Lebih Awet, Pemprov DKI akan Gunakan Bus Produksi Eropa

Pekan depan prototipe bus Transjakarta asal Eropa dapat dilihat di Balaikota Jakarta. Bus ini bisa bertahan 20-30 tahun.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 05 Mei 2014, 12:58 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2014, 12:58 WIB
Bus Transjakarta
Bus Transjakarta (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar baik bagi warga Ibukota yang sehari-hari menggunakan kendaraan umum, khususnya Transjakarta. Sebab, armada bus Transjakarta tahun ini akan mulai menggunakan bus-bus produksi Eropa. Bahkan, rencananya pekan depan prototipe bus Transjakarta tersebut akan dapat dilihat di Balaikota Jakarta.

"Produk Eropa bisa bertahan 20-30 tahun. Minggu depan akan lihat prototipenya," ungkap Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota Jakarta, Senin (5/5/2014).

Mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan, bus merek Mercedes Benz akan mulai masuk ke DKI tahun depan sekitar Februari hingga Maret. Bus produksi Eropa itu akan digunakan untuk menambah armada Transjakarta yang selama ini sebagian besar merupakan produk Tiongkok.

Namun, Ahok menegaskan bahwa langkah Pemprov DKI ini bukan berarti menolak merek dari Negeri Tirai Bambu itu untuk masuk ke Ibukota.

"Silakan saja. Tapi kalau ada yang walaupun lebih mahal, tapi ada jaminan bisa tahan 20-30 tahun, tentu kita akan pilih itu dong," jelas pria yang akrab disapa Ahok itu.

Langkah Pemprov DKI ini merupakan dampak dari temuan belasan bus Transjakarta dan BKTB baru yang ternyata rusak dan karatan beberapa waktu lalu. Setelah kejadian itu, Ahok meminta pengadaan bus Transjakarta dilakukan dengan cermat.

Ahok mengatakan, tak masalah harga bus lebih mahal tapi berkualitas dan tidak berkarat seperti bus yang didatangkan dari Tiongkok. Ia menginginkan kualitas bus Transjakarta yang dibeli itu setara dengan merek-merek terkenal dan bukan merek-merek yang tidak jelas reputasinya.

"Kan bisa buat setara, Winchai tidak setara dengan Mercedes Benz atau Volvo," ujar dia.

Dalam kasus dugaan korupsi pada pengadaan bus Transjakarta ini, ada 2 pejabat Dishub DKI yang dijerat sebagai tersangka, yakni Pejabat Pembuat Komitmen Drajat Adhyaksa dan Ketua Panitia pengadaan Barang/Jasa Bidang Pekerjaan Konstruksi 1 Setyo Tuhu.

Dalam kasus ini, penyidik Kejagung menemukan adanya penyalahgunaan dalam kegiatan pengadaan armada bus Transjakarta senilai Rp 1 triliun dan pengadaan bus untuk peremajaan angkutan umum reguler senilai Rp 500 miliar oleh Dishub DKI Jakarta Tahun Anggaran 2013.

Beberapa saksi juga telah memberikan kesaksian mengenai pengadaan bus tersebut. Di antaranya mantan Kepala Dishub DKI Jakarta Udar Pristono. Udar Pristono dimutasi dari posisi Kadishub DKI Jakarta menjadi Anggota Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Provinsi DKI Jakarta saat ini setelah bus Transjakarta dan BKTB tiba di Jakarta yang diimpor dari China, kondisinya berkarat.

Kejagung juga memeriksa 3 konsultan pengawas dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yakni Muhajiri, Vian Marantha Haryanto, dan Wina Libyawati. Selain itu konsultan pengawas PT Citra Murni Semesta yakni I Gede Eka Lesmana, dan Yusrizal Syah dan Eko Haryanto selaku Ketua Panitia Pemeriksa atau Serah Terima Barang. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya