Liputan6.com, Jakarta - Hipotermia merupakan ancaman utama bagi para pendaki gunung. Kondisi ini biasanya terjadi saat para pendaki menghadapi penurunan suhu drastis dan cuaca buruk di dataran tinggi. Ketika terpapar hipotermia, tubuh tidak sanggup mengembalikan suhu normalnya karena suhu-suhu internal (suhu organ tubuh) sudah mengalami penurunan terlalu cepat.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dr. Faisal Parlindungan Sp.PD membeberkan, langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalkan peluang mengalami kondisi hipotermia saat mendaki gunung.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
"Dengan persiapan yang baik, risiko hipotermia saat mendaki gunung bisa diminimalkan, sehingga perjalanan tetap aman dan nyaman," kata dokter Faisal dilansir dari Antara, Kamis (6/3/2025).
Ia menyarankan, para pendaki mengecek prakiraan cuaca pada masa pendakian serta mempersiapkan rencana perjalanan.
"Hindari perjalanan saat cuaca ekstrem. Jangan mendaki sendirian, dan pastikan anggota tim tahu cara mengatasi hipotermia jika terjadi keadaan darurat," ucap dia
Selain itu, dokter Faisal juga menekankan pentingnya para pendaki menyiapkan bekal pakaian berlapis untuk menghadapi cuaca dingin. Lapisan pertamanya bisa berupa pakaian berbahan dry-fit atau wol yang bisa menyerap keringat dan menjaga tubuh tetap kering, lapisan kedua berupa jaket bulu atau jaket bawah untuk menjaga panas tubuh, dan lapisan ketiga dapat berupa jaket tahan air serta tahan angin untuk melindungi tubuh dari hujan dan angin.
"Hindari (pakaian berbahan) katun, karena menyerap air dan sulit kering," ucap dokter Faisal.
Ia menyampaikan bahwa perlengkapan tambahan seperti sarung tangan, kaos kaki wol, syal, serta topi atau tudung juga diperlukan untuk mencegah suhu tubuh tetap hangat. Dokter Faisal mengemukakan pentingnya menghindari penurunan suhu tubuh selama melakukan pendakian.
"Jika berkeringat sesuaikan pakaian dengan melepas atau menambah lapisan agar tidak terlalu panas atau dingin. Gunakan raincoat atau ponco saat hujan," tutur dokter Faisal.
Tak hanya itu, dia menyarankan para pendaki memastikan kebutuhan kalori tubuh tercukupi selama melakukan pendakian di daerah dengan suhu rendah. Makanan tinggi kalori seperti cokelat, kacang-kacangan, dan makanan berlemak dapat dikonsumsi untuk membantu tubuh menghasilkan panas.
Dokter Faisal menyampaikan bahwa para pendaki sebaiknya cukup minum air untuk menghindari dehidrasi serta tidak mengonsumsi minuman beralkohol dan berkafein yang bisa mempercepat hilangnya panas tubuh.
"Tetap bergerak untuk menjaga sirkulasi darah. Jika harus berhenti, cari tempat yang terlindung dari angin dan gunakan lapisan tambahan untuk mencegah kehilangan panas," tutup dia.
Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.
Caranya mudah:
* Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse
* Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”
* Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”
* Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement
