Liputan6.com, Jakarta - TNI mengakui adanya dugaan pemukulan atau penganiayaan 2 polisi oleh anggota POM TNI AL. Namun TNI membantah adanya dugaan pengeroyokan seperti dikabarkan sebelumnya.
Kadispen TNI AL Laksamana Pertama TNI Manahan Simorangkir memaparkan kronologi dugaan pemukulan tersebut. Kejadian bermula ketika sejumlah anggota POM TNI AL melakukan razia gabungan di Bengkel Cafe, kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Sabtu 6 Februari 2015.
"Yang benar adalah kejadian yang terjadi adalah hari Sabtu jam 00.00 dilaksanakan operasi gaktib (penegakan dan penertiban) gabungan sesuai direktif pengamanan TNI yang dipimpin oleh Puspomal ke tempat hiburan malam, diikuti oleh pers gabungan berjumlah 48 orang," ujar Simorangkir kepada Liputan6.com, Minggu (8/2/2015).
Selain itu, lanjut Simorangkir, operasi ini juga diikuti dari POM AL, POM AU, POM AD, dan Propam. "Di salah satu tempat hiburan, dalam ruangan ada 5 orang dan beberapa perempuan yang oleh tim dimintai identitas tidak mau diberikan," jelas dia.
"Bahkan 1 orang mengeluarkan pistol. Saat itu salah satu anggota tim patroli melakukan pemukulan. Sampai sebelum dibawa ke Puspomal orang tersebut tidak mau menunjukkan identitasnya. Semua yang terjaring operasi penegakan dan penertiban, baik AD, AL AU, termasuk orang yang tidak mau menunjukkan identitasnya," papar dia.
Kemudian, kata Simorangkir, pada saat mau dites urine, terduga polisi tersebut tidak bersedia. "Pada saat mau dites urine yang bersangkutan juga tidak mau. Kemungkinan orang tersebut menggunakan obat," sambung dia.
Pada pagi harinya, Simorangkir menambahkan, pihak Polda Metro Jaya mendatangi POM AL untuk menjemput polisi tersebut dan meminta barang bukti berupa foto dihapus.
"Pagi hari Dir PMJ Polda datang ke Pupomal untuk menjemput orang (polisi) tersebut. Dan minta foto-foto yang ada dihapus, dan dilakukan perdamaian dengan tidak saling menuntut. Demikian kejadiannya," tandas Simorangkir.
Sebelumnya beredar informasi yang menyebutkan, telah terjadi tindakan pengeroyokan atau penganiayaan oleh sekelompok anggota POM TNI AL, yang berjumlah sekitar 30 orang, terhadap 2 perwira menengah Polri yang berinisial TA dari Jatanras Polda Metro Jaya dan KP NH dari Mabes Polri.
Dugaan pengeroyokan ini juga telah dibenarkan sebelumnya oleh Polda Metro Jaya. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto menyesalkan kejadian tersbeut.
"Insiden itu benar terjadi. Kami meyesalkan hal itu," ujar Heru saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Minggu, (8/2/2015). Kedua anggota polisi itu saat ini tengah dirawat di RS Siloam, Tangerang, Banten.
Sementara Kapuspen TNI Mayjen TNI M Fuad Basya membantah terjadi pengeroyokan, tapi ada dugaan pemukulan karena ada perlawanan saat operasi tempat hiburan malam tersebut. (Rmn/Ado)
Kronologi Pemukulan 2 Polisi oleh Anggota POM TNI AL
Polisi yang diduga dipukul anggota TNI sempat diminta menjalani tes urine oleh anggota POM TNI AL namun menolak. .
diperbarui 08 Feb 2015, 17:58 WIBDiterbitkan 08 Feb 2015, 17:58 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cak Imin Prihatin Siswa SD di Medan Duduk di Lantai karena Belum Bayar SPP: Kita Carikan Solusi
Miftah Maulana Dituduh Playing Victim Usai Kembali Isi Pengajian, Memang Bagaimana Ciri-cirinya?
Deretan Nama Kampung di Kecamatan Kraton Yogyakarta yang Terinspirasi dari Nama Dalem Pangeran
Amal Tidak Menjamin Masuk Surga, Mengapa Harus Tetap Beribadah? Simak Jawabannya
Siswa SD di Medan Dihukum Duduk di Lantai karena Nunggak SPP, Orangtua: Jaga Mental, Saya Akan Tarik dari Sekolah
Kemenag Dorong Pengukuhan 600 Ribuan Guru Profesional Pendidikan Islam
Karakter Masyarakat Banyumas di Balik Logat Ngapak
Disanksi PTDH Karena Perkosa dan Paksa Pacarnya Aborsi, Bripda F Ternyata Bertugas Lagi
Diguyur Hujan Semalaman, Ratusan Rumah di Pesisir Barat Lampung Terendam Banjir
Puasa Ayyamul Bidh Rajab: Jadwal Januari 2025, Niat dan Keutamaan Pahala Dobel
Gunung Semeru Erupsi, Tinggi Letusan Capai 700 Meter
3 Negara Selain Indonesia yang Ganti Pelatih di Tengah Kualifikasi Piala Dunia 2026: Ada yang Sukses?