Liputan6.com, Jakarta - Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu mengatasi beragam masalah kebangsaan seperti kemiskinan, bencana alam, korupsi, konflik, dan kekerasan. Bahkan, Indonesia dinilai perlu mengembangkan gerakan kepemimpinan yang bertumpu pada nilai-nilai etis dan memiliki sikap rendah hati.
Hal itu disampaikan Inayah Wahid, putri keempat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam acara peringatan 5 tahun wafatnya Gus Dur di kediaman Gus Dur, Jalan Warung Silah, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (27/12/2014) malam.
"Kepemimpinan etis itu ukurannya kepatutan, moralitas umum, dan kemaslahatan bersama. Bukan sekadar hukum formal dan pencitraan di media," ujar dia.
Inayah mengkritisi sikap pemimpin yang lebih suka mempertontonkan kemewahan dan kerap menyampaikan pernyataan yang bertolak belakang dengan perbuatan. Juga adanya pemimpin yang menurut dia, kekayaannya menumpuk di tengah hidup warganya yang menghadapi busung lapar.
Ia menambahkan, apabila tujuan dasar pemimpin adalah memenuhi kepentingan umat, maka seorang pemimpin harus betul-betul mengerti dan peka terhadap apa yang dirasakan umat yang yang dipimpinnya. Jika sebagian besar umat masih menghadapi masalah kesulitan ekonomi, maka kepemimpinan etis tidak akan memamerkan kemewahan dan kekayaan, meski memang sebetulnya memiliki cukup kekayaan. Karena itu lah tema tersebut diambil untuk Haul Gus Dur tahun ini.
"Menurut kami sekeluarga, tema kepemimpinan etis dan tawadhu penting untuk dimunculkan tahun ini karena pergantian kepemimpinan di Indonesia. pengingat bagi para pemimpin agar dalam kepemimpinannya mereka tawadhu kepada kepentingan umat. Kepentingan umatlah yang utama. Bukan kepentingan diri sendiri atau kelompok," tandas Inayah.
Dalam acara Haul ini, akan ada pembacaan tahlil oleh pengasuh Pesantren Al Aziziyah Denanyar Jombang Jawa Timur KH Azis Masyhuri. Acara ini juga akan diisi testimoni tentang kehidupan Presiden RI ke-4 tersebut. Di antaranya penampilan dari pelawak Mohamad Syakirun alias Kirun dan penulis Presiden Gus Dur untold stories, Priyo Sambadha. Sementara taushiyah, ceramah agama akan dibawakan Si Celurit Emas dari Madura: KH Dzawawi Imron.
Acara akan dimeriahkan pula dengan tarian sufi, pertunjukan lukisan bayangan pasir oleh seniman asal bandung Jafar Fauzan, dan pembacaan puisi Arab yang dibuat khusus KH Husein Muhammad, murid Gus Dur yang juga mantan komisioner Komnas Perempuan. (Mvi/Ali)
Putri Gus Dur: Kepemimpinan Bukan Sekadar Pencitraan di Media
Jika sebagian besar umat masih menghadapi masalah kesulitan ekonomi, maka kepemimpinan etis tidak akan memamerkan kemewahan.
Diperbarui 27 Des 2014, 20:38 WIBDiterbitkan 27 Des 2014, 20:38 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Sederet Pemimpin Dunia yang Bakal Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus
Patung MH Thamrin Dipindah ke Museum, Jakarta Akan Buat Versi Baru Lebih Besar di Jalan Thamrin
4 Model Baju Gamis Brokat untuk Akad Nikah Tren 2025: Tampil Anggun
Utang Demi Gelar Syukuran Berangkat Haji 2025, Bolehkah? Buya Yahya Bilang Begini
Mengulik Khan Shatyr, Bangunan Ikonik Berbentuk Tenda di Kazakhstan
Menolak Tua, Jackie Chan Tetap Lakukan Adegan Berbahaya Tanpa Stuntman Pada Film Aksi Panda Plan
Sudah Tayang, Berikut Sinopsis Episode Pertama Series Theo & Ruza
Pramono Ajak Warga Jakarta Ikut Earth Hour, Padamkan Listrik Serentak Mulai Pukul 20.30 WIB
Rhenald Kasali Mengundurkan Diri sebagai Komisaris Utama PT Pos Indonesia
5 Model Teras Rumah Joglo Modern, Bikin Hunian Makin Cantik dengan Nuansa Budaya
Gara-gara Buang Air ke Simbol Militer Rusia, Pria Ini Dihukum Penjara 4 Tahun
Motor Royal Enfield Ridwan Kamil yang Disita KPK, Belum Pernah Dilaporkan ke LHKPN