Liputan6.com, Surabaya - Malam tahun baru kali ini mungkin sedikit berbeda dengan momen tahun lalu. Tak semua orang di Tanah Air merayakannya dengan teriakan hura-hura atau pesta pora. Tak semuanya yang pasang kembang api tanda pergantian tahun. Malam tahun baru ini lebih dimanfaatkan sebagai momen untuk berdoa.
Doa terutama dipanjatkan untuk para korban pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak pada Minggu 28 Desember pagi dan kemudian beberapa puing pesawat dan jenazahnya ditemukan di Selat Karimata, antara Pulau Kalimantan dan Pulau Belitung, pada Selasa 30 Desember siang.
Indonesia tengah dirundung duka di akhir tahun atas musibah tersebut. Sejumlah kepala daerah menggelar doa bersama, zikir atau tahlil. Pengajian juga digelar di rumah duka penumpang Airbus A320-200 tersebut.
1.000 lilin dinyalakan di Taman Bungkul, Surabaya. Ibu Risma, panggilan karib Walikota Surabaya Tri Rismaharini, memimpin doa. Di tengah rintik hujan, kepala daerah yang dikenal sayang warga ini mendoakan agar mereka yang 'berpulang' mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan.
"Pada perayaan malam pergantian tahun ini, kita berdoa bersama untuk seluruh korban pesawat AirAsia supaya mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya, serta berdoa untuk keluarga korban supaya diberi kekuatan dan kesabaran menerima musibah ini," tutur dia, Rabu 31 Desember 2014.
Risma juga menambahkan, dalam doa tersebut, dirinya juga mendoakan warga Kota Surabaya serta mendoakan Kota Pahlawan ini. "Saya doakan juga untuk warga Kota Surabaya supaya pada tahun 2015 nanti bisa mengawali kehidupan yang lebih baik, dan semoga bencana besar AirAsia ini adalah bencana yang terakhir bagi Kota Surabaya," tandas Risma.
Walaupun dalam keadaan hujan, warga Kota surabaya tetap semangat mengikuti doa bersama tersebut demi para korban.
Turut hadir dalam acara tersebut adalah Wakil Walikota Surabaya Whisnu Sakti Buana, Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji, Kapolrestabes Surabaya Kombespol Setija Junianta, Kapolsek Wonokromo, Kompol Suryo Hapsoro, Komandan Korem (Danrem) 084/Bhaskara Jaya Kolonel Arh Nisan Setiadi , dan mantan pemain Persebaya Surabaya Andik Virmansyah.
Sejak AirAsia QZ8501 dinyatakan hilang, Tri Rismaharini setia mendampingi keluarga penumpang di Crisis Center Bandara Juanda, Sidoarjo. "Jadi saya punya warga 81, yang sudah rekam KTP ada 41, sisanya belum masuk KK Surabaya," kata Walikota Risma. Tak hanya menguatkan hati, Risma juga memerintahkan aparatnya untuk menjaga rumah keluarga penumpang AirAsia.
Hal serupa juga dilakukan di Malang, Jawa Timur. Dalam suasana duka atas tragedi pesawat AirAsia QZ8501, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang membatalkan kegiatan perayaan tahun baru atau malam pergantian tahun. Sebagai gantinya, pemerintah setempat bakal menggelar doa bersama di Balai Kota Malang.
"Kota Malang sedang berduka. Ada sekitar 30 warga kami yang menjadi penumpang pesawat itu. Karena itu, acara live music nanti malam dibatalkan. Kami ganti dengan menggelar tahlil kubro dan istigasah," kata Walikota Malang M Anton di Malang.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo memastikan tak ada perayaan di wilayahnya, Jawa Timur, selain Kota Surabaya dan Malang. Kebijakan ini diambil untuk menghargai keluarga korban pesawat AirAsia QZ8501 yang tengah berduka.
"Di Jatim tidak ada hiburan-hiburan yang disiapkan pada malam Tahun Baru, kita tiadakan," kata Soekarwo di Lapangan Udara TNI AL Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur.
"Bukan tidak boleh (ada perayaan), tapi kita harus hormati. Kita imbau kepada seluruh masyarakat Jawa Timur," ucap pria yang akrab disapa Pakde Karwo tersebut.
Di belahan Ibukota, konsep Jakarta Night Festival sedikit berubah: Tak ada perayaan dan hura-hura malam tahun baru. Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengimbau warga ibukota untuk tak terlampau larut dalam suasana pergantian malam tahun baru 2015.
