Kerugian Akibat Banjir di Kabupaten Solok Miliaran Rupiah

Hasil pendataan dan penghitungan sementara Pemkab Solok, Sumbar, kerugian akibat bencana banjir pada Jumat lalu mencapai Rp 3,9 miliar.

oleh Rinaldo diperbarui 02 Nov 2014, 19:36 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2014, 19:36 WIB
(Lip6 Siang) Banjir
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Arosuka - Hasil pendataan dan penghitungan sementara aparat pemerintahan Kecamatan Kubung dan Bukit Sundi, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, kerugian akibat bencana banjir pada Jumat lalu mencapai Rp 3,9 miliar.

Camat Kubung Feri Hendria mengatakan kerugian materil yang dialami warganya di 2 nagari (desa adat) yang dilanda banjir, Selayo dan Koto Baru, berkisar Rp 2,1 miliar.

Ia menyebutkan, kerusakan itu meliputi barang elektronik, 21 hektare areal persawahan petani, 5 ton ikan masyarakat yang hanyut terseret banjir, kerusakan 9 surau atau musala, serta sejumlah bangunan gedung SD, SMP dan SMA di wilayah kecamatan berpenduduk 52 ribuan jiwa tersebut yang rusak.

Dari hasil pendataan aparat pemerintahan kecamatan setempat, dibantu penyuluh pertanian dan perikanan, serta Wali Nagari Koto Baru dan Selayo, diketahui yang paling banyak mengalami kerugian materil adalah masyarakat yang bermukim di Nagari Selayo.

"Jumlah kerugian di Nagari Selayo Rp 1,9 miliar sedang di Koto Baru sekitar Rp 200 juta," katanya di Arosuka, Kabupaten Solok, Minggu (2/11/2014).

Secara terpisah Camat Bukit, Sundi Zaharman, mengatakan setelah dilakukan pendataan dan penghitungan oleh wali nagari di wilayahnya, jumlah kerugian materil akibat bencana banjir yang terjadi di kecamatan itu sekitar Rp 1,8 miliar.

"Kerugian cukup besar yang diderita masyarakat adalah banyaknya barang elektronik yang rusak akibat terendam banjir seperti televisi, komputer, lemari es bahkan sepeda motor," sebutnya.

Terkait hal itu, kata dia, pemerintahan kecamatan Kubung segera melaporkan jumlah kerugian tersebut ke Bupati Solok.

Kendati banjir di wilayahnya sudah mulai surut, kata dia, aparat pemerintahan Kecamatan Bukit Sundi mengingatkan masyarakat setempat, khususnya yang bermukim di pinggiran anak Sungai Batang Lembang, untuk tetap waspada atas kemungkinan terjadinya banjir kembali. (Ant)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya