Pemanfaatan Bahan Pangan Lokal di Program Makan Bergizi Gratis

Program Makan Bergizi Gratis diharapkan dapat memupuk rasa cinta dan bangga pada pangan lokal dan tradisional serta kekayaan pangan Indonesia.

oleh Henry diperbarui 01 Feb 2025, 09:35 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2025, 08:30 WIB
Resep Gado-Gado Sehat ala Makan Bergizi Gratis
Resep Gado-Gado Sehat ala Makan Bergizi Gratis | copyright ChatGPT/AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Program makan bergizi gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah bisa menjadi momentum untuk memperkuat kembali konsumsi pangan lokal di masyarakat. Pemberian makanan berbasis bahan pangan lokal bisa diterapkan secara bertahap agar keberlanjutan dan ketahanan pangan bisa terbentuk.

Dalam hal budaya pangan, program MBG diharapkan dapat memupuk rasa cinta dan bangga pada pangan lokal dan tradisional serta kekayaan pangan Indonesia. Menurut pakar ilmu dan teknologi pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Purwiyatno Hariyadi , kebijakan MBG harus dirancang dilaksanakan sebagai motor penggerak transformasi menuju sistem pangan yang lebih menyehatkan dan berkelanjutan.

"Program ini kan baru dimulai, kalau ditanya apakah variasi bahan pangan lokalnya masih kurang atau seperti apa?”, maka masih sulit dianalisis. Tetapi, kalau saya amati dari keterangan atai penjelasan pemerintah, terutama dari Badan Gizi Nasional, maka program MBG memang didorong untuk memanfaatkan bahan pangan lokal," terangnya pada tim Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 30 Januari 2025.

"Arah kebijakan ini sangat strategis dan “masuk akal” karena pangan (makanan) ini erat kaitannya dengan kebiasaan, budaya dan kearifan makan setempat. Jadi, jika menu program MBG disesuaikan dengan kebiasaan dan budaya makan setempat (lokal) maka sakan sangat sesuai," sambungnya.

Prof Purwiyatno menambahkan, program makan bergizi gratis berpotensi menjadi pendorong berkembangnya budaya pangan yang lebih baik, yang diperkenalkan sejak dini ke siswa sekolah, sehingga harapannya mereka akan terbiasa dengan citarasa khas lokal, serta mencintai, membanggakan budaya pangan lokal tersebut.

"Namun ini semua masih awal, ini adalah tugas kita bersama termasuk media untuk menodorng mengingatkan dan memastikan bahwa program ini berjalan dengan baik, dan bisa jadi motor penggerak transformasi sistem pangan.

Untuk itu, pemerintah melalui Badan Gizi Nasiomal (BGN) dan Kementerian terkait lainnya, serta dengan melibatkan semua pihak, perlu terus memonitor, mengevaluasi, dan terus memperbaiki langkah langkah yang telah disusun dan dilaksanakan untuk memastikan tujuan mulia MBG ini akan tercapai.

 

Nutrisi, Menu dan Kualitas Bahan Makanan

Melihat Kesibukan Dapur Penyedia dan Penyuplai Makan Bergizi Gratis
Untuk diketahui, menu yang dihadirkan dan diolah di dapur untuk Makan Bergizi Gratis dikelola langsung oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ditunjuk Badan Gizi Nasional (BGN). (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

"Salah satu contohnya, proses produksi pangan harus memprioritaskan keamanan, gizi, dan keberagaman, dengan memanfaatkan potensi bahan pangan lokal dan melibatkan petani lokal, sesuai dengan potensi, budaya/kearifan lokal. Jelas ini perlu waktu dan upaya serius (melibatkan kementeria pertanian, KKP, UMKM, dan lain-lain) disertai dengan program edukasi intensif mendorong peningkatan produksi dan konsumsi pangan lokal, termasuk jenis sumber karbohidrat lain, protein, sayur, buah, dan biji-bijian," jelasnya.

Sementara itu dari segi gizi, dokter Ferry Haki mengatakan program Makan Bergizi Gratis harus dirancang untuk menyediakan makanan yang memenuhi kebutuhan gizi harian anak-anak. Nilai gizi dapat dinilai dari tiga faktor. Yang pertama komposisi nutrisi, yaitu makanan harus mengandung karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral. Kedua ada variasi menu. Penting untuk memiliki variasi dalam menu agar anak-anak tidak bosan dan mendapatkan berbagai jenis nutrisi.

Ketiga adalah kualitas bahan makanan. Dengan menggunakan bahan segar dan lokal dapat meningkatkan kualitas gizi. Misalnya, sayuran hijau, buah-buahan, dan sumber protein hewani. Mengenai bahan pangan lokal yang bisa dimasukkan dalam menu MBG, dr Ferry mengatakan ada beberapa yang bisa jadi alternatif.

Salah satunya adalah Ubi Jalar yang merupakan sumber karbohidrat kompleks yang kaya akan vitamin A dan serat. Ubi jalar bisa diolah menjadi berbagai makanan seperti puree atau direbus. Lalu ada jagung yang selain sebagai sumber karbohidrat, juga mengandung serat dan vitamin.

Sayuran dan Buah-buahan Lokal

Ubi Jalar
Ilustrasi Ubi Jalar / Freepik by rawpixel.com... Selengkapnya

Jagung juga dapat disajikan dalam bentuk bubur atau direbus. Selain itu juga bisa memilih kacang-kacangan seperti kacang hijau atau kedelai yang dapat dijadikan sumber protein nabati, serta bisa diolah menjadi tempe atau bubur kacang hijau.

"Bisa juga menu sayuran lokal seperti daun singkong atau kangkung yang kaya akan zat besi dan vitamin. Lalu buah-buahan lokal seperti pisang, pepaya, dan jambu yang kaya akan vitamin C dan serat dapat disajikan sebagai makanan penutup atau camilan sehat," jelas dr Ferry.

"Dengan pendekatan yang lebih terencana dan melibatkan masyarakat lokal, program makan bergizi gratis dapat lebih efektif dalam meningkatkan status gizi anak-anak di Indonesia," sambungnya.

Sementara itu pakar kuliner Sisca Soewitomo juga punya pendapat tersendiri. Ia menilai program MBG sangat baik untuk membantu memperbaiki asupan anak-anak karena jika jajan, kita pun tidak tahu mengenai kandungannya yang kadang juga tidak ada nutrisinya.

Kegiatan ini juga sangat membantu keluarga yang kurang mampu dalam menyiapkan bekal untuk anaknya. Namun, jika efektif atau tidak, sebenarnya diperlukan tim kontrol, yaitu nutritionist untuk setiap sekolah.

Maksimalkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Sisca Soewitomo
Juru Masak Sisca Soewitomo berpose seusai wawancara dengan Liputan6.com di kediaman kawasan Pancoran Timur, Jakarta, Rabu (7/6/2023). (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

"Walaupun banyak jumlah sekolah yang sudah mendapat makanan siang gratis secara porsi kesehatan yang seharusnya, namun peran ahli gizi dan tim peramu menu harus selalu mengacu pada kebutuhan menu seimbang yaitu protein, karbohidrat, dan buah," terang wanita yang akrab disapa Ibu Sisca ini pada tim Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 31 Januari 2025.

Ia juga mendukung untuk mengganti nasi dengan sumber karbohidrat lainnya di beberapa daerah di Indonesia. Alasannya, karbohidrat tidak hanya nasi, tapi bisa kentang, ubi, jagung, sagu, dan lain-lainnya. Untuk variasi karbohidrat, dapat diberikan di wilayah yang sudah terbiasa mengkonsumsi karbo tersebut.

Contohnya adalah Papeda. Jika diberikan kepada anak-anak diwilayah Jawa, maka kurang pas, karena mereka tidak pernah mengonsumsi makanan tersebut sebagai pengganti nasi. Jadi, untuk penggantian karbohidrat sebaiknya disesuaikan dengan kebiasaan di setiap daerah

"Saran saya, untuk tahap awal ini, utamakan masakan Indonesia yang sudah biasa diberikan di wilayahnya masing-masing. Karena hal ini sekaligus memperkenalkan keaneka-ragaman masakan Indonesia," tuturnya.

"Dengan penggunaan pangan lokal secara maksimal di setiap daerah dan pemberian variasi menu masakan khas daerah di setiap wilayah, Harapan besar saya, kuliner Indonesia atau masakan Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri," pungkasnya.

 

250130 INFOGRAFIS LIFESTYLE_Bahan Pangan Lokal untuk Dukung Makan Bergizi Gratis
250130 INFOGRAFIS LIFESTYLE_Bahan Pangan Lokal untuk Dukung Makan Bergizi Gratis (Liputan6/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya