Kisah PO Bus Indonesia Beroperasi di Jepang, Slogan Pulang Malu Tak Pulang Rindu Jadi Ciri Khas

Bus Indonesia dengan slogan "Pulang Malu, Tak Pulang Rindu" viral di Jepang, menggugah perasaan rindu para perantau. Sahat's Trans menawarkan layanan transportasi dengan supir berbahasa Indonesia, memudahkan perjalanan turis Indonesia.

oleh Maheza Nurmiagita diperbarui 26 Nov 2024, 08:01 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2024, 08:01 WIB
Ilustrasi bus Sahat's Trans yang viral di Jepang dengan slogan "Pulang Malu Tak Pulang Rindu"
Ilustrasi bus Sahat's Trans yang viral di Jepang dengan slogan "Pulang Malu Tak Pulang Rindu" (dok Instagram @aboutdkj @jakartavox/https://www.instagram.com/reel/DCIpATbMupF/?igsh=Y2xtbHJxNDgwMXBw/Maheza Nurmiagita)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah bus berwarna hitam yang meluncur di jalanan Jepang menarik perhatian orang Indonesia. Pasalnya, di body belakang bus tertulis slogan yang berbunyi "Pulang Malu Tak Pulang Rindu", selayaknya bus-bus wisata yang beroperasi di Indonesia.

Berdasarkan penelusuran, PO Bus itu memang dimiliki orang Indonesia. Sahat Doras Situmorang, pemilik dan CEO Sahat's Trans, menjelaskan bahwa bus di Jepang tersebut merupakan bagian dari Sahat's Trans, sebuah perusahaan milik Indonesia.

Ia pun menjelaskan alasannya menaruh slogan di bus tersebut. "Ini adalah suara hati untuk orang-orang perantau yang berjuang keras mencari nafkah di negeri orang. Lewat slogan ini, saya ingin mengapresiasi mereka," ujar Sahat dalam wawancara online dengan Lifestyle Liputan6.com pada Selasa, 12 November 2024.

"Saat ini, ada delapan supir yang mengemudikan bus trans, enam di antaranya berasal dari Indonesia, yaitu Jawa, Bandung, dan Sulawesi," tambahnya.

Sahat menjelaskan Sahat's Trans mulai beroperasi pada 2015. Bisnisnya dilatarbelakangi pesatnya sektor pariwisata di Jepang dengan jumlah turis asing yang terus meningkat, termasuk dari Indonesia. Ia pun membuka bisnis itu dibantu pengacara profesional.

"Berawal dari teman yang meminta tolong untuk mengantar dia dan keluarga berlibur di Hokkaido, saya melihat permintaan transportasi turis Indonesia yang semakin tinggi dan melihat peluang bisnis yang sangat baik," ujarnya. "Awalnya, kami menghadapi tantangan berupa sedikitnya supir yang bisa berbahasa Indonesia dan memiliki lisensi untuk mengendarai bus resmi," imbuh dia.

Sahat's Trans Fokus Layani Masyarakat Indonesia di Jepang

Ilustrasi bus Sahat's Trans yang viral di Jepang dengan slogan "Pulang Malu Tak Pulang Rindu"
Ilustrasi bus Sahat's Trans yang viral di Jepang dengan slogan "Pulang Malu Tak Pulang Rindu" (dok Instagram @sahatstrans/https://www.instagram.com/p/B65U-vzJUsH/?igsh=MXFwenU5Mml0MnUxag==/Maheza Nurmiagita)

Sahat menyampaikan bahwa fokus Sahat's Trans adalah melayani masyarakat Indonesia di Jepang, karena lebih mudah berkomunikasi antara supir dan tamu. Bus ini menawarkan jasa transportasi bagi warga Indonesia yang ingin berlibur di Jepang dengan menggunakan private chartered bus.

"Kami juga memiliki supir yang bisa berbahasa Indonesia, sistem yang lebih fleksibel dibandingkan dengan perusahaan Jepang mengenai rencana perjalanan, serta komunikasi tim marketing yang fast response. Ini menjadi pembeda bus kami dengan bus lainnya," kata Sahat.

Ia menambahkan bahwa bus travel Sahat's Trans juga sangat diminati oleh warga Indonesia di Jepang yang rindu Tanah Air. Hal ini karena bus Sahat's Trans memiliki supir berbahasa Indonesia, sehingga memudahkan komunikasi, serta stiker slogan di belakang bus yang mengingatkan mereka pada bus antarpulau di Indonesia.

"Pelanggan Sahat's Trans utamanya memang berasal dari turis Indonesia, namun terdapat juga turis dari mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Respons yang diberikan dari pelanggan yang sudah menggunakan layanan kami sejauh ini sangat positif, banyak yang memesan lagi dan kembali menggunakan jasa transportasi Sahat's Trans," tambahnya.

Fleksibilitas Layanan dan Kenyamanan Penumpang Terjamin

Ilustrasi bus Sahat's Trans yang viral di Jepang dengan slogan "Pulang Malu Tak Pulang Rindu"
Ilustrasi bus Sahat's Trans yang viral di Jepang dengan slogan "Pulang Malu Tak Pulang Rindu" (dok Instagram @sahatstrans/https://www.instagram.com/p/B0a5ZVAJksk/?igsh=MWN0aWIzMTd5eGhiZQ==/Maheza Nurmiagita)

"Sahat's Trans sebagai bus private chartered, jadi jam operasionalnya menyesuaikan dengan rencana perjalanan tamu. Rute perjalanan meliputi seluruh Jepang tergantung dari permintaan tamu yang menyewa bus," sebut Sahat.

"Bahkan, jam operasional bus Sahat's Trans tetap sama sepanjang tahun, tanpa perubahan selama musim tertentu atau liburan, termasuk saat Lebaran maupun Natal. Hal ini mengacu pada regulasi dari Dishub Jepang yang membatasi operasional bus hingga maksimal 12 jam per hari," tambahnya.

Ia menerangkan fasilitas yang tersedia dalam bus Sahat's Trans meliputi karaoke di atas bus dengan musik ditransfer via bluetooth agar sesuai dengan minat tamu, serta mic yang memungkinkan tour guide atau tour leader untuk berkomunikasi dengan lebih mudah kepada penumpang. Itu dirancang agar penumpang nyaman selama perjalanan jauh.

"Sahat's Trans selalu berupaya menjaga kenyamanan dan keamanan penumpang dengan mengikuti regulasi dari Dishub Jepang terkait jam kerja supir dan keselamatan selama perjalanan. Selain itu, Sahat's Trans juga telah memperoleh lisensi Safety Bus 1 Star dari pemerintah Jepang sebagai bukti komitmennya terhadap standar keselamatan yang tinggi," sebutnya.

Berharap Tamu Indonesia Lebih Tepat Waktu

Ilustrasi bus Sahat's Trans yang viral di Jepang dengan slogan "Pulang Malu Tak Pulang Rindu"
Ilustrasi bus Sahat's Trans yang viral di Jepang dengan slogan "Pulang Malu Tak Pulang Rindu" (dok Instagram @sahatstrans/https://www.instagram.com/p/B5RBFyOJmrq/?igsh=MTQ5aHJtb3FqYWk3dg==/Maheza Nurmiagita)

Sahat mengklaimn penumpangnya merespons sangat positif terhadap bus, terutama karena adanya slogan tersebut, yang membuat mereka merasa bangga dengan adanya bus dengan sentuhan Indonesia di Jepang. Banyak penumpang, bahkan orang yang melihat bus di jalan, mengambil foto sebagai kenang-kenangan.

"Perkembangan utama yang telah berkontribusi pada kesuksesan Sahat's Trans hingga saat ini adalah kemampuan kami dalam menjaga kepercayaan tamu, menyediakan armada yang layak dan bersih, serta memiliki supir berbahasa Indonesia yang profesional dan handal," kata Sahat.

Sahat menyatakan pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan transportasi. Dengan fokus pada kepuasan pelanggan, Sahat's Trans bertujuan untuk tetap menjadi perusahaan transportasi yang terpercaya di masa depan dan memperluas jangkauannya.

"Tantangan terbesar yang dihadapi Sahat's Trans adalah regulasi transportasi di Jepang yang sangat ketat, terutama terkait jam kerja supir. Untuk mengatasinya, kami memberikan pengertian kepada tamu agar selalu menjaga waktu dengan baik, sehingga operasional tetap sesuai dengan peraturan yang berlaku," kata Sahat.

[INFOGRAFIS] Luka Liku Bus Transjakarta
Angkutan yang sangat diharapkan oleh warga Jakarta, tetapi sayang, masih banyak cacat di sana dan di sini.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya