Liputan6.com, Jakarta - Kecelakaan pesawat yang fatal kembali terjadi di tahun ini. Pesawat Delta Air Lines dengan nomor penerbangan 4819 yang mendarat darurat di Bandara Internasional Toronto Pearson, Kanada, terbalik dan terbakar di landasan pacu pada Senin sore, 17 Februari 2025, waktu setempat, atau Selasa (18/2/2025), waktu Indonesia.
Mengutip CNN, pesawat CRJ900 yang dioperasikan oleh Endeavor Air itu total mengangkut 80 orang, terdiri dari 76 orang penumpang dan empat awak kabin. "Mengingat konfigurasi CRJ900 pada penerbangan Delta, jumlah 80 penumpang dan awak berarti penerbangan itu penuh saat jatuh," kata koresponden penerbangan CNN Pete Muntean.
Menurut pihak berwenang, tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan pesawat yang terbang dari Minneapolis, Amerika Serikat tersebut. Namun, pihak Delta Air Lines dalam sebuah pernyataan menyatakan setidaknya 18 penumpang terluka dan diangkut ke rumah sakit terdekat setelah pesawat Delta Air Lines terbalik. Sementara, layanan darurat mengatakan salah seorang yang terluka adalah anak-anak.
Advertisement
"Laporan awal menunjukkan tidak ada korban jiwa dan 18 penumpang yang terluka telah diangkut ke rumah sakit di daerah itu. Fokus utama kami adalah merawat mereka yang terdampak," kata pernyataan itu. Maskapai itu juga mengatakan telah membatalkan jadwal penerbangannya ke dan dari Bandara Internasional Toronto Pearson yang tersisa pada hari ini dan telah mengeluarkan pembebasan perjalanan.
Pete Koukov, seorang penumpang pesawat yang nahas tersebut mengungkapkan pengalamannya. Ia mengaku tidak tahu apa yang terjadi 'sampai pesawat tersebut menyentuh tanah' yang dia gambarkan sebagai pendaratan yang cukup sulit.
"Kami menyentuh tanah, dan kami berada dalam posisi menyamping, dan kemudian kami terbalik tergantung seperti kelelawar," kata Koukov kepada Brianna Keilar dari CNN.
Jumlah Penumpang Delta Air Lines yang Terluka Direvisi
Koukov mengatakan dia bisa melepaskan sabuk pengamannya dan mendorong dirinya ke tanah, lalu keluar dari pesawat. Namun, beberapa orang lainnya membutuhkan bantuan untuk turun dari tempat duduk mereka.
"Hanya karena merasa beruntung dan bahagia, saya harus memberikan pelukan erat kepada orang yang tidak saya kenal yang duduk di sebelah saya, bahwa kami baik-baik saja, dan melihat teman-teman saya yang ada di sini untuk menjemput saya dari bandara dan memberi mereka pelukan erat," katanya.
Deborah Flint, presiden dan CEO Bandara Internasional Toronto Pearson, memuji para petugas penanggap pertama dan personel terlatih lainnya di bandara karena tidak ada kematian dalam kecelakaan fatal tersebut. "Pertama dan terpenting, tidak ada korban jiwa dan ini sebagian karena profesional heroik dan terlatih kami, penanggap pertama kami di bandara," kata Flint pada konferensi pers.
Flint juga merevisi jumlah penumpang yang terluka dalam kecelakaan tersebut. Dari 18 orang yang disebutkan, ternyata 17 yang terdata terluka. "Saat ini, kami tidak tahu apakah ada penumpang yang dalam kondisi kritis," katanya.
Â
Â
Advertisement
Kewarganegaraan Para Penumpang
Sebelumnya, petugas paramedis menyebut dua di antara belasan penumpang yang terluka dalam kondisi kritis. Meski begitu, tidak ada satu pun yang nyawanya terancam. Flint menambahkan bahwa 22 dari 76 penumpang dalam penerbangan itu adalah warga negara Kanada, sisanya berasal dari berbagai negara.
Flint juga menyatakan bahwa dua landasan pacu di Bandara Internasional Pearson Toronto akan tetap ditutup sementara selama para pejabat menyelidiki kecelakaan hari ini. Ketika kecelakaan itu terjadi, pihak bandara segera menghentikan kedatangan dan keberangkatan di tiga landasan pacu kami yang tersisa. "Sejak itu telah dibuka kembali, sekitar jam 5 sore. waktu setempat," kata Deborah Flint.
Bandara Pearson sebelumnya mengatakan pada hari kecelakaan, situasi di bandara mengalami angin kencang dan suhu dingin saat maskapai mencoba mengejar keterlambatan penerbangan setelah badai salju akhir pekan yang menumpahkan lebih dari 22 cm salju di bandara.
Â
KNKT AS Ikut Terlibat dalam Penyelidikan Kasus Kecelakaan
National Transportation Safety Board, semacam Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) versi Amerika Serikat memimpin tim penyidik di Amerika Serikat untuk membantu Dewan Keamanan Transportasi Kanada dalam penyelidikan pesawat Delta Air Lines yang jatuh saat mendarat di Toronto.
Badan tersebut mengatakan sesuai dengan Annex 13 Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, informasi apa pun tentang penyelidikan akan dirilis oleh Dewan Keamanan Transportasi Kanada. ICAO merujuk pada 19 lampiran teknis untuk menjaga keseragaman dalam penerbangan sipil internasional. Lampiran 13 menguraikan bagaimana partisipasi penyelidikan kecelakaan ditentukan.
Menurut Menteri Perhubungan AS Sean Duffy di X, penyelidik Federal Aviation Administration sedang dalam perjalanan ke Toronto dan menteri tersebut telah berhubungan dengan mitranya di Kanada untuk menawarkan bantuan.
Kecelakaan di Kanada ini mengikuti serangkaian kecelakaan lain baru-baru ini di Amerika Utara pada akhir Januari 2025. Sebuah helikopter militer bertabrakan dengan pesawat penumpang di Washington, menewaskan 67 orang, sementara sedikitnya tujuh orang tewas ketika sebuah pesawat transportasi medis jatuh di Philadelphia.
Advertisement
