami menghargai pengertian Anda dan siap mendukung dan membantu Anda selama masa ini," tandasnya di keterangan yang ditandai dari "Manajemen Iron Fist."

Infografis Daftar Penyedia Layanan Konsultasi Korban Kekerasan Seksual
Infografis Daftar Penyedia Layanan Konsultasi Korban Kekerasan Seksual. (Trisyani/Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya