Putri Gus Dur: Kepemimpinan Bukan Sekadar Pencitraan di Media

Jika sebagian besar umat masih menghadapi masalah kesulitan ekonomi, maka kepemimpinan etis tidak akan memamerkan kemewahan.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 27 Des 2014, 20:38 WIB
Diterbitkan 27 Des 2014, 20:38 WIB
Dua Putri Gus Dur Gagas Perubahan Lewat Gerakan Digital Nasional
Abdurahman Wahid/ Gus Dur. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu mengatasi beragam masalah kebangsaan seperti kemiskinan, bencana alam, korupsi, konflik, dan kekerasan. Bahkan, Indonesia dinilai perlu mengembangkan gerakan kepemimpinan yang bertumpu pada nilai-nilai etis dan memiliki sikap rendah hati.

Hal itu disampaikan Inayah Wahid, putri keempat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam acara peringatan 5 tahun wafatnya Gus Dur di kediaman Gus Dur, Jalan Warung Silah, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (27/12/2014) malam.

"Kepemimpinan etis itu ukurannya kepatutan, moralitas umum, dan kemaslahatan bersama. Bukan sekadar hukum formal dan pencitraan di media," ujar dia.

Inayah mengkritisi sikap pemimpin yang lebih suka mempertontonkan kemewahan dan kerap menyampaikan pernyataan yang bertolak belakang dengan perbuatan. Juga adanya pemimpin yang menurut dia, kekayaannya menumpuk di tengah hidup warganya yang menghadapi busung lapar.

Ia menambahkan, apabila tujuan dasar pemimpin adalah memenuhi kepentingan umat, maka seorang pemimpin harus betul-betul mengerti dan peka terhadap apa yang dirasakan umat yang yang dipimpinnya. Jika sebagian besar umat masih menghadapi masalah kesulitan ekonomi, maka kepemimpinan etis tidak akan memamerkan kemewahan dan kekayaan, meski memang sebetulnya memiliki cukup kekayaan. Karena itu lah tema tersebut diambil untuk Haul Gus Dur tahun ini.

"Menurut kami sekeluarga, tema kepemimpinan etis dan tawadhu penting untuk dimunculkan tahun ini karena pergantian kepemimpinan di Indonesia. pengingat bagi para pemimpin agar dalam kepemimpinannya mereka tawadhu kepada kepentingan umat. Kepentingan umatlah yang utama. Bukan kepentingan diri sendiri atau kelompok," tandas Inayah.

Dalam acara Haul ini, akan ada pembacaan tahlil oleh pengasuh Pesantren Al Aziziyah Denanyar Jombang Jawa Timur KH Azis Masyhuri. Acara ini juga akan diisi testimoni tentang kehidupan Presiden RI ke-4 tersebut. Di antaranya penampilan dari pelawak Mohamad Syakirun alias Kirun dan penulis Presiden Gus Dur untold stories, Priyo Sambadha. Sementara taushiyah, ceramah agama akan dibawakan Si Celurit Emas dari Madura: KH Dzawawi Imron.

Acara akan dimeriahkan pula dengan tarian sufi, pertunjukan lukisan bayangan pasir oleh seniman asal bandung Jafar Fauzan, dan pembacaan puisi Arab yang dibuat khusus KH Husein Muhammad, murid Gus Dur yang juga mantan komisioner Komnas Perempuan. (Mvi/Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya