Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Lasro Marbun mengaku kesal dengan tindakan para pekerja honorer di Disdik DKI Jakarta yang mengikuti seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS).
Kekesalan Lasro ini terkait ulah sekitar 300 tenaga honorer yang diduga memalsukan tanda tangan pengukuhan form K2 (surat keterangan masa kerja honorer) dari kepala sekolah.
"Ada yang dipalsukan tanda tangan kepala sekolah sekitar 300 orang untuk mendapatkan form K2. Yang baru kan sedang didata untuk mau diapakan sampai sekarang belum tahu," kata Lasro di Jakarta, Kamis (18/9/2014).
Dia mengatakan, penerimaan CPNS DKI Jakarta dari tenaga honorer saat ini sedang berlangsung. Namun, dalam proses pengesahan Nomor Induk Kepegawaian (NIK), ditemukan banyak yang tidak memiliki surat-surat resmi.
Lasro menjelaskan, form K2 yang 'bodong' karena masih banyak tenaga kerja honorer yang baru bekerja 1 tahun meminta dinaikkan menjadi CPNS DKI Jakarta. Padahal, secara aturan yang boleh mendaftarkan minimal 10 tahun kerja.
"Untuk form K2 ada yang sudah lulus atau belum. Dalam pengesahan NIP (nomor induk kepegawaian) ternyata setelah ditelusuri beberapa orang di antaranya banyak dokumen yang bodong," ucapnya.
Baca Juga
Seharusnya syarat untuk mendaftarkan form K2 itu adalah tenaga honorer yang sudah mengabdi sejak 31 Desember 2005. Namun, setelah diteliti ratusan honorer tersebut ternyata baru bekerja pada 2006. (Yus)
Advertisement