BKD DKI Akui Camat Penodong Airsoft Gun Baru Dilantik Ahok

Agus mengatakan pihaknya dan Inspektorat DKI segera memeriksa camat tersebut. "Punya senjata harus ada izin, sah atau nggak," ujar dia.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 21 Jan 2015, 04:54 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2015, 04:54 WIB
Ilustrasi Penembakan
Ilustrasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Agus Suradika mengakui pelaku penodongan terhadap seorang warga di Kampung Asem RT 6 RW 5 Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, adalah seorang camat yang baru saja dipromosikan pada 2 Januari lalu.

"Iya (camat hasil promosi 2 Januari)," kata Agus saat dihubungi, Jakarta, Selasa (20/1/2015).

Ia mengatakan baru mendapatkan informasi bahwa camat itu berinisial YN (35) bertugas di wilayah Jakarta Utara. Namun, dirinya enggan menjelaskan secara detail siapa sebenarnya camat tersebut.

"Baru tahu juga camat di Jakarta Utara," kata mantan Wakil Kepala Dinas Pendidikan itu.

Agus juga mengatakan pihaknya dan Inspektorat DKI segera memeriksa camat tersebut. "Camat itu akan kita periksa secepatnya. Punya senjata harus ada kepemilikian izin sah atau nggak? Kami akan bertanya latar belakang menyodorkan airsoft gun ke warga," tegas dia.

Ia mengatakan, seharusnya seorang camat bisa mengayomi warga, bukan malah membuat warga khawatir atau takut. Karena itu, jika diperiksa dan ternyata benar camat tersebut menodong seorang warga menggunakan airsoft gun dengan alasan apa pun, maka akan diberi sanksi sedang hingga berat.

"Bisa distafkan atau turun pangkat. Saya juga baru tahu kalau udah ke polisi tadinya mau di BAP," ucap dia.

Selasa dini hari, terjadi peristiwa yang diduga penodongan dengan airsoft gun oleh oknum camat berinisial YN kepada warga berinisial RHS. YN sempat cekcok dengan RHS terkait masalah penjualan tanah. Kemudian YN menodongkan airsoft gun yang lalu ditepis RHS, akibatnya pistol meletus ke arah bawah.

YN sendiri baru menjabat sebagai camat usai dilantik pada 2 Januari lalu di Monumen Nasional bersama ribuan pejabat eselon II dan III. Saat dikonfiormasi kepada Camat Penjaringan Jakarta Utara, Yani Wahyu Purwoko, yang diduga sebagai pelaku, dia membantah adanya soal letusan tersebut. (Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya