Liputan6.com, Jakarta - Digaungkan sejak akhir Desember 2024, Gerakan Wisata Bersih (GWB) akhirnya resmi diluncurkan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sebagai salah satu program utama kementerian pada Kamis, 23 Januari 2025. Pantai Parangtritis di Yogyakarta menjadi lokasi resmi peluncuran gerakan oleh Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana yang juga dihadiri Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Widi mengungkapkan alasan Pantai Parangtritis sebagai lokasi peluncuran program GWB lantaran pantai tersebut menjadi salah satu ikon pariwisata Yogyakarta. Merujuk data BPS, Pantai Parangtritis merupakan destinasi wisata terpopuler di Yogyakarta dengan 2,77 juta pengunjung pada 2024.
Advertisement
"Sebagai satu gerakan kolektif, Gerakan Wisata Bersih merupakan upaya kita bersama dalam meningkatkan daya saing destinasi pariwisata Indonesia yang lebih aman dan sehat bagi wisatawan," ujar Menpar, dikutip dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, kemarin.
Advertisement
Yogyakarta bersama Solo dan Semarang (Joglosemar) menjadi salah satu dari delapan wilayah yang jadi prioritas utama pengimplementasian program GWB. Joglosemar menggeser posisi Kepulauan Riau (Kepri) yang sebelumnya masuk daftar prioritas bersama lima destinasi wisata super prioritas, yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang, serta di dua Greater Destination, yaitu Bali dan Jakarta.
Namun, Widi berharap program tersebut juga menjadi model inspiratif yang diterapkan di berbagai kawasan wisata lain di Indonesia. "Harapannya acara ini tidak hanya menjadi aksi sesaat tetapi juga dapat membangun kebiasaan bersih dan kesadaran jangka panjang bersama dalam menjaga lingkungan," ujar Menpar.
Berharap Jadi Pendongkrak Ranking TTDI
Widi menyatakan bahwa tahun 2025 merupakan momentum penting untuk membangun pondasi pariwisata berkualita yang lebih mantap. Konsep itu mengedepankan prinsip berkelanjutan dan nilai tambah sebagai bagian dari upaya pengembangan sektor pariwisata agar tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan, tetapi juga sarana utama memperkenalkan identitas Indonesia di kancah global.Â
"Untuk mewujudkan dan mempertahankan quality tourism, kolaborasi lintas unsur pentahelix pariwisata menjadi sangat penting. Kita perlu secara aktif memperbaiki, memulihkan dan memperkuat ekosistem alam, sosial dan budaya di berbagai destinasi serta objek wisata di Tanah Air,"Â katanya.
Ia juga berharap program tersebut dapat mendongkrak ranking Indonesia di TTDI yang dikeluarkan UNWTO setiap dua tahun sekali. Terakhir, Indonesia menembus peringkat 22 pada 2024, naik sepuluh peringkat dari hasil 2022. Pada tahun lalu, Indonesia menargetkan bisa menembus 15 besar di daftar TTDI 2026.
Ada pekerjaan rumah besar yang harus dibenahi Indonesia, khususnya pada aspek health and hygiene. Ia berharap program GWB bisa mendukung daya saing di aspek tersebut.
Advertisement
Rangkaian Program Gerakan Wisata Bersih
Dalam Gerakan Wisata Bersih, Kemenpar menginisiasi berbagai kegiatan menarik dan bermanfaat. Selain kegiatan bersih-bersih massal di destinasi wisata, juga ada edukasi dan kampanye untuk meningkatkan wisatawan dan masyarakat lokal, penyediaan fasilitas pendukung seperti tempat sampah yang memadai dan ramah lingkungan, serta sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas guna menciptakan solusi yang berkelanjutan.
Tidak ketinggalan pemberian penghargaan dan insentif untuk menghargai kontribusi nyata para pihak dalam menjaga lingkungan. Sebagai bagian dari gerakan ini, Kemenpar membentuk tim Satuan Tugas (satgas) Gerakan Wisata Bersih yang menyoroti pentingnya sanitasi dan secara berkesinambungan melakukan peninjauan terhadap keberadaan toilet yang bersih sebagai salah satu amenitas utama yang mencerminkan kualitas destinasi wisata.
"Ini adalah gerakan bersama yang dirancang untuk menciptakan dampak nyata dan jangka panjang bagi lingkungan masyarakat dan daya saing pariwisata Indonesia. Saya percaya Gerakan Wisata Bersih ini merupakan sebuah langkah yang menjawab tantangan besar dalam menjaga kebersihan kelestarian dan keberlanjutan destinasi wisata kita," kata Menpar.
Sampah Rusak Citra Pariwisata
Sementara itu, Gubernur DIY mengakui bahwa sampah yang dihasilkan dari aktivitas warga dan wisatawan di daerahnya belum optimal terkelola. Hal itu menjadi salah satu penghambat dalam menjaga citra Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata yang unggul. Karena itu, ia mendukung pelaksanaan program GWB di daerahnya.
"Program ini bukan sekadar menjaga kebersihan destinasi, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya prinsip Sapta Pesona. Prinsip ini mengajarkan bahwa kebersihan dan keindahan destinasi wisata adalah bagian dari pelayanan prima kepada wisatawan sekaligus bentuk penghormatan terhadap alam dan budaya," ujar Sultan.
Dikatakan Sri Sultan, melalui implementasi gerakan wisata bersih kita membangun sebuah ekosistem pariwisata yang bebas sampah dan berdaya saing tinggi.
"Kami berharap Yogyakarta tidak hanya mampu mempertahankan posisinya sebagai destinasi wisata unggulan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam memperkuat pariwisata berkelanjutan. Mari kita jadikan Gerakan Wisata Bersih sebagai pijakan kuat untuk bersama-sama menjaga keindahan Indonesia hari ini maupun generasi yang mendatang," ujar Sri Sultan HB X.
Â
Advertisement