"Jadi tidak ada suasana hura-hura. Kami harap masyarakat pahami ini," kata Djarot usai meresmikan mobil penyapu sampah jalan di Silang Barat Monas, Jakarta Selatan.
Dijelaskan dia, imbauan itu disampaikan untuk menghargai para korban dan juga keluarga korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata. Apalagi sebelumnya, beberapa musibah juga menimpa Indonesia. Seperti longsor di Banjarnegara, banjir di Kabupaten Bandung, dan kebakaran Pasar Klewer, Solo.
"Ini Indonesia dalam suasana duka. Jadi dirancang doa bersama. Supaya 2015 bangsa ini terhindar dari malapetaka. Untuk setiap panggung ada doa bersama, selain hiburan. Pengamanan siap. Setiap yang datang juga agar bisa amankan diri sendiri," ucap Djarot Saiful.
Doa di Rumah Keluarga
Keluarga penumpang Pesawat AirAsia QZ8501 menggelar doa bersama di rumah Jo Indri yang berada di Jalan Kupang Baru Nomor 58, Surabaya, Jawa Timur. Penumpang atas nama Jo Indri, Jie Stephanie Gunawan, Jie Steven Gunawan, Jie Stevie Gunawan, Jie Charly Gunawan, Meiji Thejakusuma serta Kristanto adalah 1 keluarga.
"Kita merasa ikut berduka atas peristiwa yang menimpa bangsa ini. Maka pada hari ini kita membacakan doa bersama secara Buddha supaya korban yang telah meninggal dunia sadar dan bahagia di alam yang baru. Dan bagi kita yang ditinggalkan harus kuat dan sabar menerima kenyataan ini," tutur Bhiku Jaya Medo dari Vihara Dhammadipa.
Dia juga mengatakan, pihak keluarga sangat shock atas peristiwa tersebut, karena 7 orang sekaligus yang menjadi korban jatuhnya pesawat itu.
Sebenarnya keluarga korban masih berharap ke-7 saudaranya itu selamat. Namun mereka berpikir realistis, jatuhnya pesawat di laut yang berkedalaman 25-30 meter itu kemungkinan tidak selamat.
"Jadi apa pun yang terjadi kita harus kuat, hidup harus terus dijalani, jangan larut dalam kesedihan terlalu lama," tandas Bhiku Jaya Medo.
Suasana duka juga mewarnai acara tahlilan untuk korban Gusti Made Sidharta dan istrinya Indah Nurwati berserta 2 anak mereka yang berlangsung di Jalan Simpang Gading, Kota Malang, Jawa Timur. Keluarga korban mengaku pasrah dan berharap jasad para korban pesawat AirAsia QZ 8501 segera ditemukan.
Memasuki hari ke-4 pencarian, tim gabungan SAR berhasil menemukan dan mengevakuasi total 7 jasad penumpang Pesawat AirAsia QZ8501. 3 jasad ditemukan Selasa kemarin yang terdiri dari 2 jenazah berjenis kelamin perempuan dan 1 laki-laki.
Kemudian 3 jasad yang ditemukan Rabu pagi tadi, yakni 2 berjenis kelamin laki-laki dan 1 perempuan. Serta 1 jasad lagi ditemukan siang ini berjenis kelamin laki-laki. Sampai saat ini, sudah 2 dari 5 jasad yang diterbangkan dari Pangkalan Bun ke Surabaya untuk proses identifikasi lebih dalam oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri.
Selain temuan jasad penumpang, tim SAR gabungan sejak kemarin juga berhasil menemukan sejumlah benda dan serpihan bagian dari Pesawat AirAsia QZ8501. Baik benda, serpihan, maupun jasad itu ditemukan mengapung di Sektor V pencarian, tepatnya di perairan bagian utara Laut Jawa dekat Selat Karimata atau tidak jauh dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
AirAsia QZ8501 itu hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu tinggal landas dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat.
Pesawat jenis Airbus A320-200 dengan register PK-AXC itu dipiloti Kapten Iriyanto dan kopilot Kapten Remi Emmanuel Plesel, serta 4 awak kabin, yakni Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi, dan 1 teknisi bernama Saiful Rakhmad.
Kapal terbang AirAsia itu berpenumpang 155 orang, terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 penumpang anak-anak, dan ‎1 bayi. Penumpang didominasi dari warga negara Indonesia, 1 WN Singapura, 1 WN Inggris, 1 WN Malaysia, dan 3 WN Korea Selatan. (Riz/Ans)