Kecewa Jokowi Bangun Waduk Brigif, Warga: Tak Ada Sosialisasi

"Kami langsung disuruh kosongkan bangunan. Kami punya rumah dengan sertifikat tanah resmi. Tapi digusur gitu saja".

oleh Luqman Rimadi diperbarui 24 Apr 2014, 21:45 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2014, 21:45 WIB
Jokowi Blusukan ke Empang
Mantan walikota Solo itu sedang melihat desain Waduk Brigif di Jakarta, Kamis (24/4/14). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah warga merasa keberatan dengan rencana Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang akan menjadikan lahan empang di Jalan Aseli, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan menjadi sebuah Waduk. Sebab, untuk membangun waduk yang diberi nama Waduk Brigif itu, harus menggusur sebagian lahan dan rumah.

Hal tersebut diungkap oleh salah satu warga bernama Ica. Warga Jalan Aselih, RT 16 RW 01, itu mengaku pembangunan waduk tersebut dilakukan tanpa adanya proses sosialisasi terlebih dahulu kepada warga. Padahal untuk membangun waduk, harus menggusur sebagian rumah warga.

"Kami baru dapat surat kemarin malam. Yang memberikan Pak RW ke salah satu warga. Sebelumnya enggak pernah ada sosialisasi sama sekali," ujar Ica di lokasi pengerukan waduk, Kamis (24/4/2014).

Ica mengungkapkan, dalam selebaran surat yang ia terima, terdapat beberapa poin yang salah satunya memerintahkan kepada warga di sekitar lokasi yang akan dibangun waduk, untuk segera membongkar bangunan rumah masing-masing. Untuk biaya pembongkaran rumah, ditanggung oleh pemilik rumah masing-masing.

Surat yang diterima olehnya dan warga lainnya, itupun telah ditandatangani oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Manggas Rudi Siahaan.

"Kami langsung disuruh kosongkan bangunan. Kami punya rumah dengan sertifikat tanah resmi, nyekek leher dapetinnya. Tapi digusur gitu saja, sama seperti orang yang bangun di tanah enggak resmi," kata Ica.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Yamin, ia mengaku dirinya dan 38 kepala keluarga yang menempati lahan seluas 5.000 meter mengaku kecewa karena tidak adanya sosialisasi pembangunan waduk. "Kita kecewa dengan Pak Jokowi, Dinas PU, kok sosialisasinya enggak ada. Tiba-tiba ekskavator sudah main masuk aja," ujar Yamin.

Yamin mengungkapkan, pada dasarnya pihaknya tidak mempermasalahkan bila pembangunan waduk itu didahuli dengan sosialisasi dengan rentang waktu yang cukup lama. Semestinya, pembebasan lahan harus didahului oleh sosialisasi kepada warga yang rumahnya berada disekitar waduk tersebut.

Waduk Brigif rencananya akan dibangun diatas lahan seluas 10,3 hektar, dengan kedalaman 3 sampai 4 meter. Jokowi menargetkan pembangunan waduk akan rampung sampai akhir tahun ini.

"Ini paling 6-7 bulan lagi selesai..," kata Jokowi.

Jokowi juga mengatakan, dari seluruh luas waduk, yang sudah dibebaskan yaitu 6,6 hektar. Sisa lahan tersebut  masih menjadi milik warga. Namun demikian, Jokowi mengaku pihaknya melalui Dinas PU akan melakukan upaya negoisasi dengan warga yang masih mempertahankan lahannnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya