Liputan6.com, Malang - Dalam suasana duka atas tragedi pesawat AirAsia QZ8501, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, Jawa Timur, membatalkan kegiatan perayaan tahun baru atau malam pergantian tahun. Sebagai gantinya, pemerintah setempat bakal menggelar doa bersama di Balai Kota Malang.
"Kota Malang sedang berduka. Ada sekitar 30 warga kami yang menjadi penumpang pesawat itu. Karena itu, acara live music nanti malam dibatalkan. Kami ganti dengan menggelar tahlil kubro dan istigasah," kata Walikota Malang M Anton di Malang, Rabu (31/12/2014).
Kendati demikian, sejumlah rangkaian kegiatan perayaan pergantian tahun seperti pesta kembang api tetap akan dilaksanakan. Hanya volume kembang api akan sedikit dikurangi. "Kembang api tetap ada, tapi tidak terlalu besar," tandas Anton.
Saat ini, sebuah panggung raksasa telah didirikan di depan Balai Kota Malang lengkap dengan peralatan musik dan sound system. Bahkan 2 buah layar raksasa juga dipasang di tengah Alun-Alun Tugu yang rencananya difungsikan untuk menyiarkan pertunjukan musik tersebut.
Berdasarkan manifes penumpang AirAsia yang dikeluarkan di Bandara Juanda Surabaya, sekitar 30 nama di antaranya diketahui berasal dari Malang.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, J Hartono, mengatakan, nama-nama para penumpang asal Kota Malang itu masih akan dicocokkan lagi ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil).
"Saya hanya mendapatkan data nama - nama saja. Guna mengetahui alamat pastinya, nama - nama itu kami cek lagi ke Dispendukcapil," kata Hartono.
Pemkot Malang juga mempersiapkan 7 unit mobil ambulans untuk menjemput jenazah penumpang AirAsia QZ8501 yang berasal dari kota apel tersebut. Armada ambulans itu bakal siap membantu mengevakuasi jenazah dari Bandara Internasional Juanda, Surabaya ke Malang.
"Armada ambulans kami siagakan di posko yang didirikan di kantor kami," kata Kepala Dinas Sosial Kota Malang, Djoko Yuwono.
Sementara itu, posko Crisis Centre di Terminal 2 Bandara Juanda tetap akan dibuka kendati RS Bhayangkara Surabaya akan dijadikan pusat informasi yang baru.
"Crisis Center di Terminal 2 Bandara (Internasional)Â Juanda tetap dibuka menjadi operation crisis center. Dan ditambahkan Crisis Center di RS Bhayangkara sebagai Disaster Victim Identification (DVI)," ungkap Humas Bandara Juanda, Surya Eka. (Riz/Yus)
Advertisement