Gunung Slamet Tak Keluarkan Awan Panas Seperti Merapi

Surono mengatakan, magma Gunung Slamet lebih encer dibandingkan Gunung Merapi dan Kelud.

oleh Yanuar H diperbarui 13 Sep 2014, 20:36 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2014, 20:36 WIB
Sisi Lain Surono
(Liputan6 TV)

Liputan6.com, Yogyakarta - Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Surono mengatakan, Gunung Slamet termasuk dalam tipe letusan Strombolian. Dengan tipe ini, magma Gunung Slamet lebih encer dibandingkan Gunung Merapi dan Kelud.

"Karena magmanya encer, waktu mbledos (meletus) sak ampas-ampase (sama isi-isinya). Ampase ya itu magma kalau masih di dalam, kalau sudah di luar namanya lava. Nah, kalau Merapi itu magmanya kental. Untuk magmanya keluar dari permukaan itu perlu tenaganya besar. Kalau encer, diteken gleger-gleger gitu naik ke atas gampang. Energi nggak besar," ujar Surono usai memberikan kuliah umum di Ruang Seminar Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri UGM, Yogyakarta, Sabtu (13/9/2014).

Pria yang kerap disapa Mbah Rono ini mengungkapkan, meski berdekatan dengan Gunung Merapi, jenis magma Gunung Slamet sangat berbeda. Gunung Slamet lebih encer, tidak memerlukan daya tekan gas yang besar untuk mendorong magma. Karena ketika magma keluar tidak memerlukan gas yang banyak, sehingga tidak menimbulkan terjadinya awan panas atau wedus gembel seperti Merapi.

"Ya nggak ada (awan panas) wong keluar sampai ampase," ungkap Surono.

Surono menjelaskan, magma yang kental akan membutuhkan tekanan gas yang sangat kuat. Karena sulit bergerak ke permukaan magma akan perlahan-lahan naik dan mengalami pendinginan, sehingga ketika gunung meletus terjadi perubahan temperatur suhu yang didorong gas sangat besar.

"Nah kalau magmanya kental seperti Merapi seperti Kelud itu kalau sampai ke atas itu perlu energi yang besar. Kalau (magma) ke atas itu mendingin dan mengeluarkan gas banyak sekali. Gasnya semakin lama semakin banyak. Tekanannya semakin tinggi. Begitu mbledos (meletus) gas yang tadinya dari magma temperaturnya 1.300 gasnya paling tidak 800 dapat. Itu yang jadi awan panas," kata Surono.

Surono tidak mengetahui kenapa terjadi perbedaan magma antara Gunung Slamet dan Gunung Merapi. Walaupun letak gunung yang dekat.

"Magmanya berbeda. Ya sangat berbeda. Semeru dan Slamet dan Merapi berbeda. Magma Slamet kok ya encer, mungkin ke sananya kok encer. Mungkin bikinan Kebumen ke arah selatan Cilacap itu mungkin encer hehehe... Nggak ngerti," ujar Surono.

Surono meminta masyarakat tidak perlu heboh dan panik dengan aktivitas Gunung Slamet saat ini. Sebab radius berbahaya tidak lebih atau kurang  4 km dari puncak Gunung. Selain itu sejarah Gunung Slamet sejak 1772, erupsi Gunung Slamet tidak pernah melebihi Volcanic Eruption Index (VEI) II. (Sss)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya