Bertemu Prabowo, Jokowi Dinilai Cari Dukungan Politik

Direktur Political Communication Institute Heri Budianto memaknai pertemuan Jokowi dan Prabowo sebagai salah satu upaya politik Jokowi.

oleh Audrey Santoso diperbarui 31 Jan 2015, 08:30 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2015, 08:30 WIB
Jokowi dan Prabowo Tampak Akur di Istana Bogor
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ketua Umum Partai Gerindra yang juga pimpinan Koalisi Merah Putih Prabowo Subianto bertemu di Istana Bogor, pada Kamis 29 Januari lalu.

Direktur Political Communication Institute Heri Budianto memaknai pertemuan Jokowi dan Prabowo sebagai salah satu upaya Jokowi mendapatkan dukungan politik dari luar tubuh Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

Menurut dia, pertemuan kedua tokoh nasional yang sempat bersaing demi mendapatkan posisi nomor 1 di negeri ini menyiratkan kondisi KIH yang sedang tak harmonis.

"Dari banyak momen, momen yang paling terang benderang adalah saat Prabowo bertemu Jokowi. Jokowi seolah meminjam tokoh-tokoh ini untuk melakukan sesuatu. Tak bisa disangkal lagi kalau di tubuh KIH sedang ada masalah," jelas dia di Kawasan Jakarta Pusat, Jumat (30/1/2015)

Heri menilai telah terjadi dualisme paham yang mencoba mempengaruhi keputusan Jokowi terkait pelantikan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri. Sebagian mengatakan demi terlaksananya undang-undang, Budi gunawan harus dilantik. Sebagian mengatakan demi mendengar aspirasi rakyat, sebaiknya pelantikan Budi Gunawan dibatalkan.

"Memang dari aspek hukumm ada dua kubu yang berseberangan. Ada yang bilang hukum di atas etika dan etika di atas hukum" tandasnya.

Kisruh pencalonan Komisaris Jendral Budi Gunawan sebagai Kapolri mencuat ke permukaan saat calon tunggal Kapolri tersebut dinyatakan tersangka pemilik rekening gendut oleh KPK.

Selang dua pekan, Wakik Ketua KPK Bambang Widjojanto ditangkap oleh Bareskrim Polri dengan tuduhan memengaruhi saksi saat sidang Pilkada Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Hal ini menimbulkan kecaman dari berbagai elemen masyarakat yang pro KPK dan menyebutnya kriminalisasi terhadap KPK.

Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK sebelumnya mengatakan pertemuan keduanya adalah langkah baik yang mampu menciptakan stabilitas politik.

"Kan Pak Jokowi ya menerima tamu, menerima ketua partai kan bagus, supaya negeri ini aman politiknya stabil. Itu tanda tanda bahwa politik kita lebih stabil dari perkiraan, tidak ada partai yang tidak bersahabat," kata JK di Kantor Wapres, Jakarta, 30 Januari.

JK membantah, dalam pertemuan tersebut, Jokowi dan Prabowo melakukan sebuah perjanjian politik. Dia menegaskan, pertemuan itu untuk menciptakan kesadaran membangun bangsa bersama-sama.

"Tidak ada deal-nya, ini saya pikir semua sadar untuk membangun negeri ini secara bersama sama. Ya berpikir boleh-boleh saja, tapi tidak begitu, bahwa bersama-sama ingin membangun bangsa ini," tutur Jusuf Kalla.

 

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya