Liputan6.com, Jakarta - Middle East Respiratory Syndrome (MERS) atau disebut sindrom pernapasan Timur Tengah sedang mewabah. Penyebaran virus ini tak hanya meresahkan warga semenanjung Arab. Namun juga sejumlah negara lain.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (7/5/2014), otoritas Arab Saudi menyatakan pekan lalu virus MERS telah menewaskan 10 orang. Dengan demikian berarti sudah ada 115 orang yang meninggal karena virus tersebut.
Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) juga menyebutkan korban tewas terus bertambah tidak hanya dari negara semenanjung Arab. Tetapi juga di sejumlah negara lain.
Amerika Serikat salah satunya. Seorang warganya tewas tak lama setelah kembali dari Arab Saudi. Belum banyak yang diketahui dari virus tersebut dan oleh karenanya tak ada vaksin yang bisa melawannya.
Sebagai tahap awal, pasien dikarantina dan staf rumah sakit yang kontak langsung dengan pasien MERS dipantau dengan ketat.
Karantina juga diberlakukan Pemerintah Malaysia pada 15 orang yang kontak langsung dengan korban tewas akibat virus MERS. Selain itu Malaysia juga mengharuskan warganya yang berumrah untuk mendapatkan vaksin H1N1 selain vaksin meningitis.
Di Indonesia, 1 warga Serdang Bedagai, Sumatera Utara tengah dikarantina di Instalasi Infeksius Rumah Sakit Adam Malik, Medan. Perempuan 50 tahun tersebut baru pulang dari ibadah umrah. Keluhan demam dan sesak nafas mulai dirasakan sehari sebelum kepulangannya ke tanah air.
Sebelumnya warga Tapanuli Selatan, Sumatera Utara meninggal dunia di RS Adam Malik, Medan. Ia didiagnosa gagal pernafasan akibat infeksi luas di paru. Pria berusia 54 itu pun baru saja pulang dari umrah.
Meski ancaman virus MERS dinilai serius, namun Pemerintah RI belum akan melarang warganya mendatangi tanah suci. Setiap bulan sekitar 150 ribu orang mendatangi tanah suci untuk berumrah. Jumlah itu akan meningkat pada bulan puasa yang akan jatuh beberapa bulan lagi. (Mut)
Virus MERS Diduga Telah Menyebar ke Sejumlah Negara
WHO menyebutkan korban tewas terus bertambah tidak hanya dari negara semenanjung Arab. Tetapi juga di sejumlah negara lain.
diperbarui 07 Mei 2014, 13:14 WIBDiterbitkan 07 Mei 2014, 13:14 WIB
Belum ada terapi spesifik terhadap virus korona atau Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS CoV).... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Benarkah Orang yang Minta Ruqyah Tidak Masuk Surga Tanpa Hisab? Ini Kata Ustadz Khalid Basalamah dan Buya Yahya
Nasib Miris Siswi SMA di NTT, Disetubuhi Berulangkali dengan Ancaman Foto Panas
26 Perwira Dimutasi ke Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Ini Daftar Namanya
Oposisi Mars 16 Januari Jadi Waktu Terbaik Melihat Mars Lebih Dekat
Bandung Masuk Daftar Kota Termacet di Dunia, Warga Harus Bagaimana?
EKSKLUSIF Liputan6 SCTV: Patrick Kluivert Tidak Ingin Buang Waktu demi Bawa Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia dan Bahagiakan Suporter
Detik-Detik Satu Keluarga di NTT Disambar Petir di Pondok Kebun, Ayah Tewas 2 Anaknya Luka-Luka
Bolehkah Puasa Ayyamul Bidh Tidak Tanggal 13, 14 dan 15, Sahkah? Buya Yahya Menjawab
Misteri Tewasnya Purnawirawan TNI dengan KTA BIN di Perairan Marunda
Boaz Solossa Sambut Baik Kedatangan Patrick Kluivert di Timnas Indonesia
Heboh Koin Jagat Aplikasi Berburu Harta Karun, Dampak Buruknya?
Ibu di Lampung Timur Tega Habisi Nyawa Bayinya, Diduga Gunakan Golok