Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem Rachmawati Soekarnoputri menemui pimpinan DPR. Dalam pertemuan tersebut dia mengaku menyampaikan beberapa temuan kecurangan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 yang digelar 9 Juli lalu.
"Kami menemukan bukti-bukti kecurangan," kata Rachma usai menemui pimpinan DPR di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (9/10/2014).
Adik kandung Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu berujar, hasil pilpres lalu sudah dicampuri oleh kepentingan asing, termasuk dalam pelaksanaannya.
"Hasil pilpres sudah kooptasi dengan kepentingan kapitalis, asing. Data pemilu ini diambil bukan data BPS, tapi dari konsultan asing, kenapa bangsa menutup kecurangan itu," ujar dia.
Dia juga menyebut sang kakak Megawati sebagai pihak yang pro pada kepentingan asing. "Megawati sendiri sudah antek kapitalis, sudah antek-antek kapitalis semua kok ini, mereka kuasai semua," kata Rachma.
Sementara terkait persaingan antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) di parlemen, menurutnya hal yang biasa. Termasuk kemenangan KMP dalam sejumlah isu. "Ya itu sudah mekanismenya demikian, sudah layaknya," jelas Rachma.
Menurut dia, koalisi yang ada di parlemen bukan bicara tentang menang atau kalah, tapi untuk kepentingan hajat hidup rakyat banyak. "Saya sendiri bersyukur (KMP menang dari KIH), tapi ini bukan menang kalah, tapi untuk bangsa ke depan," tandas pendukung Prabowo-Hatta itu.
Rachmawati Beri Bukti Kecurangan Pilpres 2014 ke Pimpinan DPR
Rachmawati mengatakan, hasil pilpres lalu sudah dicampuri oleh kepentingan asing, termasuk dalam pelaksanaannya.
Diperbarui 09 Okt 2014, 17:43 WIBDiterbitkan 09 Okt 2014, 17:43 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
14 April 1935: Black Sunday, Saat Badai Debu Melumpuhkan Aktivitas Warga Amerika Serikat
Tiba di Yordania, Prabowo Disambut Langsung Raja Abdullah II
Ruben Amorim Sampaikan Kabar Tak Menyenangkan Usai Manchester United Dipermalukan Newcastle
Saat Syaikhona Kholil Usir Santrinya dengan Cara Tak Biasa, Kisah KH Ridwan Abdullah sang Pencipta Lambang NU
Darurat Kekeringan Ekstrem, Petani di Sulsel Terancam Gagal Panen
Kejagung Tetapkan 3 Hakim jadi Tersangka Suap Vonis Lepas Kasus Minyak Goreng
75 Tahun Hubungan Diplomatik, Xi Jinping ke Prabowo: China Siap Perkuat Kemitraan Strategis
137 Ribu Lebih Penumpang Naik Kereta Api Selama Angkutan Lebaran 2025 di Sumbar
Ngopi Sore dengan Kue Sifon Berlapis, dari Varian Jadul hingga Rasa Madu yang Lembut
Kinerja Keuangan Terjaga, Jamkrindo Tunjukkan Konsistensi Dukungan Terhadap Akses UMKM-K
Saat Mbah Moen Muda Bertemu Nabi Khidir di Pesantren Lirboyo, Begini Pesan KH Mahrus Ali
Kapok! 4 Wisatawan Prancis Tersesat di Gunung Egon usai Tolak Didampingi Pemandu Lokal